B.L.M 31 : Mabuk

357 78 183
                                    

—o0o—

“Cinta itu bagaikan alkohol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cinta itu bagaikan alkohol. Bisa menjadi obat pengering luka kala jatuh dan berdarah, bisa juga jadi zat adiktif yang membuatmu mabuk dan hancur secara perlahan. Tergantung bagaimana kamu mempergunakan dan memanfaatkannya. Karena di dunia ini memiliki dua kutub berbeda. Yaitu positif dan negatif.”—Bucinnya Lee Minho 2k21.

—o0o—

***

       “Nih minum.” Sungchan memberikan sebotol minuman softdrink kearah Jaeryn yang tengah menenggelamkan wajahnya diatas lipatan dua tangan yang tersimpan di lutut. Tatapan terlihat gamang. Seolah tengah memikirkan suatu hal yang begitu menggangu pikiran semenjak acara game selesai.

      Jaeryn mengangkat pandang, lantas menerima minuman tersebut dari Sungchan. “Makasih,” ucapnya menatap lurus ke depan. Kosong.

      Hening, hanya terdengar suara desiran angin beradu dengan suara tegukan minuman berkarbonasi yang diminum oleh Jaeryn beberapa kali. Lalu setelahnya Jaeryn menyimpan minuman tersebut tanpa ada niatan untuk menengguknya kembali. Tidak berselera.

      “Kenapa lo? kusut amat.” Sungchan membuka topik pembicaraan setelah beberapa saat terjebak keheningan bersama Jaeryn.

      Sang Hawa menolehkan kepalanya kearah Sungchan. Tatapannya terlihat sendu. Tidak ada setitik pancaran cahaya semangat disana. Suram.

      “Chan.” Sungchan menatap Jaeryn dengan iringan deheman kecil, seolah bertanya ‘apa?’ melalui tatapan mata.

      “Kata lo kalo cemburu, harus dibales lagi.” Sungchan masih diam, membiarkan Jaeryn menyelesaikan kalimat apa yang akan dilontarkan selanjutnya. “Lo mau bantuin gue bikin Lino cemburu?” lanjut Jaeryn nampak putus asa. Bahunya merosot, juga matanya terlihat sayu.

      “Oke, gue mau.” Tanpa berpikir panjang, Sungchan mengiyakan begitu saja permintaan Jaeryn. Membuat ekspresi Jaeryn yang asalnya muram berubah menjadi cerah hanya dalam hitungan detik saja.

       “Beneran?” tanya Jaeryn memastikan.

       Sungchan mengangguk pelan sebagai jawaban. “Tapi ada syaratnya,” ucapnya kemudian.

       Jaeryn menautkan alis. “Syarat? apa?”

       “Lo harus ngabulin satu permintaan gue, ditambah dua permintaan bulan lalu yang belum sempet lo penuhin. Jadi total ada tiga permintaan. Gimana, setuju?” Tangan kanannya terulur kearah Jaeryn untuk memulai kesepakatan.

       Jaeryn menimang dagu, berpikir sejenak. Sebelum akhirnya menerima uluran tangan Sungchan tanda persetujuan. “Oke, deal.” Seulas senyuman terbit diatas bibirnya.

BUCINNYA LEE MINHO [LINO] ON GOINGWhere stories live. Discover now