-Part 5

957 122 11
                                    

Jennie terbangun dengan wajah panik. Detak jantungnya berdegup tidak normal di dalam sana, begitupun dengan deru nafasnya. Sejenak ia terdiam, mencerna dengan baik mimpi yang baru saja ia alami. Ia tidak sadar kalo sekujur tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat. Setelah mendapatkan kesadaran sepenuhnya, dan ingatannya tentang mimpi itu sudah pulih, kedua mata kucingnya langsung beredar —menatap seisi kamar yang sebelumnya ia pastikan tidak ada siapa-siapa selain dirinya sendiri.

Jennie menghela nafas berat. Mengelap peluh keringatnya sendiri dengan pergelangan tangan. Ia mencoba untuk bersikap tenang walaupun hati berkata sebaliknya. Kaki jenjang Jennie mulai turun dari kasur, lalu ia berjalan menuju lemari pakaian. Ia melepaskan bathrobe dari tubuhnya kemudian beralih mengambil sepasang pakaian hangat dari dalam lemari itu.

Gerakannya semakin gesit. Entah ini hanya perasaanya saja atau tidak, tapi ia merasakan kalo setiap gerakannya seperti ada yang memerhatikan dari belakang tubuh. Jennie menelan ludahnya sendiri.

Setelah ia selesai dengan urusan pakaiannya. Jennie segera mengambil ponsel dan kunci mobil yang tergeletak tidak berjauhan di atas nakas sebelah kasur. Kemudian ia langsung berlari kecil keluar dari kamar itu, bukan, dari rumah itu.

Ruangan demi ruangan sudah Jennie lewati. Kini pintu untuk menuju halaman luar sudah terlihat tidak jauh lagi. Namun, sebelum Jennie menghampiri pintu itu, ia harus melewati sebuah ruangan yang membuat bulu kuduknya berdiri. Entah karena takut atau apa, Jennie semakin mempercepat jalannya. Hingga ia sudah berada di halaman luar yang sepi dan sedikit gelap.

Di halaman itu hanya terlihat satu mobil berwarna putih milik Ayahnya yang sebelumnya sudah dititipkan oleh Jennie. Jennie mendekati mobil itu, berniat untuk pergi ke suatu tempat. Pastinya untuk menenangkan dahulu suasana hati dan pikirannya. Namun di saat ia sudah dekat dengan mobil itu, tiba-tiba cahaya terang membuyarkan pandangannya.

Mata Jennie memejam guna menghindari kontak dengan cahaya itu. Suara mesin mobil terdengar ditelinganya, semakin lama semakin keras. Dan akhirnya cahaya itu hilang bersamaan dengan suara mesin mobil tadi.

Jennie memberanikan diri untuk membuka matanya. Tepat di samping kirinya, terdapat sebuah mobil berwarna hitam yang sepertinya baru datang. Jennie memposisikan tubuhnya berhadapan dengan mobil itu. Tidak lama kemudian, seorang pria keluar dari salah satu pintu mobil. Jennie mengenalinya, sangat mengenalinya.

Bukankah itu Ayahnya?

"Appa?!" Jennie hampir tidak percaya dengan kehadiran pria itu. Bukankah tadi dia bilang akan pergi untuk urusan bisnis? Tapi kenapa sekarang dia ada di sini? Apa ada barang yang ketinggalan?

Manik mata pria itu menyorot lekat dari ujung kaki hingga ujung kepala Jennie. Berantakan. Namun bibirnya malah tersenyum miring. "Mau ke mana malam-malam begini?" tanya pria itu sembari melangkah menghampiri Jennie.

Jennie menelan salivanya sendiri dalam satu kali tegukan. Apa ia harus menceritakan semuanya? Tidak, ini bukan waktu yang tepat. "A-aku... Ingin ke rumah Jisso. Dia menelponku barusan." Jawab Jennie beralasan dengan tepat.

Setidaknya ia bisa bernapas lega karena ia tidak sendirian lagi di rumah ini. Namun tetap saja, jantungnya tidak bisa berhenti berdetak cepat. Rasa ketakutan dan was-was tampak terlihat sangat jelas di raut wajah Jennie, dan itu sangat menyiksa.

"Kau kenapa? Pucat seperti itu," Ayahnya menarik dagu Jennie dengan jari telunjuknya setelah berdiri tepat di hadapan gadis itu, membuat Jennie sedikit mendongak —menampilkan bibir dan wajahnya yang memang pucat. "Apa kau sakit?" katanya lagi.

Jennie menyingkirkan jari Ayahnya kemudian menunduk dalam. "Ani. Aku tidak sakit. Aku hanya..." Jennie menoleh ke belakang, menatap salah satu jendela yang tadi sempat ia lihat secara diam-diam. Bulu kuduknya seketika meremang. Ia yakin, bahwa tadi ia melihat bayangan seseorang dari jendela itu. Sejak kapan rumah Appa menjadi berhantu begini?

Married With A Porcelain DollDonde viven las historias. Descúbrelo ahora