"Masih berani pulang?" Sindir Dahlia.Bintang terus memfokuskan pandangannya dan berjalan, dirinya mengacuhkan ucapan Dahlia yang terduduk santai di sofa.
"Pembunuhan."
Mendengar ucapadan dari sang Mamah, Bintang menghela napas kasar ia tidak ingin ribut dan tidak ingin menambah masalah. Lalu Bintang menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar.
"Nnnyyy-onya maaf, Apakah Den Bintang udah pulang?" tanya Mimah.
"Hmm."
"Allhamdulilah ya Allah," ucap Mimah dengan rasa senang.
"Kalau gitu saya ke dapur dulu nyah," Mimah pun melangkah dan meninggalkan Dahlia.
Kini Bintang menidurkan tubuh nya di atas kasur menatap langit kamarnya "Gue capek," lirih Bintang.
Drett dreett
🐀Curut🐀
Pacar Kamu kemana aja sih aku telpon gak di angkat-angkat
Iya maaf maaf kemarin headphone
Aku ketinggalan di rumah.Hmmm
Ko jawabnya simple sih
Ya gak papa dong, oh iya temenin aku beli buku yuk
Hmmmmm
......
Maaf yah sayang, kaya nya aku
Gak bisa nemenin kamu beli bukuKo gitu sih
Maaf ya aku tutup dulu
Telpon nya dah muachTuttt tutt tuttt
Bella mengerucutkan bibir nya merasa bete dengan jawaban Bintang yang menolak ajakan dirinya untuk beli buku.
Setelah memetikan sambungan telepon Bintang langsung mengambil kapas dan membersihkan darah nya.
"Maafin gue Bell, Gue gak tau lagi dengan kehidupan gue sekarang, maafin gue Bell kalau misalnya gue pergi selamanya, gue capek dengan keadaan gue," ucap Bintang sambil membersihkan Darah nya dengan batin yang sangat rapuh dan tersiksa oleh keadaan dan penyakitnya.
Brugg
Seorang pria paruh baya dengan wajah emosi yaitu adalah Danu, membukakan pintu kamar Bintang sangat kencang. Setelah terbuka pintu itu Danu di buat kaget melihat darah yang mengalir di hidung Bintang. Bintang langsung menoleh ke arah Danu.
"Pppaa-hhh," ucap Bintang dengan gugup.
Danu melangkah mendekati Bintang. Setelah berhadapan dengan Bintang, Danu langsung menampar Bintang sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Non-Fiction⚠BUDAYA KAN FOLLOW SEBELUM BACA⚠ Ini tentang lelaki bernama Bintang kehidupan yang membuat mental dan fisik nya sangat rapuh. Saya ingin seperti mereka, hidup damai dengan keluarga nya, sejak lahir saya tersiksa secara batin. "Anda tidak pantas untu...