CHAPTER 9

7.1K 712 37
                                    

🐍🦁

"Darrel, hentikan itu," kata Draco sambil terus memeriksa essay para muridnya.

Darrel seakan tak mendengar, dia terus terbang mengelilingi ruangan dengan sapu terbang kecilnya sambil tertawa senang bersama Kreacher yang berlari-lari mengejarnya., "Kejar aku, Kreacher, cepat!" serunya.

Akhir pekan ini Draco menyempatkan diri untuk pulang menjenguk putra semata wayangnya itu di Manor. Severus sedang ada keperluan di luar kota dan Harry belum bisa pulang karena kesibukannya di Hogwarts.

Draco menekan keningnya, dia tak habis pikir dengan tingkah laku anaknya yang terlalu aktif itu. Draco menahan napas melihat ulah anaknya yang tak juga mau berhenti, anak lelaki berusia lima tahun itu terlalu lincah seakan tak memiliki rasa lelah. Anak yang didapatnya dari Harry dengan keistimewaan yang diberikan oleh para peri.

Darrel terus tertawa riang sambil meminta Kreacher untuk mengejarnya, Draco sedikit merasa takut melihat itu, "Darrel, hentikan... kalau kau terus seperti itu kau akan... perhatikan depanmu, Son!" teriak Draco.

BRUUGH...!

Terlambat... Darrel tak melihat pilar marmer di depannya dan terjatuh ke lantai.

Draco melompat dari kursinya dan menghampiri anaknya.

"Daddy..." rintih Darrel pelan dengan menahan sakit pada kakinya.

Draco bersendekap, dia lega karena tak ada luka serius pada anak itu, tapi tetap saja dia harus memarahi Darrel, "Jangan menangis!" katanya.

Darrel terdiam, dia menelan isaknya yang hampir keluar dari mulutnya, kepalanya yang ditumbuhi rambut pirang seperti ayah dan kakeknya menggeleng pelan.

Draco berusaha keras menahan rasa kasihannya, dia dan Harry sepakat untuk tak mendidik Darrel tumbuh menjadi anak manja.

"Ada apa, Draco?" tanya Narcissa panik begitu mendengar suara ribut di ruang tengah, "Merlin, kau kenapa sayang?" teriak Narcissa melihat cucunya terduduk di lantai sambil memegangi lututnya.

"Mum, jangan mendekat, biarkan aku bicara dulu dengan Darrel," perintah Draco.

Narcissa menurut, dia selalu menghargai cara Draco dan Harry mendidik anaknya walau terkadang hatinya sebagai nenek tak tega melihat cucunya dihukum oleh para ayahnya.

"Daddy sudah bilang agar kau hentikan terbang seperti itu, kau dengar?" tanya Draco.

Darrel menggangguk pelan dengan mata yang tampak berkaca-kaca.

"Kenapa kau tak mau menurut apa yang Daddy katakan?" tanya Draco lagi.

Darrel menunduk, sekuat tenaga dia berusaha untuk tak menangis.

Tak berapa lama perapian menyala terang dan keluarlah Harry dari dalamnya. Dia mengernyit bingung melihat Draco, Narcissa dan Darrel di sana, terlebih karena Darrel terduduk di lantai putih dengan wajah setengah menangis. Perlahan dia menghampiri Draco setelah mencium pipi Narcissa sebagai salam, "Ada apa?" tanyanya pada pria yang telah mengikat hatinya sejak enam tahun silam itu.

Darrel tak berani menatap para ayahnya karena dia merasa bersalah, dia terus menunduk dalam.

Draco menceritakan apa yang terjadi pada Harry dan Harry pun mengangguk mengerti, "Kenapa kau tak mendengar kata-kata Daddy Draco, Darrel?" tanyanya pelan tanpa nada menyalahkan.

SOULMATESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang