31. Kedai daging

183 31 4
                                    

Apa yang pertama kali kalian pikirkan saat orang yang kalian kenal membawa orang asing? Membingungkan pastinya. Prasangka demi prasangka pasti akan muncul. Apalagi yang dibawa adalah orang tidak dikenal, di hutan belantara pula.

Kira-kira begitulah kekhawatiran Seth saat mendapati dua temannya membawa sosok asing. Ia yang masih memanaskan diri di depan bara api lantas berdiri kaget. Memandang sosok menyeramkan yang dibawa oleh Bastah dan Nike dengan tatapan tajam.

Seth menekuk alis tebalnya, memicingkan matanya. Ia berjalan mendekat ke arah Nike untuk meminta penjelasan.

"Siapa itu?" Tanyanya melihat orang yang duduk santai di depan perapian yang dibuatnya dengan susah payah.

Nike tidak menjawab, dia hanya tersenyum kikuk sembari menatap Bastah bermaksud meminta pertolongan supaya sang rekan membantunya memberikan jawaban memuaskan untuk Seth.

"Dia yang membantu kami mengambil buah-buah ini," jawab Bastah seadanya.

Dia tidak berniat menceritakan kejadian yang dialami oleh dirinya dan Nike secara terperinci, alasannya satu yaitu Seth orang yang blak-blakan. Dia akan mengatakan apapun dalam pikirannya, mungkin dia bisa menyinggung sosok itu dan akhirnya mereka mati konyol.

"Apa akal sehat kalian sudah tidak berfungsi? Walau dia menolong kalian tadi, dia bisa melakukan hal jahat diwaktu yang mendatang!" Geram Seth mencoba tetap mempertahankan intonasi bicaranya agar tidak terbawa emosi.

Bastah mengangkat bahu acuh. "Salahkan Nike. Dia yang memohon dengan orang itu."

Tatapan Seth langsung teralih pada Nike yang lebih dulu berlindung dengan Joun. Dia mengajak lelaki yang sedang menyandarkan tubuhnya di salah satu batu besar itu untuk mengobrol. Entah apa topik obrolan mereka, Seth tidak mengetahuinya dan tidak mau tahu.

Dia meredam amarah akibat tindakan gegabah Nike dan Bastah. Lelaki dengan bahu lebar itu akhirnya mendudukkan diri di depan perapian, menatap lurus api yang berkobar tanpa memandang teman-temannya.

"Hei, Anak muda!" Seru sosok itu kepada Seth, dia melempar kerikil sehingga mengenai betis Seth.

Seth hanya mengangkat salah satu alisnya. Jujur saja, sekarang Seth tidak memiliki kekuatan untuk berbicara. Dia tidak mau emosinya keluar kepada orang yang masih diperkirakan jahat olehnya.

"Wajahmu tampak tidak asing. Apa kau seorang Penakluk dari dunia sebrang?" Tanya sosok itu dengan santainya. "Alasanmu datang ke sini-"

Sosok itu melihat penampilan Seth dengan rinci sebelum tergelak terbahak-bahak. "Sepertinya perjalanan kali ini akan menyenangkan."

Perkataan tidak masuk akal dari sosok itu berhasil membuat Seth kesal sekaligus penasaran. Tapi dia memilih diam seraya menatap lurus bara api di depannya. Alasan datang ke sini, ya? Seth tiba-tiba saja memikirkan hal tersebut.

Dia diculik. Secara tiba-tiba, dia sudah ada di sini. Tapi anehnya Seth tidak terpaksa melakukan perjalanan ini. Mengapa? Seth pun tidak tahu. Setengah hatinya mengatakan bila dia harus melanjutkan perjalanan supaya bisa kembali bercengkrama dengan saudaranya, Geryon. Setengahnya dia tidak tahu. Itu mengganjal dan terasa tidak mengenakkan.

Sosok itu melangkah mendekat menuju tas berisi buah-buahan tadi. Ia membuka tas dari daun besar tadi, kemudian ia mengambil sebuah pisau kecil dari balik jubahnya.

Sosok itu melambai ke arah Bastah, menyuruhnya mendekat. Orang yang dipanggil mengikut tanpa banyak bicara.

"Potong buah-buah ini dengan belati ini. Biar aku yang memasak malam ini."

__secret__

Mentari telah memunculkan sinarnya, menelisik memasuki tanah lewat cela dari dedaunan rimbun. Di sebelah batu besar, ada Nike dan Seth yang tengah mengemas barang-barang mereka. Disusul oleh Joun dan Bastah yang sedang mempersiapkan kuda untuk keberangkatan mereka pagi ini.

Sosok semalam telah pergi tanpa pamit saat semua orang sedang terlelap. Ia meninggalkan sebuah gulungan kertas tua yang berisi informasi mengenai kedai daging di pinggir hutan ini. Di tanah, terukir tulisannya, yaitu "datanglah ke kedai. Kalian akan mendapatkan semua yang kalian butuhkan."

Tentu saja Seth menolak keras hal tersebut. Ia tidak ingin tertipu oleh sosok itu. Tapi Nike terus saja meyakinkan dirinya supaya membuka hati, percaya pada hal tersebut.

"Senior, kau tahu sendiri bagaimana keadaan kita saat ini. Kita punya banyak kebutuhan. Makanan, ilmu, dan segalanya. Tawaran seperti ini tidak bisa disia-siakan begitu saja," bujuk Nike membuat Seth memandangnya kesal.

"Kau tidak memikirkan akibatnya? Dia saja pergi tanpa pamit, kemudian meninggalkan gulungan kertas itu dan tulisan di tanah. Bukankah dia sangat mencurigakan?"

Seth melipat tangannya di depan dada, menatap Nike yang telah bersiap untuk beradu argumen dengannya.

"Aku hanya berusaha percaya di dunia ini. Aku harus percaya semuanya, mengenai akibat, itu bisa dipikirkan nanti."

Seth menatap Nike tidak percaya. "Kau tidak bisa percaya kepada orang lain dengan begitu mudahnya, Nike! Kau harus menilai apakah orang itu layak dipercaya atau tidak. Ubah pemikiranmu yang konyol itu."

"Tapi dangan pemikiran seperti itu, aku bisa bersama Senior. Kalau saja aku menerapkan hal yang Senior bilang, mungkin kita tidak akan pernah bisa bertemu dan saling berbicara akrab seperti ini." Nike menatap Seth dengan pandangan teguh.

"Aku mengikuti kata hatiku, sedangkan Senior mengikuti logikamu. Bukankah jika kita mencoba percaya kepada seseorang dan menemuinya, nantinya kita bisa saling menjaga?" Tawar Nike tidak putus asa.

Bastah dan Joun memandang keduanya tanpa suara. Mereka tidak punya hak untuk ikut dalam pembicaraan penting itu.

Seth menyugar rambutnya ke belakang sebelum menatap Nike lelah. "Baiklah, kita lakukan caramu. Jika terjadi hal yang tidak bagus dan malah membahayakan keselamatan kita semua, kita bertanggung jawab bersama!"

Nike tersenyum senang mendengar keputusan Seth. Seniornya itu tidak menyebutkan bahwa Nike harus bertanggung jawab sendirian, tapi bersama dengannya.

"Terima kasih, Senior. Kau yang terbaik!"














Bersambung...

Maaf kalau ada typo.

Gimana ceritanyaa?? Udah bisa menerka alurnya?

SCHOOL SECRET | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang