LMYLM

40 3 0
                                    

Mimpi itu terus saja terulang. Seorang wanita dengan jilbab putihnya mendekap tubuhku dengan erat. Suaranya teramat lembut menusuk kalbu "ini umimu" ucapnya seperti angin menyapu indraku.

.
..
...
....

"Siapa dia" gibran terbangun dengan nafas terengah. Matanya membulat sempurna, suhu tubuhnya memanas seketika.

Semua mata tertuju padanya. jam 3 dini hari memang sudah sangat lajim bagi penghuni kobong pesantren gibran. Teman-teman sekobong (kamar di pesantren) gibran curi-curi pandang kearah gibran yang menurut mereka sangat aneh. Tidak ada yang berani bertanya keadaam gibran saat itu, bahkan mereka memilih acuh dan segera bersiap pergi ke masjid untuk solat tahajud.

Bisik-bisik pun mulai saling bersahutan.

'Kenapa tuh anak kulkas'

'Mimpi buruk kali'

'Samperin jangan?'

'Jangan, kamu mau emang nya dicuekin. Terus dia diliatin kamu kaya TAI'

Mendengarnya saja mampu menciutkan niat baiknya tadi.

'Cuekin aja cuekin, pura-pura gak liat aja'

Gibran mengusap wajahnya kasar setelah dirasa nafasnya sudah kembali normal. Ia mendecih mendengar bisik-bisik teman sekamarnya. Bukan apa-apa gibran hanya tak suda dibicarakan diam-diam seperti ini.

Dilihat segerombolan laki-laki teman nya gibran yang jumlahnya 4 biji itu berlalu. Ia hendak pergi kemasjid karna sudah siap dengan setelah peci dan sarung khas anak pesantrenan.

Lagi-lagi gibran sendirian.

"Eh" seorang laki-laki yang terkenal julukan 'sasaran bullying' itu mengernyit ketika tangannya di cekal oleh seorang laki-laki yang mempunyai rumor bisu ini.

"Mau kemana?" Tanya gibran pada laki-laki di hadapannya.

"M-mm aa-nu mau solat ke masjid" ujarnya terbata.

"Solat apaan pagi buta kaya gini" gumaman gibran yang mampu di dengar oleh laki-laki dihadapannya.

"S-solat taaa-haajud" masih saja ia bergetar dan terbata ketika berbicara. Gibran yakin dia bukan anaknya ajis gagap.

"Saya ngikut"

***

Namaya Adhan, sudah sejak SD kelas 1 ia tinggal di pasantren. Dan selama itu ia tinggal di pesantren ini segala penderitaan dia terima. Lelaki dengan postur tubuh tidak terlalu pendek tapi tidak se tinggi gibran ini mempunyai badan yang kurus, jika saja aada angin tornado mungkin tak menunggu lama lagi ia sudah terbawa angin itu. Selama itu pula adhan tak punya teman, semua orang selalu menatapnya jijik. Entah karna ia seorang anak malang yang orang tuanya entah berantah. Dulu adhan pernah tinggal bersama dengan nenek tua di penghujung desa. Akan tetapi ketika usianya 7 tahun nenek baik tersebut meninggal dunia.

Adhan fikir ia adalah kerabatnya, tapi ternyata bukan. Nenek itu hanya malaikat yang menolongnya ketika semua warga menolak kehadiran bayi yang entah siapa orang tuanya.

Menurut warga setempat ibu adhan adalah seorang gadis desa belasan tahun yang terjun dalam pekerjaan melacur dengan alasan kesulitan perekonomian, namun naas ia harus hamil tanpa tahu siapa orang yang harus ia mintai pertanggung jawabannya.

Listen Me "You Love Me" (Tamat-Lengkap)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt