17. Senja Membawa Cerita

1.8K 301 70
                                    

Selamat Membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat Membaca

"Gimana? Udah enakkan?" Tanya Jeno kala itu di bawah sorot matahari berwarna jingga, petanda kalo waktu matahari untuk menyinari belahan bumi ini sudah habis.

Uci mengangguk sembari mengusap ingusnya dengan tisu. "Makasih ya Jen."

Jadi Uci itu abis nangis gara-gara makan seblak yang Jeno beliin, bukan tanpa alasan Jeno beli seblak itu.

Alasannya karena Jeno kesel liat Uci murung dari pagi sampek sore gara-gara putus sama Daniel. Jeno tau rasanya gimana nggak enaknya nahan air mata, jadi dia mutusin buat beliin seblak Uci biar air matanya bisa keluar dengan alesan kepedesan, padahal mah bukan.

"Kapan-kapan kalo mau nangis kabarin gue, entar gue beliin seblak lebih banyak." Ucap Jeno berusaha menghibur Uci.

Uci lantas tertawa pelan. "Gue bisa beli sendiri anjir."

"Tapi kalo gue yang beliin rasanya bakalan lebih enak." Balas Jeno.

"Hilih. Btw Jen, kok gue kepikiran kak Daniel ya sekarang." Ujar Uci sembari menatap lurus hamparan sawah yang ada di depannya.

Jeno pun melakukan hal yang sama. "Kenapa?"

"Nggak tau, kepikiran aja." Balas Uci menghela napasnya samar.

Helaan napas Jeno kemudian menguar bercampur begitu saja dengan udara sebelum dia menyeletuk. "Gue tau lo berat lepasin orang sebaik kak Daniel, tapi mau gimana lagi coba? Emang lo ada pilihan lain?"

Uci menoleh, menatap mahakarya indah di sampingnya ini. Jeno tampak sangat amat memukau dari samping, apalagi sinar jingga ini semakin membuat Jeno kaya kartun 2D.

"Nggak ada, gue nggak mungkin tega maksa dia ikut keyakinan gue dan dia juga nggak mungkin maksa gue buat ikut dia." Balas Uci.

Giliran Jeno menoleh. "Nah itu tau, kadang yang seiman aja nggak sejalan apalagi yang beda keyakinan."

Uci menjentikkan jarinya tanda dia setuju. "Tapi gue bener-bener makasih sama lo, kalo lo malem itu nggak bilang mutusin kak Daniel baik-baik, pasti gue udah ngelakuin rencana gila gue sama Somi."

Jeno mengernyit, nggak ngerti apa maksud dari kalimat Uci barusan.

Kemudian Uci segera memutar duduknya berhadapan dengan Jeno. "Gue sempet bikin scenario seolah-olah dia selingkuhin gue, tapi ya nggak jadi gara-gara lo."

Jeno terkekeh membuat kedua matanya ikut tersenyum melengkung. "Lagian mana enak sih musuhan sama mantan?"

"Iya sih, waktu itu gue beneran seenggak bisa mikir kaya gitu." Ujar Uci.

[1] SIDE STORY of KKN || 00L [✔️]Where stories live. Discover now