🌄 HAL. 16 || Acara dan Rahasia

32 5 0
                                    

Selamat Membaca


*

*

*

Untuk pertama kalinya, aku datang ke sebuah acara formal tanpa kedua orang tuaku. Biasanya yang mereka mengajakku. Tapi kali ini, aku datang dengan orang tua sahabatku.

Selama acara aku tidak bisa jauh dengan Bima ataupun Tante Sukma. Hanya mereka yang ku kenal. Sedangkan Om Bram bertemu para petinggi perusahaan yang hadir diacara tersebut. Tamu yang datang memang tidak banyak. Mungkin hanya beberapa direksi perusahaan yang menjalin hubungan kerjasama.

Secara pribadi, aku sering diperkenalkan oleh Tante Sukma ke beberpa teman-temannya. Dan juga putra putri mereka. Ya, hanya sebatas berkenalan. Setelah itu aku akan lupa dengan nama mereka. Yang membuatku tidak nyaman adalah saat mereka mengira aku kekasih Bima. Aku ingin menampiknya, tetapi Bima mengiyakan perkataan mereka dengan menggandeng tanganku. Seolah-olah aku ini benar-benar kekasihnya. Sepertinya Bima memang sengaja. Itu semua sangat jelas terlihat dari caranya tersenyum.

Aku segera melepaskan tangan Bima. Secara diam-diam tanganku mencubit badannya. Bima terlihat kesakitan ingin berteriak, namun tertahan.

"Sakit, Mit." rintih Bima.

"Sekali lagi ngomong seperti tadi, aku pukul kepalamu." ancamku berbisik.

"Astaga... Galak banget jadi cewek."

Aku diam menahan kesal. Aku dan Bima saling membuang muka. Beberapa kali kami saling melirik secara. Kedua lirikan bertemu di satu titik, dengan cepat aku dan– hah... Bima kembali membuang muka.

"Sana pergi!" ucapku pelan.

Aku melakukan itu, karena Bima sengaja berdiri sangat dekat denganku. Berkali-kali, aku berpindah tempat. Tetapi, dia selalu mengikutiku.

"Jaga jarak, Bim!"

"Gak mau." tolaknya

Aku mendengus kesal. Lantas, aku segera mendorong tubuhnya menjauh dariku. Lebih tepatnya mendekatkan dia ke Om Bram. Setelah itu, aku meninggalkan dia menghampiri tante Sukma.


"Mita, kamu kenapa?" tanya Tante Sukma.

"Tante, aku bosan." jawabku berbisik.

"Tante juga begitu." balas Tante Sukma memelan.

"Benarkah?"

Tante Sukma mengangguk. Syukurlah jika tante Sukma merasakan hal yang sama sepertiku.

"Kapan kita bisa pulang?" ku tanya lagi.

"Tante juga kurang tahu soal itu." jawab tante Sukma setelah mengangkat kedua pundaknya.

Pada intinya, acaranya buatku sangat membosankan. Acara ini tidak cocok denganku. Acara ini sangat pas untuk untuk mereka yang memang menyukai acara formal. Tidak ada musik, tidak ada permainan. Hanya terdapat suara gemuruh di dalam ruangan. Itupun membahas tentang kerja sama lanjutan.

Tak lama kemudian, Om Bram dan juga Bima datang. Mereka tak hanya berdua, tapi ada seorang pria yang nampak lebih tua dari Om Bram bersama mereka, dan juga seorang gadis.

1. Hi & Bye Saka ✓Where stories live. Discover now