4 (empat)

279 108 553
                                    


Hani yang sedari tadi bergulang-guling tak jelas di atas kasur akhirnya tersadar bahwa apa yang sedang ia alami saat ini adalah kasmaran. Benar, kasmaran pada lelaki bernama Park Jimin.

Ia benar-benar tidak bisa tidur malam ini, terbayang-bayang terus wajah lelaki dari fakultas teknik itu. Bahkan setalah ia melakukan transaksi tadi sore dengan Jimin, ia sampai tidak sadar kalau dirinya tertinggal bus yang akan mengantarkannya pulang ke kosan.

Wajah tampan serta bibir tebal nan sexy yang menjadi bagian favorit tersendiri bagi Hani, mampu membuat gadis Shin ini senyum-senyum sendiri.

Hani ini cantik sekali apalagi dengan rambut yang diikat pita pink, cantiknya tingkat dewi sekali. Tetapi sungguh tidak beraestetic kalau Hani gila hanya karena jatuh cinta pada Jimin.

Dering ponsel mewah Hani berdering membuyarkan adegan senyum-senyum sendiri di dalam kamar kos ini.

📞

"Iya, Hyumi?"

[Aku di depan pintu kos mu. Apa Hani tidak mendengar suara ketukan?]

"Eoh? Benarkah? M-maaf, Hani segera membuka pintunya."

Hani yang mendapat panggilan telpon dari sahabatnya itu langsung bangkit dari kasur dan bergegas menuju pintu kamar kosnya. Ternyata efek kasmaran pada lelaki si bandar video itu-- seperti ini, ya. Sampai ia tak sadar kalau sahabatnya sudah menunggu hampir sepuluh menit di luar kamar kos.

"Hani sedang apa sih? Tidur atau sedang di kamar mandi sampai tidak dengar Hyumi mengetuk pintu sekeras ini," gerutu manja ala gadis milik lelaki pucat yang berada di belakangnya.

"M-maaf, Hyumi. Mari masuk."

Hyumi masuk kedalam kosan Hani dengan di ikuti lelaki pucatnya di belakanganya.

"Maaf, ya. Hani tidak bisa menyuguhkan makanan yang mewah, ibu Hani belum mengirimkan stok bahan makanan pada Hani minggu ini."

"Hani bicara apa sih? Biasanya juga tidak seperti itu kalau Hyumi datang kesini," ucap Hyumi yang mengunyah cemilan kacang almond.

"Tapi kali ini Hyumi datang tidak sendirian seperti biasanya," jedanya melirik Yoongi yang memejamkan mata sembari bersandar pada sofa mungil warna pink itu. "Bersama kak Yoongi."

Benar. Ucapan Hani mengenai kekasih sahabatnya yang bisa dibilang baru pertama kali berkunjung ke kosannya, memang benar adanya.

Hani cukup tahu bagaimana kisah perjalanan cinta mereka. Dari awal Hyumi yang gencar mendekati Yoongi-- yang tak lain dan tak bukan adalah kaka seniornya sendiri, dari mereka pisah bahkan sampai kembali merajut. Hani cukup mengetahui hal itu.

"Ah iya, ini dompetmu," kata Hyumi sembari memberikan dompet milik Hani yang tertinggal di kelas tadi siang.

"Terimakasih, Hyumi." Hani tersenyum mendapatkan dompetnya kembali yang di temukan oleh Hyumi.

"Makanya jangan terus memikirkan si Park Jimin."

Hani terkikik pelan sembari melirik hati-hati pada sosok lelaki di samping Hyumi yang tengah memejamkan mata. Ia yakin kekasih sahabatnya itu sedang tertidur, karena sejak kedatangan mereka ke kosannya-- lelaki itu seperti mayat, tidak bergerak sama sekali, matanya terpejam sembari menyandarkan kepala pada punggung sofa tanpa menghiraukan dua gadis yang sedang bercengkrama.

Sekitar setengah jam, dua sahabat seperpolosan ini berbincang akhirnya lelaki pucat itu membuka matanya dan langsung berkata, "sudah selesai urusannya?"

"Uhh... Kak Yoongi sudah bangun?" Basabasi Hani pada kekasih sahabatnya.

Yoongi menganggukkan kepala sembari mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan dan menunjukkan airmuka khas nya ketika bangun tidur.

Love Story 1 (PJM) ✅Where stories live. Discover now