not here anymore

7.5K 872 59
                                    

Siapaa yang nungguin cung kaki









Canda ihh

Haechan dengan gemetaran memegangi lehernya yang terasa sakit luar biasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan dengan gemetaran memegangi lehernya yang terasa sakit luar biasa. Wajahnya pucat pasi menatap Yunho yang menampar Mark dengan kasar.

Pandangannya mengabur air matanya tidak terbendung. Haechan benar-benar ketakutan. Telinganya sama sekali tidak bisa mendengar pertengkaran mereka.

Tubuh Haechan meringkuk di dekat tembok. Tangannya sudah memukul dadanya yang sesak berulang-kali. Napasnya tersenggal sampai terbatuk-batuk.

SRETTT

Tubuh Haechan dipaksa berdiri oleh Mark yang menarik kerah bajunya kasar.

"DAD NAMPAR GUE CUMA GARA-GARA LO SIALAN!"

BRAK

"MARK!"

Punggung Haechan yang kembali membentur tembok merosot hampir kehilangan kesadaran. Rasanya panas dan nyeri, mungkin akan berubah biru dan lebam mengingat luka lama saja belum membaik.

Haechan ketakutan dengan kelakuan Mark yang sangat kasar padanya. Apa salah Haechan?

Seluruh tubuhnya gemetaran Haechan menggeleng panik ketika Yunho hampir ingin melayangkan tinjuannya pada rahang Mark.

"Jangan! Jangan Dad!" Pekik Haechan tersendat.

Haechan tidak mau, dia tidak mau membuat hubungan Mark dan Yunho renggang apalagi karna dirinya. Mark pasti akan semakin membencinya.

Yunho menatapnya tajam membuat Haechan kembali menduk menahan isakan. Tubuhnya bergetar dengan perlahan dia beringsut menjauh.

Haechan ingin kembali ke kamar. Mengunci diri. Menjauhi orang-orang. Karena Haechan sadar keberadaannya selalu berakibat buruk.

Benar kata ayahnya, Haechan tidak seharunya lahir. Haechan tidak seharunya hidup kalau nyatanya dia hanya dianggap sebagai benalu tidak lebih.

Klek

Haechan merosot di balik pintu kamarnya. Menelengkupkan wajahnya pada lipatan tangang dan kakinya.

Haechan tidak memiliki siapapun. Tidak ada yang sayang padanya. Tidak ada yang bisa dijadikan tempat senderan dan berbagi keluh kesah. Haechan hanya sendirian di semesta ini.

"Mama.."

Haechan bergumam disertai isak tangis namun kemudian wajah sembamnya terangkat. Menatap pucat jendela balkonnya yang tertiup angin kencang.

Haechan harus pergi, pergi yang jauh.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
why hate me ; haechanWhere stories live. Discover now