Tak Sengaja-2

5.3K 332 28
                                    

☆H☆
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
☆G☆

Jam istirahat

****
Kantin

Setelah jam pelajaran pak Andi, bel istirahat pun berbunyi. Raisya dan kelima sahabatnya jajan dikantin. Raisya ingin membeli bakso yang super pedas ditukang bakso langganannya. Setelah membeli bakso, Raisya kembali ke meja makan bersama teman²nya. Namun, Raisya tak sengaja menabrak seseorang.

Praaaaakk.....
Suara mankuk pecah membuat semua orang yang ada dikantin melihat ke arah Raisya. Teman-teman Raisya pun ikut panik, tapi mereka tidak berani mendekat.
Kuah baksopun tumpah dan mengenai baju putih seseorang yang ditabrak Raisya.

"M-maaf," ucap Raisya gugup

Raisya berusaha membersihkan kuah yang menodai baju laki-laki yang berada di hadapannya. Untungnya, Raisya membawa tisu disaku seragam sekolahnya. Raisya bingung, laki-laki yang dia tabrak menggunakan seragam putih abu khas SMA. Raisya berusaha mengelap baju laki-laki itu, tapi laki-laki itu menolaknya.

Laki-laki tersebut membuka kemeja putihnya. Raisya panik, dia sudah menutup matanya dengan telapak tangan. Dia kira laki-laki itu akan bertelanjang dada. Tapi ternyata laki-laki itu menggunakan kaos.

"Gak papa." kata laki-laki itu sambil tersenyum

Raisya berusaha membersihkan pecahan mangkuk tadi. Karena Raisya panik dan gugup, tangannya terkena pecahan mangkuk dan berdarah.

"Awww...," teriak Raisya kesakitan

Dengan sigap, laki-laki yang ada dihadapannya langsung berjongkok dan meraih tangan Raisya.

"Berdarah...," gumam laki-laki itu.

"Tunggu disini, aku ambil obat P3K!" ucap laki-laki itu panik.

Raisya duduk di kursi panjang kantin. Setelah beberapa saat, laki-laki itu datang membawa obat P3K dan langsung meraih tangan Raisya.

"Mana yang luka?" tanya laki-laki itu sedikit panik.

Raisya pun mengulurkan tangannya. Antara jari telunjuk dan jari tengah Raisya terluka dan sedikit sobek. Laki-laki itu pun membersihkan lukanya terlebih dahulu kemudian memberi betadine dan memperbannya.
Kemudian laki-laki itu yang membersihkan pecahan mangkuk tadi.

"Makasih ya kak," ucap Raisya

"Iya sama-sama," kata laki-laki itu sambil tersenyum.

"Oiya kita belum kenalan," laki-laki itu mengulurkan tangannya.

"Aku Bagas,"

"Aku Raisya,"

Mereka berduapun menjabat tangan. Raisya sedikit kesakitan saat berjabat tangan.

"Maaf, maaf," ucap Bagas

"Harusnya aku kak yang minta maaf." kata Raisya sambil menunduk.

Mereka duduk bersama disatu kursi panjang kantin. Saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba Dinda memanggil Raisya.

"Rai... Sini...,"Panggil Dinda kepada Raisya dan dia pun menghampiri Dinda. Tak lupa Raisya minta izin dulu pada Bagas.

"Kenapa?" Tanya Raisya jutek

"Cieee dapet kenalan baru," kata Dinda yang mengejek Raisya.

"Diih... Ini mah gara² tadi aja tuh gak sengaja aku tabrak," jelas Raisya

"Mana ada gak sengaja,"

"Lah, emang gak sengaja kok,"

"Yaudah sana sama dia lagi, maaf ganggu," kata Dinda sambil terkekeh.

"Awas Rio marah...," Teriak Hanin saat Raisya kembali ke tempat semula dan duduk bersama Bagas.

"Maaf ya kak," kata Raisya

"Iya gak papa," respon Bagas

"Eh, kakak kok pake baju SMA?" Tanya Raisya penasaran.

"Iya, kakak alumni sini. Karena disekolah cuman 1 pelajaran, kakak mau jemput adek kakak," jelas Bagas

"Emang adek kakak kelas berapa?"

"Adek kakak kelas VII namanya Tiara, kamu kenal?" Jawab Bagas kemudian dia bertanya.

Raisya menggelengkan kepalanya.

"Eh btw, mau nanya dong," kata Bagas

"Tanya aja kak"

"Btw, Rio siapa? Pacar kamu?" tanya Bagas sedikit penasaran.

"Mana ada! Dia temen satu kelas." jawab Raisya agak emosi.

Tak disangka, saat mereka membicarakan Rio tiba-tiba Rio lewat dihadapan mereka. Rio melirik Bagas dan Raisya dengan mata yang sulit diartikan.

"Itu siapa?" Tanya Bagas

"Sssttt... Itu orang yang kita bicarain," kata Raisya sambil menyimpan telunjuk dibibirnya. Bagas hanya mengangguk.

"Rumah kamu dimana?" tanya Bagas

"Rumah aku dikomplek Cempaka, kakak dimana?" Raisya balik bertanya.

"Aku deket batalyon ***," jawab Bagas. Raisya hanya mengangguk.

Jawaban Bagas membuat Raisya berfikir. Kakaknya pun tugas dibatalyon *** itu. Apakah ayah Bagas seorang tentara? Jika benar, bisa jadi kakaknya mengenal ayahnya.

Tak lama bel masuk kelaspun berbunyi.

"Eh, udah bel tuh sana masuk! Jangan bolos bentar lagi ujian," Perintah Bagas.

"Hehe... Iya, yaudah aku masuk dlu ya." kata Raisya sambil meninggalkan Bagas.

Setelah Raisya pergi, Rio menyusulnya. Saat melewati Bagas, Rio meliriknya sinis. Bagas tidak merespon dan tidak peduli apa yang dilakukan Rio.
-----

Bagas sekarang duduk dibangku kelas XII SMA. Sedangkan Raisya duduk dibangku kelas IX SMP. Mereka hanya selisih 3 tahun. Ternyata, jarak rumah mereka tidak terlalu jauh. Sebenarnya, Bagas sering melihat Raisya. Bagaspun tau kalau kakak Raisya adalah seorang tentara.
------

Kelas

Saat masuk kelas, Rio melihat kearah Raisya dengan pandangan yang sangat tajam. Namun, Raisya membuang muka. Saat Rio melirik tajam, Kirana menyadari itu tapi dia memilih cuek. Kirana tau sikap temannya kalau bertemu dengan laki-laki pasti cuek. Tapi, tadi dia lihat Raisya dan Bagas sangat akrab. Hal ini membuatnya bingung.
Cukup lama Rio menatap Raisya namun selalu diabaikan.
Karena Raisya selalu mengabaikan Rio, Kirana menyenggol siku Raisya.

"Oyy! Diliatin Rio tuh." Kata Kirana tapi Raisya masih cuek dan tidak peduli.

Rio memperhatikan Raisya sangat lama. Sampai waktu pulang tibapun Rio masih memperhatikan Raisya.

-------

Assalamualaikum reader's....
Gimana kabarnya? Semoga selalu sehat yaaa....

Ini cerita aku yang pertama, jadi maaf banget kalo ada kata yang kurang tepat atau kalimat yang masih berantakan. Maklum lah, masih pemula:D

Semoga kalian suka sama ceritaku. Makasih banget buat yang udah mampir😊 dukungan para reader's juga berpengaruh banget buat aku. Jadi mohon dukungannya yah. Jangan lupa buat vote+komennya yaaa...;)

Terima kasih

Dear Letnan|TNI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang