48~ mungkin kita harus putus

117 17 0
                                    

Emeli sudah berfikir sebelum cerita soal ini, dan sekarang Emeli ada di sebauah Caffe Cofie tempat favorit Emeli dan Gavin di tambah lagi di sini tempat karokean.

"Kak aku mau ngomong," ucap Emeli dan mengeggam tangan Gavin erat.

"Kenapa sayang? Kamu ngomong aja," jawab Gavin dengan terseyum manis, etss Gavin hanya bersikap seperti ini hanya kepada Emeli  saja dan teman dekatnya.

"Tapi janji kamu jangan kecewa atas permintaan aku, dan kamu jangan mara," ucap Emeli sendu.

"Iya," jawab Gavin singkat.

"Kak, mungkin hubungan kita sampai di sini," deg bagaikan di sambar petir di siang bolong, Gavin mendadak gemetar dan kaki seperti jelly, refleks Gavin melepaskan tangan Emeli.

"kamu bercanda kan?" Emeli menggeleng, " Gak aku gak mau Em, kita harus tetap sama sama, kamu udah janji kan sama aku," lanjut Gavin dengan tegas agar Emeli tidak memutusinya.

"Yah ini adalah jalan satu satunya kak," jawan Emeli yang kini mulai menangis, jujur Emeli tidak sanggup untuk memutuskan Gavin.

"Alasan nya apa Em?" Tanyan Gavin kembali megenggaman tangan Emeli dengan kuat.

"Aku sadar, selama ini aku yang salah,  selama ini aku yang jahat dan selama ini aku yang merebut kebahagiaan En, aku gak bisa lihat En kaya gini apalagi sekarang En jarang ada dirumah kak, dan aku mohon kak Gavin harus mencintai En," ucap Emeli yang langsung berdiri hendak meninggalkan Gavin.

"Baik lah Em, kalau itu mau kamu, aku akan melakukan itu semua asal kamu bahagia dan kamu harus janji jangan nangis, jangan cemburu, dan ketika aku melihat itu semua maka aku akan kembali kepada mu, aku akan menjauh dari kamu, 4 hari lagi aku akan UN dan setelah aku lulus aku akan ke London," jelas Gavin,  Emeli hanya bisa mengagguk dan berbalik tak lama Air mata Emeli terjatuh tampa Emeli minta.

"Mungkin aku hanya perantara dalam kisah cinta antara kak Gavin dan Eneli, aku hanya bagian masa lalu indah dalam kehidupan kak Gavin dan masa lalu terburuk dalam kehidupan En, mungkin ini akhir dari cerita cinta aku, kalau aku boleh minta sama tuhan ambil nyawaku sekarang, aku gak sanggup mutusin kak Gavin dengan satu alasan yang sama yaitu Eneli," batin Eneli dan beranjak pergi sambil berlari keluar Cafe sambil menyerka air matanya.

Cafe terakhir mereka bertemu, tempat terakhir cerita cinta mereka berakhir dan tempat terindah yang pernah mereka berdua jalani, kisah cinta mereka berdua akan sampai di sini ? Apa tidak akan ada lagi cerita yang akan terulang lagi untuk yang kedua kalinya?

Gavin menggebrak meja membuat semua orang kaget.

"En, kenapa lo harus mutusin guee, gara gara En apa cuma En yang berhak bahagia?" ucap Gavin dan berlalu pergi meninggalkan Cafe, mungkin Gavin tidak akan pergi ke Cafe ini lagi.

Di sisi lain Air hujan turun dengan  derasnya bagaikan tau rasa perih di hati Emeli, Emeli terus berjalan di bawah guyuran hujan tampa berniat untuk bernaun, bagi Emeli hujan adalah teman yang paling baik di saat seseorang menangis dan tampa tau Emeli menangis.

" Arggggghhhh INGIN RASANYA AKU PERGI SAJAAA, AKU GAK SANGGUP DENGAN DUNIA INI, KENAPA TUHAN MENCIPTAKAN SATU LAKI LAKI UNTUK AKU BERDUA, KENAPA TUHAN TIDAK MENCIPTAKAN SESEORANG LAGI DALAM HIDUP AKU UNTUK AKU CINTAI,," Teriak Emeli yang kini mulai terduduk di pinggir taman, taman yang sempat menjadi saksi kebahagiaan dirinya bersama Gavin.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan Emeli, Emeli yang melihat cowok itu langusng menghapirinya dan mulai menangis di dalam pelukan cowok itu.

_TwinsGirl_


I'm ~ Twins Girl [END]Where stories live. Discover now