Prolog

487 73 79
                                    

rasanya dag dig dugg banget mau publish cerita baru :( memang sih cerita satu lagi belum lengkap tapi pengen banget rasanya bagiin cerita yang akhir-akhir ini aku tulis hehhe. this time alurnya bukan yang itu-itu aja so yuk support me hehheh!😜 jangan lupa vommentnya yak! oh iya buat visualisasinya kalau aku udah dapat persetujuan dari pihak yang aku meminta izin baru aku post ya! happy reading!

"Eh, gais!" Helga dengan mata sayu mengalihkan fokusnya dari buku catatannya ke arah sahabatnya yang sedang fokus belajar.

Tidak menghiraukan Helga yang terlihat sudah kehilangan minat pada buku di mejanya, Sarisha, Zareena, dan Earlene berusaha untuk menguasai semua materi bab terakhir pelajaran Fisika.

"Ck. Woi!" panggil Helga lagi.

Sarisha dengan rambut yang diikat cepol asal mendongakkan kepalanya, "Apa sih?"

"Ini kan kita hampir selesai belajar semua materi tahun ini. Mau ga kita bikin sesuatu gitu yang menarik?" Helga menjawab sambil menatap sahabat-sahabatnya bergantian.

Memandang Helga sebentar, Earlene menggeleng singkat, "Enggak ah, udah fokus dulu belajarnya. Siapa coba yang bilang belajar harus sefokus-fokusnya biar cepat habisin materi?"

Helga mendengus. Ia memukul tangan Zareena yang sedang menulis, "Woi! Mau ga??"

"Anjir! Ish kan jadi kecoret catatan gue. Mau apa sih?" sungut Zareena sambil mentip-ex tulisannya.

"Kita bikin sesuatu gitu yang seru habis selesai semuanya. Ini kan uda mau selesai belajarnya. Bosen dong nanti pelajaran uda ngerti semua!"

"Wah. Boleh tuh." kata Zareena semangat.

"Emangnya mau bikin apa yang menarik?" Sarisha mengernyitkan alisnya.

"Hmmmm, apa ya." Helga menipiskan bibirnya sambil memikir keras.

Dari serius belajar di jam istirahat, mereka berempat terlihat sudah tidak peduli dengan apa yang seharusnya mereka lakukan. Termasuk Earlene yang tadinya tidak menyetujui, sekarang ikut-ikut mengetukkan jarinya pada meja sambil memikirkan ide.

"HA!" Zareena menggebrakkan meja sambil berdiri dengan semangat 45.

"Selow bro. Apa-apa???" ucap Helga yang kaget namun juga penasaran apa yang terpikir di benak Zareena.

"Apa kita cari tahu siapa sebenarnya pemilik sekolah?" cetus Zareena pelan sambil membungkukkan badan, memerhatikan sekeliling kelasnya yang sedang sepi karena kebanyakan murid memilih untuk pergi ke kantin.

"Ngapain? Ga ada kerjaan banget lo." Earlene langsung menolak. Apa faedahnya coba?

"Ya kan selama sekolah di sini aneh banget pemilik sekolah selalu menutup identitas. Pasti ada sesuatu yang menarik, kan?" Zareena berucap serius, mencoba menghasut sahabat-sahabatnya untuk menyetujui idenya.

"Betul juga sih." Helga menyipitkan matanya, mencoba pikir-pikir lagi.

"Hei! Jangan diam-diam aja dong lo. Gimana, mau gak?" Zareena menyenggol lengan Sarisha.

"Gue ikut-ikut aja."

"YES!"

"Kalau lo?" Zareena bertanya kepada Helga sambil memasang tampang memohon.

"Boleh deh."

"YES!" jerit Zareena sekali lagi sambil menjulurkan lidahnya pada Earlene.

"Tuh kan. Kita tiga lawan satu. Mau ga mau lo harus ikut lah! Kalau ga mau ya ga usah temenan sama kita. BHAY!" Zareena mengibaskan rambutnya lebay, sedangkan Earlene hanya memutarkan bola matanya malas.

Zareena tidak tahu rasa penasaran ia terhadap siapa sosok pemilik sekolah selama beberapa tahun ini akan menjadi boomerang baginya. Membuka kembali lembaran hidup lalunya yang bahkan tidak ia tahu, apa pun itu akan menjadi kejutan yang tidak terduga.

Udah mempersiapkan hatimu?

Siap mengikuti misi mereka lebih dalam?

Atau mengulik kehidupan Zareena?

Untuk membongkar fakta tidak terungkap,

Untuk Zareena,

Untukmu,

Mari kita bersama-sama mempersembahkan,

Uncover.

JENG JENG JENG

kira-kira gimana ya ceritanya? gimana gimana prolognya? comment sebanyak-banyaknya yuk. good night everybodyyy!😙

5 Juni 2021,

450 kata.

UNCOVERWhere stories live. Discover now