Dua belas.

1.2K 136 8
                                    

Setelah selesai dari toilet, mina kembali kemeja makan yang ia tempati tadi. Diikuti chaeyoung di belakangnya, chaeyoung terus memperhatikan mina saat sudah duduk di hadapanya.

"Tidak biasanya mina seperti ini, ada apa denganya, kenapa dia mendiamiku." Batin chaeyoung.

Acara makan malam pun sudah selesai, bambam pergi mengambil mobilnya dan membiarkan chaeyoung, mina dan somi menunggu didepan.

"Minaa." Ujar chaeyoung, berusaha memanggil mina yang sama sekali tidak mendapatkan balasan dari mina.

Chaeyoung menghela nafasnya pelan, dia benar-benar tidak tau jika mood mina berubah-ubah.
Tadi siang selalu menempel dan sekarang malah sebaliknya.

Bambam menghampiri ketiga orang yang sedang menunggu nya di pintu keluar.

"Ayo masuk." Ujar bambam.

"Mmm, somi apa tidak keberatan jika aku memintamu untuk duduk didepan?." Ujar chaeyoung.

"Memangnya kenapa chaeng?, Apa kau tidak nyaman berada di sebelahku?" Ujar somi menatap chaeyoung.

"Tidak seperti itu, hanya saja, aku ingin duduk di sebelah mina." Ujar chaeyoung.

"Baiklah jika itu maumu." Ujar somi dan masuk kedalam mobil bambam.

"Ayo mina." Ujar chaeyoung yang ingin memegang tangan mina.

Tapi dengan cepat mina menepis tangan itu dan memasuki mobil bambam.

"Hahh, dasar perempuan,selalu ngambekan, padahal aku tidak melakukan apa-apa, kenapa dia bersikap seperti itu, aku juga perempuan, tapi aku tidak pernah seperti ini. "Ujar chaeyoung pelan.

Chaeyoung yang menatap mina sedari tadi merasa terabaikan karena mina hanya menatap keluar dari jendela.

"Hah, baru tau rasa kau chaeng, aku akan membuat mina semakin menjauh dan membencimu." Ujar bambam dalam hati dengan senyum bangga.
Ia terus memandangi chaeyoung dan mina dari spion depan.
.
.
Sampailah pada rumah mina, mereka semua yang ada di mobil kini turun untuk masuk kedalam rumah mina.

"Minaa, boleh aku berbicara sebentar dengan mu?." Ujar chaeyoung.

"Apa yang ingin kau bicarakan chaeng, ini sudah malam sebaiknya kau mengantarkan somi pulang, dan kau juga pulanglah kerumah mu." Ujar mina dengan wajah datarnya.

"Tapi mina, hanya sebentar saja." Ujar chaeyoung sambil menggengam tangan mina.

"Kalau mina tidak mau ya sudah, jangan memaksanya " ujar bambam dan melepaskan gengaman chaeyoung pada tangan mina.

"Hah, ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu, selamat malam mina, ayo som, aku antarkan kau pulang." Ujar chaeyoung dan meninggalkan tempat itu untuk masuk kedalam mobilnya.

"Aku duluan ya mina, bambam, selamat malam semua." Ujar somi tersenyum kepada mina dan bambam.

Mina tidak membalas ucapan somi, ia hanya menatap kepergian mobil chaeyoung yang sudah berjalan meninggalkan halaman rumahnya.

"Sebaiknya kau masuk sekarang, udaranya tidak baik untuk mu, dan bilang padaku jika chaeyoung menganggumu lagi." Ujar bambam dan mengacak-acak rambut mina.

"Aku pergi dulu."
.

"Apa kau ada hubungan dengan mina?." Tanya somi penasaran

"Tidak, aku hanya berteman denganya." Jawab chaeyoung.

"Ohh."

"Tapi aku menyukainya, itu sebabnya aku tidak ingin dia marah padaku seperti tadi." Ujar chaeyoung menatap somi.

MINE. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang