Malam itu aku ada di sauna khusus gay, setelah pakaianku kusimpan di dalam locker, maka aku bergegas ke shower room, aku membersihkan tubuhku dibawah pancuran air yang keluar dari shower. Di sebelahku beberapa pria bertelanjang bulat juga sedang membersihkan diri, mataku tak henti-hentinya melirik kontol-kontol yang terpapar di selangkangan pria-pria itu. Dengan tak sadar kontolku mulai tegak dan mengacung, dari shower room aku pindah ke whirl pool, kubenamkan sebagian tubuhku disitu. Di depanku duduk seorang pria jantan berbulu dada lebat, sekelebat kulihat kontolnya tadi besar dan panjang. Dalam hatiku aku membathin 'seandainya kudapati pria ini untuk mengentotku, ohh... alangkah nikmatnya.'
Tiba-tiba pria itu menegurku,
"Hi...!"
"Hai..." jawabku.
"Do you like my cock?" tanya pria itu.
"Yes sure, I like your big cock."
Pria itu langsung berdiri dan menggandeng tanganku, membawaku keruangan gelap. Disana aku segera dipaksanya untuk mengisap kontolnya, secepat kilat kulahap kontol panjang dan gede itu.
"Klokk... klokk... slurrppss..." bunyi kocokan kontol itu dalam mulutku.
"Ohh... yes suck it. Ough yes... oughh..." pria itu mengerang-erang dalam kenikmatan.
. . . . . . .
"Oughh... akhh..." perih tapi enak.
"Ohhh yes... fuck me, fuck me... yes" aku berteriak histeris mengimbangi rasa sakit yang kurasakan yang lama-lama ada nikmat mulai kurasa.
"Blessss!!!" kontol itu terbenam semuanya.
Kurasakan ujung kontolnya mencapai rongga perutku 'uhhh... perih tapi nikmat'.
Suara-suara menggemuruh diruangan gelap itu semakin seru keluar dari erangan nikmat. Jeritan-jeritan kesakitan, teriakan histeris sambung menyambung dari pasangan-pasangan yang bersebadan diruangan gelap itu. Dengan semangat pria macho ini memompakan kontolnya dalam lobang anusku.
"Yes... I like your tight ass. Yeahhh, the tightiest ass I ever fuck."
"Oughhh... yes, plok... plokk..." bunyi beradunya buah zakarnya dengan pantatku yang penuh dengan batang kontolnya.
"Ohhh... shit I'm coming shittt..."
"Croottt... croottt..." pria itu menumpahkan air maninya memenuhi kondom yang membungkus kontolnya.
"Aakhh..." tubuhnya terhempas.
Dan kami berpelukan sambil saling melumat bibir. Dia menanyaiku kalau aku ingin dikeluarkan maniku atau tidak. Tentu saja aku mau, kataku dan meluncurlah tubuhnya kebawah dan di lumatnya kontolku.
"Plopp... plopp... slrupps..."
Dengan cepatnya dia menggerakkan kepalanya keatas-kebawah, memompakan kontolku dalam mulutnya.
. . . . . . . .
Kemudian kami pisah, masing-masing ingin mencari mangsa yang baru. Biasanya sekali ke sauna aku bisa berkencan dengan paling sedikit 7 pria dan yang kupilih pria-pria yang berkontol panjang dan gede. Itulah nikmatnya bercinta dalam gelap.
. . . . . . .
Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.
Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/kisah-terpanas
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.