HAL. 23

24 2 0
                                    

Selamat Membaca


*

*

*

Kata dokter, hari ini Saka bisa pulang. Setelah perawatan selama hampir 2 minggu. Aku adalah orang yang menantikan ini. Aku sangat bersemangat, menjemput Saka.

Sejauh ini, hanya aku yang mendampingi Saka. Om Bram ada meeting di kantornya. Sedangkan Tante Sukma, belum kunjung datang.

Aku merapikan rambut Saka. Tapi, Saka malah menatapku dengan wajah yang menggemaskan. Matanya seperti anak anjing yang ingin dimanja. Namun, wajahnya seperti kelinci.

Ugh... Gemes banget.

"Kamu kenapa menatapku begitu?" tanyaku.

"Apa aku boleh memeluk kamu?" tanya-nya.

Aku terkekeh. "Ya ampun, Ka. Mau pelukan aja harus minta ijin dulu."

"Aku takut, kamu tidak suka jika aku peluk tiba-tiba."

"Enggak kok. Sini peluk!"

Lantas, pria yang duduk didepanku ini melingkarkan kedua tangannya ke pinggangku. Dekapannya sangat erat dan- Aku merasakan sesuatu. Tapi apa?

Drrrttt

Drrrttt

Drrrttt

"Ka, ponselmu bunyi." ucapku melihat ponsel yang disamping Saka bergetar.

Saka melepaskan pelukannya malas. Lalu memperlihatkan layar ponselnya padaku. 'Mama Sukma' nama yang terlihat dilayar ponselnya. Lantas memberikannya padaku.

Aku tahu maksudnya. Saka ingin aku menjawab panggilan itu. Kemudian, Saka kembali melingkarkan tangannya.

"Halo, tante. Ini Mita." sapaku.

"Halo Mita. Kamu dan Saka masih dirumah sakit?"

"Iya, tante."

"Mita, sebelumnya tante minta maaf sudah membuat kalian menunggu. Hari ini, tante tidak bisa menjemput Saka. Tapi tenang saja, tante sudah meminta sopir untuk menjemput kalian berdua." jelas tante Sukma.

Aku menurunkan pandanganku. Ternyata Saka sedari tadi menatapku dengan mata gemasnya.

"Sopir yang akan jemput kita." ujarku pelan seraya menjauhkan ponsel dari telinga.

Saka menggeleng. Aku mengernyit bingung, aku tidak tahu kenapa Saka menggeleng seperti itu.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." gerak tangan Saka.

"Tante Sukma, Saka bilang dia ingin jalan-jalan. Tante tidak perlu meminta sopir menjemput kita."

"Baiklah, kalo begitu. Kalian hati-hati dijalan." pesan tante Sukma.

Tut

Aku mengembalikan ponsel Saka. Begitu juga dengannya, Saka kembali melepaskan pelukannya. Mungkin dia sudah puas memelukku.

"Jadi, kamu mau mengajakku kemana?" tanyaku.

『 ..... 』

Sopir yang kita pesan sebelumnya, berhenti dititik sesuai keinginan Saka. Sebuah taman pinggir jalan. Ya, taman yang pernah aku datangi waktu lalu. Dan saat itulah, aku dan Saka resmi berteman.

Lantas, jari-jari tangannya masuk diantara sela-sela jariku. Tangannya yang hangat, bisa ku rasakan. Lantas, Saka menarikku pelan seraya menikmati udara segar. Dia bilang, jenuh menghirup udara di rumah sakit.

1. Hi & Bye Saka ✓Where stories live. Discover now