thirteen [maaf]

19.9K 2.1K 34
                                    

Naoki bergegas pulang untuk melihat catatan hariannya. Pelayan di buat terkejut karena Naoki pulang dengan tiba-tiba dan tampak terburu-buru

"Tu-tuan muda, ada apa?" Tanya bibi Eli

"Tidak ada" jawab Naoki singkat, ia segera ke ruang kerjanya dan mengambil buku kecil di laci

Tanggal  6 Januari Yogo kabur ntah kemana alasannya juga aku tidak tahu, dia membawa dua kartu kredit ku dia menipu ku.

Hari ini kiki-

Naoki langsung membalik halaman saat menemui catatan tentang Kiki

Tanggal 28 Januari aku menemukan Yogo di festival di distrik C, aku melihat dia membawa plastik obat di tangannya, ku rasa dia sakit. Aku ingin membawanya pulang jadi aku menarik tangannya tapi dia berontak, orang-orang mulai melihat kearah kami, aku mulai risih dengan pandangan orang-orang jadi aku melepaskan tangannya. Tapi tidak aku sangka ada seorang pria yang menarik Yogo dan memeluknya aku-

Naoki menutup buku harian itu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang agak keras, Naoki menghela nafas lalu menelfon sekertaris nya untuk mencari Yogo

Seminggu kemudian Naoki akhirnya bisa mendapatkan petunjuk, Yogo ada di sebuah rumah sakit di kota B. Yogo mengalami trauma yang hampir membahayakan nyawa nya dan....... Bayi? Jadi..... Yogo sudah hamil?!

Naoki mengacak-acak rambutnya frustasi, dia mengutuk dirinya sendiri berkali-kali

Naoki mulai menenangkan dirinya, ia mengambil kunci mobil nya, saat ia sudah sampai di parkiran bibi Eli mendatangi nya

"Tuan muda, anda memiliki tamu" ujar bibi Eli sopan

"Aku sedang sibuk, suruh dia untuk melakukan apapun yang dia mau di sini" Naoki berujar dengan dingin

"Baik Tuan muda"

Naoki segera tancap gas menuju rumah sakit tempat di mana Yogo di rawat. ia menanyakan ruangan Yogo pada suster

"Permisi sus, aku mencari ruangan pasien yang bernama Osaka Yogo"

"Sebentar ya tuan" Naoki mengangguk

"Maaf tuan, kami tidak memiliki pasien dengan nama Osaka Yogo" Naoki mengerutkan keningnya

"Kalau begitu, beritahu aku ruangan pasien yang bernama depan Yogo"

"Di sini ada dua pasien yang bernama depan Yogo, mereka semua ada di ruangan A dan nomor kamar 14 dan 39"

"Terimakasih sus" suster itu mengangguk.

Naoki Dengan semangat mulai mencari ruangan yang di sebut suster tadi, dan akhirnya sampailah ia di depan pintu kamar nomor 14 dia dengan perlahan membuka pintu kamar ada 2 orang di sana tapi mereka berdua bukan Yogo yang ia cari

Kedua orang itu saling melirik dan berbisik lalu menatap Naoki dengan bingung

"Tuan, anda mencari siapa?" Tanya salah satu dari mereka

"Ekhem, maafkan aku sepertinya salah ruangan, maaf mengganggu waktu mu" Naoki membungkuk

Setelah menutup pintu Naoki bergegas ke kamar selanjutnya, ia membuka pintu dengan perlahan

Naoki membeku sesaat, dia menemukannya, itu Yogo, dia sedang tersenyum! Senyum itu..... Belum pernah ia lihat sebelumnya

Yogo masuk ke kamar di mana Yogo di rawat, ia langsung mendapat tatapan tajam dari Daiki sedangkan Naoki menatapnya bingung

"Yo-"

"Apa yang ingin kau lakukan di sini?" Daiki bertanya dengan penuh penekanan

"Aku hanya ingin bicara dengan Yogo" Naoki menjawab dengan tenang

"Kenapa? Apa yang ingin kau bicarakan dengan ku? Di mana Kiki?" Yogo menatapnya waspada sambil memelukku perutnya

Naoki yang menyadari itu menghela nafas "aku.... Ingin minta maaf" Naoki menunduk

Yogo mengerutkan keningnya "untuk apa? Membuatku hamil? Aku sudah mencuri dia kartu kredit mu, anggap saja itu kompensasi"

Naoki menggeleng dia menatap Yogo dengan perasaan bersalah yang dalam "atas apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya"

Yogo membelalakkan matanya ia menatap Naoki ada kantung hitam di matanya rambutnya juga sudah mulai panjang dan tidak tertata dengan benar tidak seperti Naoki biasanya

"Kau...."

"Aku benar-benar bersalah! aku benar-benar bodoh! Aku...... Benar-benar tidak berguna" Naoki berlutut dia sudah tidak kuat untuk menahan tangisnya mengesampingkan sikap tenang yang selalu ia jaga ia berlutut sambil mengucapkan kata maaf berulang kali

Not Again (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang