MAMAKNYA SENO // 17

6.7K 1.3K 276
                                    

Nit not,

~*~

“Yaa ayyuhal haadiruun!”

Telinga Sehun langsung mendapat sentilan cukup kencang dari sobat mungilnya yang tempat duduknya tepat berada di tengah di antara dia dan Jongin.

“Kita bertiga duduk jejeran, kaga perlu pake teriak, bego!” ucap Dio kesal.

“Jari lo udah sembuh,To?” tanya Sehun.

“Udah dong,” wajah mengerut kesal itu berubah menjadi lebih tenang, kedua mata terpejam dengan senyum tersungging di bibir.

“Oh ciumannya si Ripan berhasil berarti.”

Sedetik kemudian ekspresi Dio kembali berubah, aura gelap seakan menguar di sekitar Sehun.

“SEMBARANGAN MULUT LO YE!! JARI GUE SEMBUH KARNA GUE HABIS GUE KASIH PROPOSAL!”

Tawa Sehun pecah mendengar kata terakhir sobatnya, “Proposal bisa dipake nyebuhin canteng ye sekarang wkwk.”

“Propolis anying, mulut pake taipo segala.”

Jongin yang sedari tadi menyimak pertengkaran remeh temeh Sehun dan Dio ikut tertawa.

“Capek gue nyaksiin ketololan lo berdua, cok hahaha,” katanya.

Dio menoleh cepat ke arah sobatnya yang memiliki kulit paling eksotis itu dengan mata melotot. Tangannya terangkat lalu terayun dan mendarat tepat di--

“KAGA PAKE NABOK PELI GUE JUGA DONG ANYING!! NGILU ANCOK,”

--selangkangan Jongin.

Wajah remaja enam belas tahun itu meringis sakit sambil menangkup selangkangannya yang nyeri bukan main. Tangan laknat Dio benar-benar ingin dia potong.

“Ya Allah, impoten hamba,” rintih Jongin.

Sehun tak mampu berkata-kata, hanya tertawa sambil memegang perutnya yang sakit.

“Hahaha ayo dilanjut gelutnya anak-anak hahahah.”

Jongin dan Dio lanjut beradu mulut, saling menyalahkan satu sama lain, melempar makian, sumpah serapah, umpatan. Orang-orang yang berada di sekitar kantin geleng kepala menyaksikan pemandangan itu. Sudah tidak heran sebenarnya, apalagi untuk kalangan kelas sepuluh. Jongin dan Dio memang terkenal sering bertengkar kendati mereka berdua sepasang sahabat.

“Udah selesai gelutnya?” tanya Sehun ketika dua sobatnya tak lagi berisik.

“Alhamdulillah udah,” jawab Dio dengan nafas terengah.

“Santo jancok! Kaga gue tebengin pulang lo nanti asu!” Jongin menunjukkan jari tengahnya tepat di depan wajah Dio, “Ya Allah masih ngilu burung gue.”

“Elus dah tuh, To biar kaga ngilu.” usul Sehun kemudian meminum es tehnya.

“Ngaceng yang ada, cok.”

Es teh yang baru saja disedot langsung menyembur dari mulut Sehun. Putra Baekhyun itu tertawa sambil terbatuk.

“Lo mau bilang apaan, buruan dah. Atau gue tarik sekalian burung lo.” Dio mendelik ke arah Sehun yang masih belum bisa berhenti tertawa.

Sehun mengambil dan membuang nafasnya perlahan guna menghentikan tawanya.

“Ampun, Sanyang ampun.” dia tangkupkan kedua tangannya di depan dada.

“BURUAN!!”

“Iya Ya Allah, To… ngegas mulu dah perasaan. Sabar dikit ngapa, lagi masang kuda-kuda nih.” wajah Sehun memelas, merasa lelah mendapat bentakan dari sobat mungilnya.

Mamaknya Seno [CHANBAEK] ✔Where stories live. Discover now