UNTIL.THEN Part 17 - Menang

80 14 0
                                    

"Eh nonton basket yuk! Alex sama Elliot main nanti!"

Mendengar nama itu, Mina mengigit bibit bawahnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Elliot, dia kembali ke sosoknya yang lama.

"Minaa sini! Ada kue cubit!!!"
Rita menarik-narik tanganku kegirangan.

Banyak stand jajanan menarik di sepanjang koridor lapangan. Ada telur gulung, cimol, kue pukis, es doger, kentang goreng, dan lain sebagainya. Setelah mendapatkan cemilan, kamipun mencari tempat duduk untuk menonton pertandingan.

"Go go Alexandre Go! Go go Petra Go!"
Suara tim cheerleader ramai saling bersahut tak mau kalah. Dari jauh tim basket sedang melakukan persiapan, Elliot sedang mendrible bola dan melemparnya masuk ke dalam ring.

"Aaaaaaaa Elliot!!!! Kyaaaaaaaa liat siniii!!!"
Suara sorakan sekumpulan perempuan menyemangati dari sisi lapangan.

*Ternyata dia populer!*

•••••••

"Ta, tau toilet dimana ga?"

"Gua tau, mau gua anter?"
Victor mengikutiku berdiri.

"Cieeee!!!"
Celetuk Rita jahil.

"Bisa sendiri kok Vic!"

"Agak jauh loh"
Victor bersikeras mengantar.

"Iya Mina sekolah gede gini kalo nyasar ga lucu sih!"
Rita mengedipkan sebelah matanya.

Akupun berusaha keluar dari kursi penonton, hiruk pikuk orang banyak yang berlalu lalang, membuatku oleng kehilangan keseimbangan.

"Hati-hati!"
Victor menangkap lenganku.

"Lepas!"

Aku mengenali suara rendah yang terdengar mengancam ini! Elliot berdiri diantara kami, ditariknya kasar lenganku yang satunya, hingga kepala belakangku jatuh tersandar di dadanya.

"Siapa lo?"
Teriak Victor marah.

"Elliot!"

"Oh, from what I see that beast icon suit you best, you think power and violence better huh? You got no brain, aren't you?"
Victor menunjuk simbol singa di baju seragam basket Elliot.

"Victor!"
Mina menaikan nada suaranya.

Elliot hanya terdiam.

"See! He didn't even understand what I'm saying, come on Mina, he's not worthed."
Victor menarik lenganku menjauh dari Elliot.

•••••••

"Hufhhh"
Mina menghela nafas panjang mengingat kejadian barusan.

*Elliot terlihat terluka saat aku pergi meninggalkanya tadi.*

"Udah?"
Victor menunggu di depan toilet.

Kamipun kembali ke tempat duduk, terlihat Alex dan Elliot sedang bertanding.

"SATU A! SATU A! ELLIOT! ELLIOT!!"

"Ramean suara yang teriak daripada yang maen!"
Rita menutup kedua telinganya.

Dari papan score tim Elliot memimpin.

"Elliot sang MVP kita berputar menghindari Kevin, dia berlari dengan cepat, yak!! Lay up andalanya! Shoot! Shoott!! Dan masuk!!"

Suara komentator game terdengar semangat membawakan pertandingan.

*Ya dia memang keren.*
Elliot mengenakan baju olahraga bewarna navy, sepatu basket merah mencolok, dan postur badanya yang tinggi membuatnya semakin terlihat sporty.

Permainan pertama dimenangkan tim Elliot. Kami lanjut menonton pertandingan basket hingga putaran final. Tim sekolah Gornos melawan tim sekolah Alexandre. Kulihat kedua tim sudah nampak payah. Pertandingan final benar-benar sengit, score saling kejar mengejar tipis. Mereka seperti pemain profesional. Beberapa kali Elliot terjatuh bahkan Alex sudah kelelahan dan duduk di bangku cadangan.

Alexandre VS Gornos
30 - 32

Tim lawan mengungguli papan score saat ini.

*Semoga Elliot menang!*
Aku menutup mataku dan berdoa.

"Andri berlari mendribble ke arah ring, iya dan berhasil dirampas David! Yak pass pass! Elliot berlari ke arah tengah lapangan, Yak! Yak!!! Ayoo Shoot!!! Yak masukkk!!!! Aaarrhhh 3 point sodara-sodara!!!"

Teet.. Teeet.. Teeet.. Teeettt..
Bunyi bel yang menandakan pertandingan sudah berakhir.

"33-32 Alexandre win!!!"

Suara riuh tepuk tangan dan sorak sorai penonton memenuhi lapangan. Namun pandanganku tertuju jauh pada Elliot yang membalas tatapanku, dia membentuk simbol peace dengan kedua jarinya. Elliot langsung diserbu oleh teman-teman timnya. Alex dan yang lain menggendong Elliot di atas pundak mereka.

•••••••

Juara 1, 2, dan 3 berbaris sejajar untuk menerima piala penghargaan. Kepala sekolah mengalungkan medali pada Elliot, kemudian mereka berfoto dan bersalaman.

Alex dan Elliot berjalan ke arah kami, Rita beranjak dari kursinya berlari memeluk Alex memberi selamat. Elliot kini berdiri di hadapan Mina.

"Congratulation ya!"
Mina ikut berdiri.

"Gua liat lo doa tadi, buat gua?"

Aku mengangguk tersenyum.

Elliot melepaskan medali emas dari lehernya dan menggantungnya di leherku.

Deg.. Deg.. Deg..

"Makasih! Berkat lo gua jadi punya kekuatan lebih!"
Matanya menatap mataku dalam, percayalah dalam sekejap itu aku bisa mendengar suara detakan jantungku sendiri.

"Elliot buru! Lo dipanggil tuh sama Miss Grace!"

Elliot berbalik menuju pintu keluar. Kakiku terasa lunglai, gravitasi menariku kembali duduk di kursi.

•••••••

👇 Vote here ⭐ Thank you! 🌟

UNTIL.THEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang