is lost

9.6K 774 134
                                    

Hi, anyone miss me???

































































































































































Pagi-pagi sekali Haechan sudah dibangunkan dengan kegaduhan yang mungkin terjadi di lantai bawah

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Pagi-pagi sekali Haechan sudah dibangunkan dengan kegaduhan yang mungkin terjadi di lantai bawah. Karena tidak berani melihat Haechan lebih memilih diam dan sama sekali tidak menggubris apapun.

Ini sudah hampir seminggu Haechan terkurung di kamar. Entah Haechan tidak tahu jalan pikir semua orang di dalam rumah ini.

Pandangan Haechan kosong, kedua tangannya memeluk lututnya erat. Kepala Haechan rasanya penuh, banyak sekali pikiran yang menghantuinya.

Wajahnya pucat, sembam karena setiap saat terisak. Tubuhnya lesu, lemas sekali hanya untuk sekedar bergerak sedikit saja. Mirisnya saat kakinya ingin menampakkan ke lantai Haechan hampir tersungkur.

"Haechan pengen Kak Gyu..."

Haechan hampir gila, lelah mencari celah untuk keluar dari tempat yang seperti neraka. Percuma juga memecahkan kaca jendela balkon. Kaca itu tebalnya bukan main-main.

Haechan tidak mau juga cari mati, dia masih ingin menghabiskan waktunya dengan kakak tersayangnya.

Setiap malam Haechan selalu meringkuk. Bertanya-tanya pada dirinya sendiri kenapa hanya Haechan yang selalu tidak dianggap. Apa karena bungsu yang membawa sial.

"Hiks..." Haechan menggigit bibir bawahnya erat. Bibir pucat itu memerah menampakkan bercak darah kecil.

Perban di kepalanya sudah dilepas dua hari yang lalu. Tapi kenapa kepalanya rasanya semakin sakit dan pusing.

Klek

Entah kenapa tapi Haechan merasakan pernapasannya mulai menyempit. Seperti ada yang mengeluarkan asap tebal membuat Haechan semakin sesak rasanya.

"Bo-boleh di-dibuka..." Haechan menatap takut-takut wajah ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Jari tangannya gemetaran menunjuk pintu balkon yang tertutup rapat.

Yunho mengrenyit melihat putranya perlahan meremat dadanya dan berubah memukuli brutal berulang-kali.

"Kenapa dipukuli?" Tangan Yunho cekatan menahan. Kesadarannya belum penuh karena baru saja masuk ke dalam kamar tiba-tiba disuguhi pemandangan Haechan yang benar-benar kacau.

Pipi pucat Haechan perlahan berair. Wajahnya memucat menatap Yunho memohon. Mau bagaimanapun rasanya sangat sakit, Haechan tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi selain sosok di depannya.

why hate me ; haechanKde žijí příběhy. Začni objevovat