2 (dua)

300 128 647
                                    


Jangan lupa baca doa dulu sebelum membaca















Jimin hari ini terkena virus 5L.

Lemas.

Letih.

Lesu.

Lunglai.

Lalu, ingin di manja.

Taehyung yang duduk di sebelah kirinya hanya planga-plongo seperti manusia dungu melihat tingkah jimin yang tak bersemangat hidup.

Tidak hidup juga tidak apa sih menurut Taehyung. Lagipula, Jimin hidup pun tak ada guna sama sekali. Hidup Jimin penuh dosa dan hanya semakin menjerumuskan orangtua juga orang di sekitarnya masuk neraka.

Semakin Taehyung menikmati wajah dungu nan sexy Jimin itu malah semakin ingin muntah rasanya. Jadi, Taehyung membiarkan Jimin bercinta dengan khayalannya saja. Mungkin dia begitu juga karena ingin di manja pikir Taehyung begitu.

Ahhhkkk... Ahkkkkk... 🎶

Nada dering notifikasi pesan masuk Jimin menggema di ruangan ini. Dia lupa mengatur mode senyap di ponselnya.

Jimin langsung terkesiap dan menegang karena dosen yang sedang mengajar di depan ikut mencari sumber suara itu. Tidak hanya dosen saja, seluruh isi ruangan pun ikut serta dalam pencarian suara merdu desahan itu.

Jimin jadi ketakutan sekarang karena dosen yang berada di ruangan ini termasuk dosen yang paling di takuti olehnya. Alasannya hanya satu, dosen itu rekan ayahnya bermain golf.

"Suara apa itu?" Tanya Prof. Hwang pada seluruh mahasiswa di ruangan ini.

Sudah tau suara desahan. Malah masih bertanya. Batin Jimin.

"Suara desahan, Jira. Pak." Ucap Taehyung mencoba beralibi membela sahabat sepermesumannya tapi merugikan oranglain. "Tadi dia menggaruk punggungnya yang gatal tapi tidak tergapai, lalu aku bantu menggaruknya dan dia mendesah, sepertinya aku terlalu keras menggaruknya... Maaf ya, Jira." Lanjut Taehyung tersenyum setan pada Jira yang sekarang hendak berucap.

"Loh, aku baru tau Jira punya suara desahan indah seperti itu." Kata gadis yang disebelah Jira. "Nanti jangan dekat-dekat Jungkook, ya. Takut dia tergoda oleh suara desahanmu." Gadis yang selalu memakai kemeja flanel kebesaran itu lama-lama bisa gila berada satu ruangan dengan orang-orang tidak waras ini. Airin sahabat Jira maupun Taehyung musuh bebuyutannya, belum lagi Park Jimin si biang otak permesuman-- membuat Jira ingin jadi orang tidak waras seperti mereka.

"Airin. Bisa diam tidak?" Suara dingin nan misterius Jungkook ikut berpartisipasi. Namun kali ini dia menyelak sang istri untuk duduk manis saja dan tak usah ikut-ikutan.

Jimin dimana? Dia masih ada di bumi ini. Dia dengan santai memainkan ponsel di bawah meja-- sibuk bertransaksi dengan konsumennya.

Biadab sekali bukan? Dia biang keladinya tapi seisi ruangan yang menanggung akibatnya. Semuanya menjadi gaduh.

Park Jimin itu akan merasa rugi jika mengabaikan peluang ini. Demi mendapatkan uang untuk membeli sepatu dan Hoodie yang menjadi incarannya saat ini, dia tidak boleh membuang kesempatan emas ini yang akan ia pamerkan pada orangtuanya agar bangga memiliki anak seperti Jimin yang bisa membeli barang keinginannya sendiri dengan harga yang fantastis.

"Kau kenapa? Alergi mu kumat lagi?" Tanya Prof. Hwang pada Jira, mahasiswa kesayangannya.

"T-ti...." Ucapnya tak sampai selesai.

"Yasudah kita akhiri saja matakuliah kali ini." Prof. Hwang mengakhiri jam kuliah yang seharusnya berakhir 30 menit lagi. "Ke UKS, Jira. Minum obat alerginya." Tambah Prof. Hwang sebelum keluar ruangan.

Love Story 1 (PJM) ✅Where stories live. Discover now