15. Lebaran

308 45 5
                                    

Hari ini adalah hari dimana para umat muslim berbahagia, setelah menjalani puasa selama satu bulan penuh kali ini adalah hari rayanya.

Idul Fitri.

Hari dimana semuanya bermaaf-maafan atas semua kesalahan yang diperbuat juga acara kumpul keluarga, teman, sahabat.

Jika seluruh umat muslim di dunia sedang berbahagia, sama hal nya dengan keluar beranggotakan sepuluh saudara itu plus Raditya sahabat Keenan yang dari Bogor sampai kemarin sore.

..

Pukul 06.35

Theo, Key, Tony, Keenan, Radit, dan Aziel sudah berkumpul di meja makan. Hanya sekedar makan makanan kecil saja sama minum susu.

Yang lainnya masih mandi sama siap-siap, nanti juga berangkat ke masjid raya Bandung itu jam 07.15 terus jam 07.30 sholat Ied nya baru akan dimulai.

"BANG TONY, ITU CELANA JEANS GUE NAPA DIPAKE SIH?!"

Tiba-tiba saja Jarvis berteriak pada Tony yang sedang adem ayem menikmati seduhan teh hangat nya di pagi hari ini.

Untungnya pria itu tidak tersedak dan malah, ia langsung memeriksa celana yang ia pakai.

"Bener kok, ini punya gue!" Gumamnya, lalu bersiap untuk membalas berteriak.

"PUNYA GUE INI YANG DIPAKE, PUNYA LO LIAT LAGI DI LEMARI RAK ATAS!"

Membuat Theo si sulung sedikit berdecak,

"Ck, samperin sana Ton. Nggak usah pake dibalas teriak segala!" Tony cengengesan, lalu beranjak dari duduknya menuju kamar Jarvis di lantai atas.

Kriet...

Keenan berdiri dari duduknya, diikuti Radit dan Aziel. Key menyadari hal itu dan memilih untuk bertanya,

"Mau kemana?"

"Ke gazebo belakang rumah bang, sambil nunggu yang lain siap!" Keenan menjawab.

Key hanya mengangguk mengiyakan lalu kembali menyesap tehnya dan menyibukkan diri dengan ponsel.

Rumah kesepuluh saudara itu sudah bersih, asal kalian tahu saja. Semalam saat malam takbir, Theo dengan seenak jidatnya menyuruh saudaranya yang lain untuk membantunya bersih-bersih.

Mau tak mau yang lain menuruti dan mereka selesai pada pukul 21.00, itupun Theo dan Key harus bolak-balik dapur karena ia sedang membuat kuah dari lontong sayur itu.

🐾🐾🐾

"Jadi, berapa lama lo di sini?" Tanya Aziel pada Radit.

"Em, dua hari setelah lebaran mungkin gue balik ke sana!"

"Oh!"

Setelah itu hening, mereka hanya menatap pohon-pohon yang ada dihalaman belakang rumah. Tak lama, Jauzan, Sean, dan Haezal menyusul duduk disamping ketiganya menatap dalam diam pohon-pohon yang ada.

Dalam keheningan itu, ketujuhnya berpikir. Apakah Ramadhan selanjutnya akan datang? Atau saat Ramadhan itu datang, mereka semua sudah tidak ada.

Ah, pemikirannya terlalu jauh. Mereka semua jadi pusing memikirkannya. Sampai suara Theo terdengar, memanggil semuanya kedalam dan untungnya langsung dilaksanakan.

..

Pukul 07.15

Mereka sudah siap akan berangkat ke masjid raya, lima sulung itu memilih memakai mobil plus Sean-Haezal yang belum bisa membawa motor sendiri.

Sedangkan Keenan dan Jauzan memilih menaiki motor mereka dengan Aziel dan Radit dibelakangnya.

Lima belas menit diperlukan oleh mereka untuk sampai di masjid raya, pastinya dengan memenuhi protokol kesehatan.

🐾🐾🐾

Selesai sholat Ied, kesepuluh saudara ini plus Radit kembali ke rumah. Theo membagikan THR pada adik-adiknya setiap tahunnya dan kali ini mungkin yang paling banyak.

Bahkan Haezal saja sampai bersorak kesenangan melihat lima lembar uang ratusan ribu ditangannya. Seperti nya anak itu sudah merencanakan sesuatu sebelumnya.

Setelahnya mereka makan bersama tentu saja, bercengkrama ria bersama. Rumah itu kini dipenuhi kebahagiaan, dan semakin ramai kala semua teman dari kesepuluh saudara itu berkunjung serta kerabat dekat keluarga yang masih tinggal didekat rumah mereka.














∆∆∆

Hai lagi, kalian

Ah, udah Idul Fitri aja nih😊

Gimana comback nya Dream? Bagus, atau bagus banget? Bagus banget lah, gila

Minal Aidin walfaizin semuanya, maap ya kalo author sering gantungin kalian di book lain🤧

Happy Eid Mubarak🤗

See you

Lop u all💙💚

Rumah Kita✓Where stories live. Discover now