part 20

5.2K 547 50
                                    

   Haechan dan Mark pulang dalam kondisi yang kurang baik, Mereka datang tak lama setelah Jisung pulang setelah menenangkan Chenle.

   "Baby..."

   "Aku panasin makanan buat kamu dulu, kamu mandi aja"nada yang dikeluarkan haechan terdengar dingin. Membuat Mark terdiam terpaku. Mark sadar Haechan pasti masih marah padanya.

   Membiarkan Haechan pergi ke dapur, Mark memilih pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia mendapati Haechan yang sudah tertidur membelakanginya.

   Mark menghela nafas lelah. Ia turun ke bawah, mendapati sang anak yang tiba-tiba terdiam karena berpapasan dengan nya. Chenle menunduk sembari memegang botol minum dengan erat.

   "Chenle mau temenin papa makan?"

***

   "Kamu pacaran sama chenle?" Malam ini Jisung memutuskan buat jujur ke Jaemin, se enggaknya ada satu orang yang mengerti posisinya saat ini. Jisung sudah jelas tak akan bercerita pada Jeno karena Jisung yakin Jeno akan menentang habis-habisan.

   "Maafin abang buna..kita berdua saling sayang dan egois"Jaemin tak bisa berkata-kata lagi. Ia menatap anak sulung nya dengan pandangan iba.

   "Buna gak bisa bantu kamu bang, posisi juga buna lemah di sini..."Lirih Jaemin.

   Jisung memeluk sang ibu, saling menguatkan. Jeno sudah tertidur sedari tadi. Keduanya saling terisak, menangisi nasib mereka.

   "Maafin abang.."

   "Maafin buna bang..."

    "hiks abang.."Jaemin merintih kesakitan, Jisung panik karena Jaemin tiba-tiba mengeluarkan darah.

    "eh buna kenapa? buna mau lahiran?"tanya Jisung heboh.

     "Ce-cepet panggil ayah kamu.. buna ud-dah gaak kuatt hiks"Jisung buru buru membangunkan Jeno yang sudah tertidur nyenyak. Jeno panik. buru-buru menggendong sang istri masuk ke mobil menuju rumah sakit, di ikuti Jisung yang sudah membawa perlengkapan bayi jaga-jaga Jaemin akan melahirkan.

***

   "Papa hari ini kasar banget ya?"Chenle tertegun, menatap sang ayah dengan pandangan berkaca-kaca.

   "Papa.."Mark menyendok kan makanannya ke mulut dengan tangan bergetar.

   "Papa udah kasar banget sama kalian, apalagi mama mu, pasti mama mu kecewa banget sama papa"Mark terisak. Seumur-umur Chenle tidak pernah melihat sang papa menangis. Kali ini ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, sang papa menangis karena mamanya, pujaan hati nya.

   "Papa ayo peluk Chenle dulu hiks"Chenle tak tahan untuk tak mengeluarkan air mata, keduanya saling membalas pelukan.

   "Mama tadi minta pisah sayang, papa gak mau. Bisa apa papa tanpa mama mu? papa gak sanggup berdiri sendiri tanpa mama mu. Papa butuh mama mu, sayang. papa harus gimana?"

   Yang di ucapkan Mark memang sepenuhnya benar, di mobil Haechan benar-benar menggugat dirinya karena sudah melanggar 3 hal kesepakatan mereka sebelum menikah.

   Mark menolak, tapi Haechan sudah benar benar tak peduli. Maka dari itu Mark meminta memperpanjang waktu sampai sang istri melahirkan. Setidaknya jika sang bayi butuh di belai sang ayah, Mark pasti ada.

   "Nggak pa, nggak akan Chenle biarin kalian pisah. Chenle bakal bantuin papa biar mama gak marah lagi. Lagipula ini salah chenle kan? kalian jadi berantem"

   Mark menggeleng dengan tegas, menatap sang putra dengan tatapan lembutnya. "Ini bukan salah kamu, papa aja yang emosian. Papa gak bisa ngendaliin diri."

mh family (revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora