MAMAKNYA SENO // 03

7.7K 1.5K 258
                                    

Tuing,

-*-

Pria dengan paras manis itu memarkirkan motornya di sebelah pohon besar tempat para siswa dan guru memarkirkan kendaraan. Dia rapikan pakaiannya terlebih dahulu sebelum melangkahkan kaki menuju tangga. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari dimana letak kelas putranya.

“Di dalem kayanya kelasnya, katanya di deket kali.” gumam Baekhyun.

Kepalanya mendongak, membaca tulisan yang tertera pada setiap sisi pintu. Senyum manisnya terkembang ketika menemukan ruang administrasi. Dia mempercepat langkahnya, dia tepuk dua kali tas slempang yang dia bawa. Dirinya hendak membayarkan SPP putranya yang sudah menunggak dua bulan.

Sia memberi salam, membuat dua wanita yang menjaga meja administrasi dan tiga orang siswa yang tengah mengisi tinta spidol menoleh.

“Silakan masuk, ada yang bisa dibantu?” tanya wanita berwajah manis dengan nama ‘Hima’ tertera pada nametag nya.

“Saya mau bayar SPP Sehun Senopati Atmaja, Bu.” kata Baekhyun dengan sedikit gerogi, pasalnya ini pertama kalinya dia membayarkan SPP putranya seorang diri, biasanya Sehun sendirilah yang membayarkannya.

Bu Hima mengangguk kemudian mengambil buku SPP Sehun yang diserahkan Baekhyun.

“Bukan asrama ya, Mas?” tanya Bu Hima.

“Bukan, Bu.”

Bu Hima mengangguk, “SPP dua bulan yang harus dibayar empat ratus ribu, sama kemaren Senopati beli dasi, jadi totalnya empat ratus dua puluh ribu.”

Baekhyun mengambil uang dari tasnya, menghitungnya sebentar kemudian menyerahkannya pada Bu Hima.

“Ditunggu sebentar ya, Mas.”

Baekhyun mengangguk kemudian memilih untuk duduk sembari menunggu Bu Hima mencatat dan menyelesaikan pembayarannya.

Dia menoleh kanan kiri dan berhenti pada pintu. Dia pandangi halaman yang terlihat dari sana. Senyumnya tersungging, teringat memori masa lalu ketika dirinya masih sekolah.

Di sini, di tempat yang sama dengan putranya menimbah ilmu. Dalam hati dia menekankan, bahwa Sehun harus lulus dan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Tidak seperti dirinya yang berhenti sekolah karena kendala ekonomi dan harus menikah pada saat itu juga.

Memilukan sekali.

Cukup lama terbengong, suara Bu Hima menyadarkannya. Dia bangkit kemudian mengambil buku SPP serta kwitansi.

“Dengan saudara siapa?” tanya Bu Hima.

“Baekhyun Ilana.” jawab Baekhyun.

“Hubungan dengan anak didik Senopati?”

“Ibu.”

“Ha?”

“Saya ibunya.”

Bu Hima membelalak tak percaya, dia perhatikan sebentar pria manis di depannya. Dalam hati dia telah mengatakan puluhan kata ketidakpercayaannya.

“Ah, silakan tanda tangan di sini.” katanya, menghempaskan rasa ketidakpercayaannya.

Baekhyun menurut kemudian menorehkan tanda tangannya di sana. Cukup berantakan, mengingat dirinya jarang memegang pulpen dan buku. Yang sering dia pegang adalah parang, cangkul, tanki semprot, dan perkakas pertanian lainnya.

“Terimakasih, Bu.” katanya kemudian pamit.

Bu Hima mengangguk, memperhatikan pria manis itu hingga benar-benar keluar. Setelahnya dia duduk dan berhadapan dengan rekannya.

Mamaknya Seno [CHANBAEK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang