-Part 13

405 75 3
                                    

Jennie memeriksa jarum jam tangannya. Pukul 07.26 PM, ia harus segera pulang, pria boneka itu pasti sudah bangkit. Tapi Se Hoon masih mencari buku yang akan dibelinya. Bagaimana ini? Tidak mungkin ia tinggalkan Se Hoon begitu saja. Ia memeriksa riwayat panggilan diponselnya, tidak ada yang mencoba menelpon sejauh ini.

"Eonnie! Kemari sebentar, tolong ambilkan buku kamus itu, aku tidak bisa menjangkaunya." Panggil Se Hoon yang berjarak tidak jauh dari Jennie berdiri.

"Sebentar." Jennie memasukkan ponselnya ke dalam tas, menghampiri Se Hoon lalu mengambil buku tebal berwarna merah yang dimaksud. "Cepat sedikit, aku harus pulang."

"Ini sudah selesai, ayo ke kasir."

Akhirnya berakhir juga. Toko buku yang berada di tengah kota ini ternyata memiliki luas yang hampir sama seperti hotel, jadi mencari buku untuk pertama kalinya sangat sulit, ditambah rentetan lemari yang membuat kepala pusing. Untung saja Jennie tidak ikut membantu Se Hoon mencari buku-buku keperluannya, ia hanya menunggu dikursi yang sudah disediakan.

"Ternyata harganya mahal juga." Keluh Se Hoon, Jennie merasa gadis itu akan meminta bantuannya, ia mengalihkan pandangan dari Se Hoon. "Eonnie..."

Kan, ujung-ujungnya ia yang akan membayar tagihan gadis itu. Jennie membuang napas pelan sebelum mengambil secarik kartu dari dalam tasnya. Tapi saat akan memberikan, tiba-tiba seseorang menyela, memberikan kartu yang sama persis seperti yang sedang dipegangnya. Jennie menoleh, langsung syok ketika mengetahui Yoongi sudah berdiri di dekatnya.

"Pakai saja yang ini." Yoongi berbicara pada petugas kasir, kemudian melakukan tindakan selanjutnya untuk menuntaskan tagihan Se Hoon. Sementara Se Hoon sendiri mendekati Jennie setelah mengambil barang belanjaannya.

Jennie masih membeku ditempat. Se Hoon kebingungan karena baru pertama kali ini dia melihat Yoongi, beranggapan kalau pria itu adalah seseorang yang sedang mengejar kakaknya. "Kau mengenalnya, Eonnie?" tanya Se Hoon sekilas.

"Em, sepertinya."

Yoongi menoleh, menyorot pada satu titik yaitu Jennie, memberi sebuah ucapan lewat tatapan kalau dia sedang kesal.



Suasana hening selama perjalanan. Yoongi fokus pada jalanan yang masih ramai, sementara Jennie terdiam tidak bersuara di sampingnya. Se Hoon sudah mereka urusi pertama kali, Yoongi yang membawanya pulang karena dia tidak tega melihat Se Hoon pulang sendirian dihari yang sudah malam begini.

Saat ini Jennie tidak tahu Yoongi akan membawanya kemana. Jalan yang sedang dilewatinya jelas-jelas bukan mengarah ke apartemennya. Ia menoleh ke samping, melihat pemandangan ramai kota dari jendela mobil. Mobil yang sedang didudukinya saat ini tidak lain adalah mobil pemberian ayahnya yang malas ia gunakan. Semenjak menikah dengan Yoongi, entah kenapa semua kegiatan terasa membosankan, termasuk berbelanja dan jalan-jalan. Malah ia ingin sekali bekerja di salah satu kantor terbesar, termasuk Sejin company yang merupakan incaran semua orang.

"Kau melamar kerja ya?" Suara Yoongi yang terdengar dingin tadi memecahkan keheningan di dalam mobil. Jennie meliriknya, bagaimana dia tahu?

Mencari alasan sejenak sebelum membalas ucapan pria itu. "Y-ya, waktuku kan banyak yang kosong jadi aku manfaatkan saja. Pekerjaan yang sedang aku tuju juga tidak terlalu melelahkan, hanya--"

"Tapi aku tidak menyukainya. Sudah kubilang bukan, jangan bekerja."

Kebetulan lampu berwarna merah. Yoongi menghentikan laju mobilnya lalu perlahan membuka kaca jendela mobil untuk membiarkan udara segar masuk. Jennie bersender ke belakang. Sepertinya Yoongi memang sedang kesal karena lamaran pekerjaan itu.

Married With A Porcelain DollWhere stories live. Discover now