Kisah Para Satpam🆕

1.6K 21 0
                                    

Udara dingin menyengat sekujur tubuhku. Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam. Malam itu aku suntuk, kedua orang tuaku sedang dinas keluar kota. Pikiran kotor membawaku ke lamunan mesum, entahlah malam itu aku melamunkan seorang satpam dealer mobil di sebelah rumahku.

Perawakannya tinggi, tubuhnya kekar, dan mukanya hitam manis. Setiap kali aku melewati dealer mobil itu, ia selalu tersenyum kepadaku. Aku coli sebentar, lalu terlintas dalam pikiranku untuk 'menjenguknya', hal itu memang sudah biasa kulakukan. Tanpa mengenakan sehelai kainpun aku melompat keluar lewat jendela kamarku. Dengan sangat berhati-hati aku berjalan menuju pekarangan belakang rumahku.

Udara dingin semakin menusuk sekujur tubuhku. Dari belakang rumah dengan mudah kupanjat dinding menuju bagian belakang dealer mobil. Baru saja ku injakkan kaki di sana, aku tersentak kaget saat melihat dia sedang buang air kecil, aku terdiam, mataku segera menuju bagian kemaluannya, ukuran penisnya yang begitu besar dan panjang membuatku terpana, belum pernah kulihat penis sebesar itu sebelumnya, membuatku sange berat.
Ia langsung menyadari keberadaan diriku, jantungku berdetak kencang, dapat kurasakan rasa malu bercampur hornyku yang sudah memuncak, aku membalikkan tubuhku memandang tembok, dan ingin rasanya segera memanjat tembok itu, namun kedua kakiku sudah terkulai lemas, rasanya tak sanggup lagi. Ia segera menghampiri diriku, kurasakan suara langkah kakinya semakin dekat.

"Loh kamu ngapain disini? Hayo tadi ngintipin Om yah?" rasanya mulutku tak sanggup membalas perkataannya.

"Kamu nggak kedinginan? Ck ck ck.. Mulus banget body kamu, sexy lagi.." kurasakan wajahku memanas.

.
.
.
.
.

"Mau nggak temenin Om malam ini, Om janji nggak kasih tau orang lain deh.."

Saat itu rasanya seperti disamber petir, rasa gelisahku langsung memudar, kurasakan penisku mengeluarkan cairan yang mengalir ke paha kananku, aku semakin horny, entah kenapa aku menganggukkan kepalaku tanda setuju dengan permintaannya. Aku terperanjat kaget saat mengetahui dirinya sudah mendekap diriku dari belakang. Kedua tangannya sudah melingkari perutku, kurasakan kedua tangannya yang besar dan sangat kasar. Ia mulai menciumi leherku, kurasakan lidahnya bermain liar di sana, belum lagi saat lidahnya mulai bermain di telingaku.

"Emmh.." tak kusadari aku mengerang akibat kenikmatan yang mulai kuterima.

Mendengar eranganku, lidahnya semakin menggelitik lubang telinga kananku. Tangannya mulai menuju penisku lalu tanpa aba-aba lagi ia mulai mengocok lembut penisku yang saat itu sudah mengeras. Tangannya yang satu lagi terus memijat, mengelus dan kadang mencubit kasar kedua putingku. Kurasakan penisnya semakin menonjol dari dalam celananya dan digesek-gesekkannya tepat di belahan pantatku. Eranganku semakin menjadi-jadi, tangan kananku menjambak rambutnya, tanda baginya untuk terus memainkan lidahnya, sedang tangan kiriku meraba penisnya. Ia tahu tak lama lagi aku akan ejakulasi, dengan segera ia menghentikan permainannya, ia berbisik.

"Isep dong kontol Om, udah keras nih.."

Segera kubalikkan tubuhku menghadap dirinya dan kukulum bibirnya yang memerah, lidah kami terus beradu di dalam, sambil mulai kulepaskan kancing bajunya satu per satu, kuraba kedua dadanya yang berbulu lebat, kujilat dan kugigit lembut kedua putingnya, ia mulai mendesah.

"Aahh.. Ahh.."

Aku mulai berlutut, kulepaskan celananya, saat itu tercium bau pesing yang menyengat dari sempak putihnya, bulunya yang sangat lebat banyak keluar dari sempaknya. Saat itu, rasa hornyku telah menguasai seluruh pikiranku, tanpa merasa jijik lagi kujilat ujung penisnya yang masih di dalam sempaknya yang basah, entah karena air seninya atau cairan precum. Ia kembali mendesah. Saat kuperosotkan sempaknya, penisnya yang sudah tegang segera menyembul keluar mengenai bibirku. Aku kembali terpana melihat ukurannya yang sangat besar, entah apakah bisa masuk ke dalam mulutku atau tidak.

Bapak dan Desaku Yang Indah💦Where stories live. Discover now