-Part 14

513 75 12
                                    

"Kau senang karena pria itu?" Yoongi melempar kunci mobilnya ke sembarang arah di atas sofa. Menyadari kalau mimik wajah Jennie sendari tadi sangat cerah dan tersenyum tidak jelas.

Jennie menaruh tas nya lalu melempar tubuh ke atas sofa. "Menurutmu? Memangnya aku terlihat senang ya?" balas Jennie malah balik nanya. Alasannya bisa seperti ini bukan karena Seung In, melainkan karena wajah Yoongi yang terus menahan emosi dan cemburu. Ya, itu jelas sekali, Yoongi pasti cemburu. Ia tidak sengaja terkekeh kecil saat melihat Yoongi tersandung meja penyekat, pria itu baru saja keluar dari dapur untuk mengambil cemilan. "Ternyata kalau kau sedang cemburu jadi tidak hati-hati ya." Lirih Jennie selesai meredakan tawanya.

"Cemburu? Siapa? Aku? Tidak." Elak Yoongi, jari kelingking kakinya masih terasa nyeri karena benturan tadi. Dia mendudukan dirinya di samping Jennie, beberapa cemilan dia taruh di atas meja yang langsung disambut antusias oleh Jennie.

Layar televisi menyala, Jennie membuka bungkusan cemilan lalu mulai memakannya sambil menonton. "Tadi kau dengar, ternyata Seung In memutuskan hubungannya denganku karena alasan itu." Sepertinya seru memancing emosi Yoongi lagi.

"Dan kau senang lalu ingin menjalin hubungan lagi dengannya, begitu?"

"Kalau diizinkan aku mau, karena dia--"

Yoongi terlebih dahulu menarik tubuhnya sebelum perkataannya selesai. Jawaban apa itu, membuat emosinya terpancing lagi, dan kali ini dia bebas melakukan apapun karena mereka sudah berada di dalam apartment. Secepat kilat, Yoongi mengangkat dagu Jennie kemudian menyambar bibirnya tanpa kasih celah. Jennie mencoba memberontak, mendorong pundak Yoongi walau tidak ada hasilnya.

"Kau akan menyesal jika terus membicarakan tentang mantan pacarmu itu. Bagiku dia tidak lebih dari sekadar masa lalumu, jangan mencoba mengubahnya." Yoongi melepas cengkraman tangannya dari dagu Jennie.

Jennie mengelus bagian dagunya, berpura-pura kesakitan dan kesal. "Kau selalu kasar." Sendunya bernada pelan, berhasil membuat Yoongi menoleh dengan wajah bersalah. Ia tertawa dalam hati. Untuk membuat semuanya semakin nyata, ia sengaja menggeser duduknya menjauhi Yoongi, memasang wajah kesal seraya melanjutkan kembali kesibukannya.

Hening sejenak. Hingga Yoongi bernapas pelan dilanjut tangannya yang terasa mulai menggenggam. "Maaf, tidak sengaja." Lirihnya tanpa memalingkan wajah, Jennie tidak menjawab, Yoongi mendekatkan jarak lalu mengangkat tubuh Jennie sekuat tenaga untuk duduk di atas pangkuannya. Jennie tidak memberontak kali ini, tetapi ia terus mengelak saat Yoongi ingin melakukan kontak mata. "Lihat aku sebentar." Pinta Yoongi, Jennie tidak nurut hingga mengharuskan Yoongi memegang dagunya lagi lalu memaksanya untuk melakukan kontak mata.

"Apa?!" Jennie langsung menyentak kesal, padahal di dalam hatinya ia sangat senang. "Aku ini berat, turunkan!"

"Bagiku tidak. Dengarkan dulu, aku tidak ingin kau mendekati Seung In atau bertemu dengannya lagi. Mendengarmu akan bekerja dibawah Jungkook saja sudah membuatnya resah dan kesal, ditambah kehadiran mantan pacarmu itu." Tutur Yoongi, tangannya mengelus pinggang Jennie, tatapannya mulai berada ditahap hati-hati.

Sementara Jennie tidak bisa mengungkiri kalau posisinya saat ini membuatnya senang dan memerah. Kedua tangannya ia taruh dipundak Yoongi. "Aku tidak peduli, bagiku semua pria sama saja." Bicara apa tadi, Jennie asal menyeletuk tanpa memikirkannya.

"Tapi aku beda karena aku adalah suamimu." Tangan Yoongi menyelusup ke dalam pakaian Jennie, menarik pundak belakang wanita itu untuk semakin mendekatkan jaraknya, hingga akhirnya penyatuan bibir kembali terjadi, Yoongilah yang menjadi awal mula.

Tangan Jennie memeluk leher Yoongi, sementara tangan Yoongi mulai memeriksa setiap inci tubuhnya dari dalam pakaian. Yoongi mendapatkan mainan yang diinginkan, tapi terhalang oleh sesuatu yang sulit dibuka. Jennie mendekat tubuhnya namun di bawah sana sepertinya ia merasakan sesuatu yang sudah tegang. Cepat-cepat ia segera sadar. "A-aku belum mandi, sebentar." Jennie mendorong dada Yoongi. Hampir saja, hampir saja tangan Yoongi membuka pengait bra nya.

Pikiran Yoongi mulai berkabut. Dia terdiam dulu sebelum menarik kembali tubuh Jennie untuk mendekat, dia mengendus leher Jennie, masih tercium aroma wangi yang khas. Jennie malah memberontak. "Tidak apa-apa, kau masih wangi." Yoongi membuka satu per satu kancing kemeja putih yang sedang Jennie pakai, wanita itu memakai pakaian formal dengan rok bermotif kotak-kotak cokelat selutut.

"Yoon..." Jennie masih sedikit sadar, ia ingin mandi terlebih dahulu meskipun tubuhnya mengatakan lain. "Biarkan aku mandi dulu." Suaranya sudah terdengar lemas, ia mulai hanyut ke dalam perbuatan pria itu.

"Kita lanjutkan di kamar saja. Aku tidak bisa melakukannya dengan bebas di sini." Yoongi dengan tenaga yang tersisa mulai menggendong tubuh Jennie ke kamar.



"Dia mandi atau ngapain, setengah jam sendiri." Gerutu Yoongi, rasanya dia tidak bisa tidur kalau tidak ada Jennie di samping. Tadi sudah dia bilang untuk langsung tidur saja, tapi Jennie malah tetap ingin mandi di tengah malam seperti ini, padahal udara juga terasa dingin.

Dia melihat jam dinding. Jarum pendek hampir menunjuk ke angka 12, ini sudah sangat larut. Akhirnya dia tidak tahan, turun dari kasur tidak memperdulikan keadaan tubuhnya yang masih telanjang lalu mengetuk pintu kamar mandi. Tidak ada jawaban dari dalam. Dia mengeraskan ketukannya, barulah suara Jennue terdengar. "Apa?"

"Buka, aku ingin mengambil bathrobe."

Pintu terbuka kecil, tangan Jennie terlibat menyodorkan bathrobe putih yang biasa Yoongi pakai. Yoongi mengambilnya, secepat mungkin memakaikannya ditubuh lalu menerobos masuk ke dalam kamar mandi. "Ini sudah tengah malam! Ayo tidur saja." Ajaknya tidak melihat keberadaan Jennie, mungkin wanita itu sedang berendam atau apa.

"Sebentar lagi, aku belum selesai."

Yoongi berdecak malas. Dia berniat membawa keluar paksa Jennie, tapi niatnya itu terhenti sebentar saat dia melihat Jennie sedang santai memejamkan kedua matanya di dalam bathtub berisi air hangat. Pemandangan indah itu membuatnya meneguk saliva dengan susah. Jennie memancingnya lagi.

Cepat-cepat Yoongi mengangkat tubuh polos Jennie dari dalam bathtub, membuat wanita itu tersentak kaget lantas segera menutupi tubuhnya dengan tangan yang sebenarnya tidak berpengaruh. "Dasar mesum! Kan aku sedang mandi!" teriak Jennie sekeras mungkin, Yoongi tetap santai menggendongnya dan tidak lupa juga mengambilkan bathrobe untuk dirinya.

"Kan sudah kubilang, jangan lama-lama, kau sudah menghabiskan setengah jam sendiri." Oceh Yoongi ketika tubuh Jennie sudah dia turunkan kemudian dia segera memakaikan bathrobe sebelum ronde berikutnya akan benar-benar terjadi. Wajah Jennie memerah dengan sendirinya. "Sudah, ayo tidur." Setelah mengeringkan rambut dan tubuh Jennie sebentar, Yoongi menidurkan tubuhnya ke atas kasur disusul Jennie karena tubuhnya berhasil dengan mudah Yoongi tarik.

"Berarti besok aku boleh bekerja kan? Kalau diterima."

Membahas itu lagi. "Seterah kau saja, yang terpenting tetap ingat ucapanku, jangan tergoda dengan pria, siapapun itu."

Akhirnya diperbolehkan juga. "Tenang saja, kurasa kalau aku ingin berselingkuh juga aku harus tes dulu cara mainnya di atas kasur, kalau lebih baik darimu baru aku akan memilihnya."

Ekpresi wajah Yoongi langsung berubah, menyeramkan. "Aku akan melakukan hal yang sama kalau begitu."

"Lakukan saja, aku tidak keberatan."

"Tapi denganmu." Yoongi menyelusup masuk ke dalam selimut, memeluk erat tubuh Jennie sambil mempermainkan mainannya yang sesekali membuat Jennie mendesah.

"Hentikan Yoongi." Ia bisa saja mabuk lagi.

"Shireo, aku ingin seperti ini sampai pagi."

-•Bersambung•-

Sorry for typo.

[28.03.2022]

Married With A Porcelain DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang