Chapter 11

8 3 3
                                    

Mengingat kejadian yang menyenangkan di masa lalu memanglah membuat hati kita ikut merasakan kesenangannya,
Namun, bagaimana jika kesenangan di masa lalu justru mendatangkan luka di masa sekarang?

***

Pagi ini cuaca di villa agak sedikit mendung dan mengakibatkan Gina dan teman-temannya malas untuk beraktivitas, padahal pagi ini mereka harus bergegas untuk pulang.

Mama Gina segera menyuruh Gina dan teman-teman untuk segera siap-siap. Supaya nanti tidak kesiangan. Mereka semua langsung bergegas mandi dan bersiap-siap.

Mama Gina dan Mama Siska yang sudah siap segera meletakkan kopernya di bagasi mobil. Mereka juga mengecek keadaan mobil yang ingin digunakan, dan keadaan mobilnya juga baik-baik saja dan sudah siap untuk digunakan untuk perjalanan pulang ke rumah.

Tepat pukul 07.00 semua sudah siap dan segera masuk ke mobil untuk perjalanan pulang. Gina satu mobil dengan Siska dan mamanya, sedangkan yang satu dikendarai oleh teman-temannya yang laki-laki.

Setelah 2 jam perjalanan mereka sampai di rumah Gina dan pulang ke rumah masing-masing. Namun, sebelum Alan dan Siska pulang. Mereka merencanakan untuk ke rumah Gina yang lama bersama Gina setelah ini tanpa sepengetahuan mamanya.

Gina yang siap-siap untuk berkumpul di taman dekat perumahan sedang mencari alasan untuk izin ke mamanya.

"Ma, aku keluar dulu ya." ucap Gina pada mamanya di kamar mamanya.

"Loh, kamu mau keluar langsung? Gak istirahat? Nanti kecapekan lo. Memangnya kamu mau kemana?" tanya Mama Gina.

"Enggak ma, aku mau jalan-jalan sama Siska. Aku bosen di rumah ma." sahut Gina berharap mamanya percaya padanya.

"Oke, hati-hati ya nak. Nanti jangan malem-malem pulangnya, kamu harus istirahat."

"Iya ma. Berangkat dulu." sahut Gina.

Alan, Gina, dan Siska sudah berkumpul di taman. Mereka segera menuju ke rumah Gina yang lama menggunakan mobil Siska yang di kemudikan oleh Alan.

Di perjalanan mereka sedang merencanakan sesuatu supaya tidak ada orang yang melihat.

Mereka sengaja melewati jalan di belakang rumah, karena di sana sepi dan jarang di lewati orang karena hanya ada pepohonan dan kebun yang tidak ter-urus.

Gina masih mempunyai kunci cadangan rumahnya yang sengaja ia simpan sejak kecil. Bahkan mamanya tidak tau jika Gina menyimpan kunci cadangan rumah tersebut. Dan untungnya saja rumahnya itu tidak dijual oleh mamanya, karena Gina tidak menyetujui jika rumah yang penuh kenangan itu harus dijual dan di tinggali oleh orang lain. Gina berharap dia bisa pindah ke rumah lamanya dengan mama dan ayahnya.

"Sekarang?" tanya Gina sembari menatap Alan dan Siska secara bergantian.

Alan dan Siska mengangguk diikuti Gina yang mengangguk juga. Gina segera membuka pintu belakang rumah tersebut dan menutup kembali.

Di sana terlihat gelap dan sunyi. Gina menyalakan lampunya dan yang terlihat hanya benda-benda rumah yang di lapisi oleh kain putih.

"Kamar lo dimana Gin?" tanya Siska.

"Disini kamar aku, itu kamar mama sama ayah." jawab Gina sembari menunjuk kamarnya dan kamar mama dan ayahnya.

Introvert Girl [On-Going]Where stories live. Discover now