mh family (revisi)

-part 10

   Pagi ini keluarga Jung udah sampai di Indonesia bersama Mark dan Haechan. Jaehyun dan Taeyong berjalan paling depan. Mark dan Haechan berada di tengah sedangkan si bungsu berada paling belakang sibuk bermain ponsel dan gak lupa airpod mahal di telinga.

   Karena jarak antara bandara dengan rumah milik Jaehyun cukup jauh. Mereka lebih milih mampir terlebih dahulu di rumah Mark atas permintaan Taeyong yang udah kelihatan capek.

(Gambaran rumah Mark diatas)

  "Rumah kamu gedein lagi Mark, tapi ini juga lumayan lah,"komentar Jaehyun setelah mobil memasuki halaman pelataran rumah Mark.

  Mark cuman diem males nanggepin omongan ayahnya, di mata Jaehyun semuanya harus serba sempurna dan besar tak peduli seberapa usaha bagaimana mendapatkan nya.

  Mark beli rumah itu atas kerja keras nya sendiri, tanpa bantuan uang Jaehyun sama sekali. Setelah anak beranjak dewasa mereka harus hidup mandiri terserah mau bergelantungan mencari kerja dimana saja, karena Jaehyun gak akan pernah ikut campur.

   Sempat terjadi pertengkaran antara Jaehyun dengan Taeyong karena tak tega melihat kondisi anaknya menderita, mereka dari kecil dimanja dan dipenuhi semua yang mereka butuhkan. Namun setelah mereka beranjak dewasa harus diusir dengan kemewahan tersebut.

  Jaehyun juga membuat peraturan antara anaknya, dilarang menikah sebelum menjadi kaya. Dulu selain Johnny rintangan memiliki Haechan, ayahnya pun menjadi rintangan terberat.

  Hal itu juga berlaku kepada adik adiknya. Jaehyun ngelakuin hal tersebut dengan tujuan agar cucunya kelak bisa hidup seperti ayah ayahnya, dia gak akan pernah tega ngeliat cucunya menderita hidup dibawah kemiskinan.

   Tapi Mark berterima kasih atas didikan Jaehyun. Mungkin kalau dulu Mark masih bergantung sama Jaehyun dan gak punya hasil untuk nafkah sekarang, dia gak tau hidupnya dengan Chenle dan Haechan gimana. Belum tentu juga ia akan bersama Haechan karena Johnny bukan tipe ayah yang membiarkan anaknya hidup dalam kemiskinan.

  "Ini udah termasuk bagus loh Jae, Mark beli rumah ini dengan hasil keringat nya sendiri kamu jangan ngeremehin gitu,"sebelum keluar mobil, Taeyong ngomong kayak gitu sama Jaehyun berdua.

  Soalnya Mark sama Haechan udah keluar lebih dahulu. Jaehyun meringis karena Taeyong ngomongnya sinis.

  Kepulangan mereka disambut hangat sama Chenle beserta Renjun. Habis itu Renjun pamit undur diri karena udah ngerasa selesai nyelesain tugasnya.

  "Chenle ga kangen grandpa?"

Chenle, "Kangen tapi ga banyak," jawab Chenle jujur.

  Sontak membuat tawa seisi rumah. Jaehyun mengelus rambut cucu kesayangannya dengan sayang.

  Di ruang santai hanya ada Jaehyun, Chenle, Mark dan Haechan.Taeyong udah istirahat duluan sedangkan Beomgyu lagi main di rumah Jeno yang sebelah.

  "Chenle besok kalo cari suami harus kaya ya, kalo bisa lebih kaya dari papa mu," Ucap Jaehyun dengan serius. Chenle hanya diam.

   "Chenle masih kecil paps" Jawab Mark, menyadari raut muka tak nyaman di wajah sang anak.

   "Justru itu dia harus tau hal itu sejak dini, biar dia gak terlalu ngutamain cinta. Cinta gak akan bisa bikin kenyang. Dia harus cari suami yang kaya biar bisa bahagia." Jawab Jaehyun tegas.

   "Pa, apasih? terserah Chenle dia mau cari suami yang kriterianya kayak gimana dong. Yang penting bertanggung jawab dan bisa diandelin." balas Mark.

   "Kamu rela biarin anak kamu tinggal sama orang miskin?"

    "Papa kok ngomongnya gitu?"

    "Udah hei, ini masalah kecil. Jangan digede-gedein dong" Haechan berniat melerai. Chenle juga ingin, tapi dia bingung harus gimana. Padahal tadi cuman berawal dari masalah sepele, malah jadi besar gini.