NOTE 37

11.1K 2K 516
                                    

Hai-hai!

Selamat malam minggu!
Fyi dari sekarang yaa manteman mau ijin mulai minggu depan aku agak slow yaa updatenya karena mau UAS dulu ☺️

Semangat juga buat kalian yang lagi atau mau tes jugaa yaa 💪🏻

Yuk lah!
Komen gemoy sama bintangnya biar makin seruu 😉

Warning!
Bagian ini diharapkan untuk mencari tempat paling nyaman dulu dan jangan lupa menyiapkan segelas air mineral 🥂

Putar lagunya biar makin kerasa feelnyaa

Selamat Membaca!
Enjoy!

NOTE 37

Koridor rumah sakit terlihat sangat sepi karena jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Gadis dengan pakaian casual berwarna hitam dan jilbab hitam tentunya yang tak pernah lepas itu duduk sendiri di depan ruang inap menunggu kedatangan seseorang yang sepertinya tidak akan datang malam ini.

Di lain sisi sebenarnya Atlana tidak hanya menunggu Artik tapi gadis itu sedang menenangkan hati dan pikirannya yang semakin hari semakin tidak tenang.

Saat Atlana datang ke rumah sakit untuk menjaga Dema karena ibu cowok itu yang masih berada di luar negeri dan akan pulang keesokkannya, Atlana melihat Bang Zai dan satu dokter serta beberapa suster memasuki ruang inap Dema.

Bang Zai menjelaskan bahwa kondisi Dema semakin hari semakin melemah. Jantung cowok itu yang sudah terpasang ring hampir tidak terdeteksi membuat kondisinya sempat kritis tapi untungnya masa kritis itu bisa terlewati.

Meskipun akhirnya dokter dan suster dapat menyelamatkan cowok itu dan kini setelah Atlana menyuapi Dema makan cowok itu sudah terlelap tidur walaupun masih mempertanyakan apakah Artik akan datang atau tidak.

Atlana yang lelah pun akhirnya memilih beranjak dan akan kembali masuk sebelum suara berat yang dikenalnya membuat langkah Atlana terhenti.

"Maaf udah nunggu lama," ujar Artik yang akhirnya datang membuat Atlana langsung membalikkan badannya.

Atlana tersenyum tipis. "Nggak papa."

Melihat wajah lelah yang disembunyikan gadis itu membuat Artik merasa bersalah. Atlana terlalu sabar dan gadis terkuat yang paling tegar yang pernah Artik temui hingga cowok itu tidak tega bila harus menambah lagi beban Atlana sekalipun gadis itu terlihat baik-baik saja.

"Aku boleh masuk?" tanya Artik yang diangguki Atlana.

"Dema udah tidur. Mungkin bicaranya besok," ujar Atlana lembut dengan membuka pintu masuk ruang inap tersebut.

Artik mengangguk dan saat Artik dan Atlana sudah masuk ke dalam ruangan, ternyata Dema sudah bangun dan terlihat cowok itu yang memang menunggu kedatangan Raja Pascal yang menjadi target utamanya dulu.

"Dema udah bangun?" tanya Atlana yang langsung mendekat ke brankar meninggalkan Artik yang masih berdiri di dekat pintu menatap gadis itu dalam diam.

"Iya, udah." Dema tersenyum hangat. "Aku laper. Kira-kira kantin rumah sakit masih buka nggak, ya?" tanya Dema dengan wajahnya terlihat seperti orang sehat.

Atlana mengangguk. "Buka 24 jam. Mau makan apa?"

Kedua mata Dema berbinar. "Sandwich!" kata Dema semangat membuat Atlana terkekeh melihatnya.

SADAVIRWhere stories live. Discover now