16. pulang

4.8K 478 37
                                    

DOR!

seneng ga?

ya udah kalau dikacangin gamau up lagi!

gamauuu pokoknya gamauu

nungguin mulu ya? maaf ya HAHAHA
oke selamat membaca!♡

---

Vega tengah berdiri di ambang gerbang sekolah. Suhu panas tubuhnya telah menurun. Kondisinya lebih baik dari sebelumnya. Ia sempat mengikuti dua pembelajaran hari ini.

"Katanya lo sakit?"

Vega menoleh, menemukan Daffa yang sudah menaiki motor.

Vega mengangguk, "Udah baikan,"

"Muka lo kenapa?" Daffa menatap Vega cemas ketika melihat lebam yang berada di tulang pipi perempuan itu.

Vega menggeleng, ia merapikan rambutnya untuk menutupi lebam di wajahnya.

"Lo habis berantem? siapa yang buat lo-"

"Daf, gue gak pa-pa. Lo juga gak perlu tau."

Lelaki itu menutup mulutnya, kemudian tersenyum tipis. "Oke, sorry. Lo gak bawa motor kan? pulang sama gue ayo." lelaki itu menggerakkan kepalanya, memberi isyarat untuk segera duduk dibelakang nya.

"Sorry Daf, gue dijemput."

Terlihat senyuman lelaki itu memudar, namun kemudian ia memaksakan senyumnya kembali. "Oh ya udah, cepet sembuh ya Ve. Gue duluan." Lelaki itu segera melajukan motornya, meninggalkan Vega.

Vega mengambil ponselnya, ia berdecak ketika ternyata Gerald tidak bisa menjemputnya karena sedang mengantar Helmi untuk memeriksa Elvan ke rumah sakit. Padahal adiknya itu sudah dibawa ke rumah sakit. Udah paham kan, gimana overprotektif nya Helmi pada anak kesayangannya itu?

"Cantik,"

Vega menghela napasnya, ia sudah kenal dengan suara itu.

"Tumben gak bawa- muka lo kenapa Ve?" Raut wajah lelaki itu berubah, yang awalnya terlihat jahil lini menjadi khawatir.

Vega menatap jengah lelaki itu, "Bukan urusan lo."

Kean menatap serius Vega, "Urusan gue. Siapa yang buat lo gini?"

Vega berdecak, "Gue gak ada urusannya sama lo."

"Terserah, tapi gue ada urusannya sama orang yang udah nyakitin mantan gue. Siapa Vega?" Kean terus mendesak Vega untuk menjawab.

Vega memutar bola matanya, "Gue juga gak tau,"

Kean mengernyit, "Lo punya masalah apalagi si Ve?"

"Lagi? gue gak pernah cari masalah duluan."

"Iya, gue gak bilang lo-"

"Tapi lo ngomong gitu seakan-akan gue cari masalah terus."

Kean menghela napasnya, "Gue minta maaf. Ayo, biar gue anterin lo pulang."

"Gak usah."

Kean menarik tangan Vega, membuat Vega menepis tangan lelaki itu. "Gue bilang gak usah."

Kean menatap jengah Vega, "Gue cuma mau nganterin lo pulang Vega. Bukan ngajak balikan. Ayo gue anter pulang biar lo aman."

Vega berdecak, harus kah ia terima tawaran mantannya itu?

Vega mengedarkan matanya, ia melihat Naren yang hendak melewati pagar sekolah.

"Naren!" panggil Vega membuat Naren menoleh.

Kean menghela napasnya, "Ve, kenapa sih. Dia gak bakal mau pulang sama-"

"Naren gue tungguin lo dari tadi!" Vega tersenyum tipis, ia sangat berharap bahwa kali ini Naren akan membantunya. Vega mengulum senyumnya ketika Naren mendekat kearahnya.

VEGANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang