Bagian 4

51.9K 789 10
                                    

Ibu berguman lalu bergerak menyamping membelakangi kami. Tak lama terdengar dengkuran halus dari mulut ibu.

Setelah beberapa menit, bapak lalu membopongku keluar kamar menuju caklim yang ada di samping dapur. Caklim itu tempat bersantai bapak atau ibu saat tidak pergi mengurus sawah.

Dibaringkannya tubuhku oleh bapak, lalu memandangku dengan intens. Terdengar napas bapak yang memburu, seperti habis berlari dikejar anjing. Terasa hangat napas bapak menerpa wajahku, membuat aku nyaman dengannya. Disela deruan napas bapak yang memburu, lalu berkata,

"Tulungi bapak ya jok." (Tolong bapak ya jok).

"Tulung apa pak?" (Tolong apa pak?) jawab Joko bingung.

"Nglemesna kontole bapak." (Lemasin kontol bapak).

Belum juga aku menjawab, lalu bapak melumat bibirku dengan lembut. Terasa hangat sekali bibir bapak. Dengan lihai bapak melumat dan lidahnya menari-nari dimulutku. Tak luput bibir dan lidahku disedot-sedot oleh bapak. Aku pun mengikuti apa yang dilakukannya. Aku sedot balik bibir dan lidah bapak. Ciuman dan lumatan itu berlangsung lama, aku benar-benar sangat menikmati ciuman bapak. Mataku sampai merem melek menikmati sedotan bapak yang kuat di mulutku. Tidak jauh beda dengan bapak, beliau juga begitu menikmati bibir ranum nan manis anaknya. Beliau terlena dan tenggelam di dalam ceruk birahinya.

Lalu bapak mencium pipiku dengan tubuh kekarnya yang menindihku. Dan ciuman dari bibir bapak semakin melata ke hidung, mata bahkan keningku pun tak luput dari kecupan bibirnya.

Napasku semakin memburu dan tubuhku semakin lemas dibuatnya. Lenguhan mulai ku lantunkan saat bibir bapak kembali menyentuh bibirku. Lidah bapak terus merengsek masuk membetot lidahku dan menyapu rongga mulutku, sehingga aku mengguman tak jelas.

Tubuhku bagai tersengat listrik, bergetar dan menggelinjang ketika kurasakan tangan bapak meremas dadaku yang rata dan memainkan putingku dari luar sambil memelintirnya dengan pelan. Hal itu membuatku semakin keras mendesah dan melenguh.

"Uuhhhh..."

Dengan perlahan bapak melepaskan baju dan celana yang kupakai. Sekarang keadaanku benar-benar telanjang. Tak lama bapak kembali memandangku seolah meminta izin. Beberapa saat kemudian aku memejamkan mata dengan bibir yang mendesis saat kurasakan sapuan lembut dan basah diputing susuku. Kombinasi remasan disusu kiri dan jilatan diputing susu kanan, membuatku semakin mengerang dengan kedua tangan berpegangan pada ujung caklim.

"Aaahhh... bapak." aku merintih saat putingku semakin kuat dijilat dan disedot oleh bapak.

Bapak terlihat begitu semangat menjilat dan menyedoti puting susuku. Padahal susuku datar dan tidak besar seperti susu ibu. Iya pada dasarnya aku adalah laki-laki jadi tidak punya susu kembar yang menggunung. Tapi, setidaknya bisa membuat bapak menyukainya.

"Bapak, ssshh... ahhh..." desahku kembali.

"Sssttt, aja brisik." (Sssttt, jangan berisik) bapak memperingatkanku kembali.

"Aahhh... bapak keri pak, ouuhhh..." (Aahhh... bapak geli pak, ouuhhh...)

Hal itu semakin membuat bapak menindih tubuhku dan bibirnya kembali melumat bibirku, bahkan tangannya bermain-main di lubang pantatku.

Lalu bapak memasukan jarinya ke dalam mulutku dan kusedot-sedot jari bapak sampai benar-benar basah terkena air liurku.

Setelah itu bapak melepaskan jarinya dan kembali menciumku. Tubuhku kembali limbung dan menggelepar saat jari tangan bapak yang basah mengelus lubang pantatku dan tak lama memasukannya ke dalam lubang pantatku.
Kurasakan perih dan geli saat jari bapak berusaha memasukan jarinya.

Bapak dan Desaku Yang Indah💦Where stories live. Discover now