42

4.6K 387 23
                                    

Selamat membaca ❤

"Kan sudah ku bilangin berkali-kali. Bahwa jam lima pagi itu kamu harus ke masjid untuk menuaikan shalat shubuh. Bangun, Brian. Bangun!" Fatimah membangunkan suami nya yang sedang tidur dengan pulas.


"5 menit lagi ya?" ujar Brian dengan suara seraknya.

"Enggak ada kata 5 menit lagi! Bangun!"

"Iya sayang, aku bangun. Tapi cium dulu." pinta Brian dengan muka bantal nya.

Cuuup.

Fatimah pun mencium pipi kanan Brian.

"Loh, kok di pipi sayang." ujar Brian kecewa.

"Brian! Cepat keluar. Gua sama yang lain sudah nungguin lo." suara Darel di luar kamar menggelegar.

Brian berdecak kesal. Dan menatap istrinya dengan muka sedih.

"Sayang...."

Fatimah membalasnya tatapan dengan tajam dan galak.

"Pergi kamu! Atau enggak---"

"Iya iya." akhirnya Brian pun beranjak dari tempat tidur dan masuk kedalam kamar mandi untuk berwudhu. Sedangkan Fatimah mempersiapkan baju kokoh sang suami.

Pada saat Brian keluar dari kamar mandi. Brian menatap lembut kepada istrinya yang sedang mengelus perut datar nya.

Brian pun memeluk nya dari belakang.

"Sabar ya sayang, kita berusaha dulu. Supaya kita memiliki anak yang banyak," ujar Brian lembut dan mengelus elus perut datar istrinya.

"Aku enggak sabar. Dia akan manggil aku Ayah, kamu akan dipanggil bunda. Kita akan menjadi keluarga bahagia."

"Aamin. Sudah kamu pergi dulu, udah mau qomat."

Fatimah memberikan baju kokoh berwarna merah, sarung hitam dan peci, kepada suaminya.

Brian pun memasangnya dengan gesit karena sudah di panggil panggil oleh sepupunya.

"Iya bentar Rel. Aku pergi dulu ya, Assalamualaikum sayang." ujar Brian. Fatimah langsung salim kepada suaminya.

"Waalaikumsalam."

Pada saat Brian membuka pintu kamar. Terdapat Darel dengan muka kesal. "Bukan Lo doang yang di usir. Gua juga, Yang lain juga. Lihat noh! Istri gua sudah melotot karena gua belum berangkat-berangkat. Sedangkan Papa sudah berangkat dari tadi."

Brian hanya cengengesan saat menatap satu persatu sahabat yang sudah kesal menunggu dirinya.

"Sorry brother. Let's go!"

Darel menghela nafasnya kasar. Dan langsung pergi sambil menarik Brian.

Mereka pun pergi ke masjid yang sebentar lagi akan berqomat.

Fatimah hanya menggelengkan kepalanya. Dan dia menghampiri Dayra.

"Kamu sudah memberitahu ke Darel. Kalau kamu hamil?"

MAFIA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang