7 (tujuh)

202 78 438
                                    


Darah yang terus mengalir pada telapak tangan Hani membuat siapapun yang melihatnya pasti bergidik nyeri.

"Jungkook ...," panggil Airin pada suaminya. "Mana sapu tanganmu, sayang? Cepat berikan padaku. Tangan Hani terluka, lihatlah tangannya berdarah, 'kan?" Airin mengadu pada suaminya yang sudah berada di sampingnya.

"Kau mengenalnya?"

"Kami baru saja berkenalan dan sekarang aku harus mengobati lukanya."

Jungkook menganggukkan kepala, apa yang istrinya lakukan ini tidak ada yang salah.

Merasa ada sapuan pelan mengenai lukanya-- Hani sontak meringis kesakitan dan sedikit menarik lengannya.

"Sakit, ya? Kita ke UKS saja, ya?" ajak Airin.

Hani menggelengkan kepala, "tidak usah. Hani akan langsung ke klinik saja."

"Dia berkata benar, Rin. Lukanya cukup parah, UKS tidak akan cukup menangani luka itu." Jira membenarkan keputusan Hani.

"Kalau begitu Hani permisi. Terimakasih sudah menolong Hani." Kemudian Hani membungkukkan kepala pada dua gadis dari fakultas teknik ini yang menolongnya tadi.

Hani berbalik badan setelah berpamitan lalu melangkahkan kakinya yang sedikit kesakitan karena lututnya terluka.

Sembari melangkah dan menahan rasa nyeri-- dirinya masih memikirkan Jimin yang sama sekali tidak peduli terhadapnya.

Berbagai spekulasi buruk mulai bermunculan. Ia berusaha menepis semua tentang Jimin yang tidak-tidak agaknya memang suatu hal yang sulit dienyahkan.

Apakah Hani berbuat salah? Kenapa Jimin seperti tidak mengenal Hani? Ada apa dengan Jimin? Begitu kata hatinya yang berjalan keluar dari gedung fakultas teknik.

Jimin masih terdiam pada posisinya di kantin ini sembari menatap tempat di mana gadis Shin itu terjatuh dan terluka. Ia terlihat sangat menyesali karena tidak bisa membantu Hani secara langsung saat gadis itu membutuhkan pertolongan.

"Dasar bodoh!" Pekik Taehyung pada sahabat sepermesumannya.

Jimin tak merespon otak mesumnya sedang memikirkan Hani yang saat ini hilang dari pandangannya.

"Kenapa kau tidak menghampirinya? Dia butuh pertolonganmu, sialan! Apa kau memang masih memiliki rasa pada si Choi Ara itu? Sampai kau bersikap acuh pada...," Taehyung berusaha mengingat nama gadis yang pernah meminta nomer ponsel Jimin padanya. "Aduh.... Siapa ya namanya," lanjutnya kembali sembari menggaruk rambutnya sendiri yang belum ia keramasi selama tiga hari ini.

"Hani."

"Iya, itu. Hani," imbuh Taehyung.

"Justru aku sedang menolongnya. Kau tahu kalau Ara bisa saja melukai Hani lebih parah dari ini."

"Maka dari itu kau harus bertindak, bukan malah diam seperti orang idiot di sini."

Jimin menghembuskan napasnya. Terlalu rumit untuk menjelaskan bagaimana ia yang tidak bisa bertindak tegas dengan semua kelakuan dari gadis yang merupakan mantan kekasihnya sendiri.

Ia pernah menjalin hubungan dengan gadis bernama Choi Ara dari fakultas kedokteran yang merupakan gadis cantik nan hits di fakultasnya sendiri.

Singkat cerita, Ara berselingkuh di belakang Jimin dengan seorang lelaki tampan dari kampus lain. Awalnya Jimin tidak percaya, namun semua bukti-bukti sudah terkuak begitu saja kebenarannya.

Jimin mengakhiri hubungan itu dan disetujui langsung oleh Ara. Ia tidak terlalu memusingkan atas berakhirnya hubungan tersebut dan lebih memilih hidup santai sambil berbisnis yang sampai saat ini ia lakoni.

Love Story 1 (PJM) ✅Where stories live. Discover now