UNTIL.THEN Part 19 - Cemburu

92 14 0
                                    

"Mina selamat yaa sayanggg!!!"
Rita berlari memeluk Mina.

"Selamat ya Mina! Elliot!"
Alex juga ingin memeluk Elliot tapi dengan cepat dia menghindar.

"Elliot! Congratulation!"
Perempuan blasteran tadi mendekat dan mengulurkan tanganya. Mata bewarna abu-abu itu, cantik sekali. Elliot menjabat tangan perempuan itu.

"Thanks!"

Rasa sakit yang menusuk tajam seperti jarum itu datang lagi!

"Tadi pas main basket juga aku liat kamu keren banget deh!"
Perempuan itu masih menggenggam tangan Elliot.

"Ini siapa? Kok kamu ga kenalin ke aku?"
Dia melentikan jarinya ke arah Mina. Rita menatap perempuan itu tidak suka.

"Mina, ini Keisha."
Sudut bibir Keisha naik tersenyum angkuh.

"Keisha.. ini Minaaa.."
Elliot terdengar menggantung kalimatnya, kemudian dia menarik tali merah di leherku, sesuatu yang kusembunyikan baik-baik dalam cardiganku pun terlihat. Elliot menatapku, ia menunduk hingga pandangan kami sejajar, diangkatnya logam bulat bewarna emas itu hingga menyentuh bibirnya.

"..Punya gua!"
Elliot menyelesaikan kalimatnya lalu bergegas menarik tangan Mina keluar melewati pintu.

"Maksudnya milik kamu apa?! Elliot!!"
Keisha berteriak marah dari jauh.

•••••••

Ketika sampai di lantai bawah, Elliot melepaskan tanganku, dari belakang terlihat telinganya yang merah. Aku melangkah perlahan ke depan. Ternyata bukan hanya telinga, seluruh wajah Elliot memerah, ia membuang muka ke atas.

"Nih punya lo!"

Elliot menatapku serius dengan wajah yang masih merona merah.

"Adu du duh! Sakit!"
Terasa sensasi tajam dan mencekik saat melepas medali dari leherku.

"Eh kenapa?"
Suara Elliot terdengar cemas.

"Nyangkut!"
Seutas benang tali berbahan kain itu terjebak masuk ke dalam kait kalung Mina.

"Pfft.."

"Gimana sih ini?! Wah ngajak berantem!!"
Mina yang mulai panik, bergelut hebat melawan si medali.

"HAHAHA!"
Elliot tertawa.

*Akhirnya!!*
Mina tersenyum puas, menyaksikan hal yang telah lama ia nantikan.

•••••••

Elliot membawa Mina ke sebuah taman kecil. Terdapat kolam ikan dari batu granit dan ada pohon besar yang batangnya bewarna putih. Papan tulis kami masih menggunakan kapur, dan biasanya untuk membersihkan debu dari penghapus ya dengan mengetuknya ke pohon.

"Pohonnya pake bedak."
Mina menepuk-nepuk pipinya.

"Haha udah udah! Bisa abis napas gua!"
Elliot mengibaskan tangannya. Suasana mendadak tenang, ingatan tentang kejadian di kelas tadi mulai mengganggu Mina.

"Cewe lo.."

"Cewe gua?"
Elliot memotong.

"Keisha.."
Lidah Mina terasa kelu menyebut nama itu.

"Bukan!"
Dia menjawab tegas.

"Boong!"

"Lo sendiri ga dicariin cowo lo?"

"Siapa?"

"Victor.."

"Hah?"

"Gua liat lo dianter pulang sama dia."

"Jadi lo beneran ke rumah gue ya?"

Elliot mengangguk.

"Gue nyariin lo pas liat gembok tapi lo ga ada."

"Gua uda cabut."

*Oohhh! Jadi itu dia!*
Mina tersadar kalau motor yang ngebut di depan Victor waktu itu adalah Elliot.

"Victor cuma temen kompetisi yang dipilihin sama Miss gue."

"Sampe dianter jemput gitu?"

"Gue dianter pulang sekali itu aja karena udah malem, dia jemput juga baru tadi pagi, soalnya gue ga tau jalan ke sekolah ini."

Mendengar jawaban Mina, Elliot menghela napas lega kemudian merosot, kepalanya membentur bagian atas besi kursi taman tempat kami duduk berdampingan.

"Jealous ya?"
Mina melihat muka Elliot memerah.

"Jangan liat!"
Elliot mengangkat sebelah lenganya, telapak tangan yang besar itu menutup wajahnya dengan baik.

Dari sela-sela jarinya Elliot mengintip namun Mina menangkap bola mata cokelat itu.

"Ppftt.."

"HAHAHA!"
Mereka kompak tertawa bersama.

•••••••

👇 Vote here ⭐ Thank you! 🌟

UNTIL.THEN [COMPLETED]Where stories live. Discover now