07

7K 921 10
                                    

Al membantu Roubi memasang kembali pakaiannya setelah kegiatan panas keduanya selesai.

Roubi menatap Al yang saat ini tengah memasang sepatu Roubi.
"Yang mulia, kaki anda sangat indah" kata Al sembari mengusap pelan lekuk jemari kaki Roubi.

Roubi tersenyum.
"Terima kasih atas pujiannya"

Al mengecup singkat punggung kaki Roubi lalu memasang sepatunya.

Kemudian Al berdiri menatap Roubi.
"Bisakah aku mengendong mu paduka ?" Tanya Al.

Roubi langsung mengulurkan tangannya.
"Hm, gendong aku"

Perlahan Al mengangkat tubuh Roubi.
Roubi menyandarkan kepalanya di dada Al, tubuh Al sangat kekar wajar saja karena dia seorang kesatria.

Saat keduanya berjalan di halaman istana, ketiga selir lainnya berlari kearah mereka.

"Ada apa ?! Apa terjadi sesuatu ?" Tanya Lian.

Roubi menepuk pelan dada Al, dia meminta Al menurunkannya.
Roubi tersenyum pada ketiga selirnya.
"Jangan khawatir, aku baik-baik saja.. bagaimana kalau kita bermain sebentar.. kalian mau ?"

Ketiganya menatap satu sama lain saat mendengar kata 'bermain', pikiran mereka saat ini jadi satu tapi ternyata salah.

Roubi mengajak mereka berempat bermain lempar batu. Benar-benar bermain seperti anak kecil.

"Ah, ku pikir kita bermain dalam hal lain.. ternyata benar-benar bermain" bisik Lian pada Vier.

"Kak, pikiran mu sangat mesum" Vier menatap Lian seolah mengejeknya.

"Hei...kamu juga kan!" Lian menepuk kepala Vier.

"Akh! Kepala ku.. aku masih pelajar! Jangan menepuk kepala ku!"

"Oi.. sudah lah jangan berkelahi, sekarang giliran kalian" panggil Al.

Keduanya mendekat.
"Lihat...lemparan ku akan mengenai batu yang mulia" kata Vier dengan rasa percaya diri.

"Hei.. jangan terlalu percaya diri, aku yang akan mengenai batunya"

Keduanya sudah siap-siap untuk melempar.

Roubi terkekeh pelan melihat tingkah kedua selirnya ini.
"Baik, .. " Roubi membuka mulutnya untuk bicara.

Keempatnya langsung menoleh kearah Roubi.
".. siapa pun yang bisa melempar tepat berada di sisi batu ku, malam ini boleh tidur bersama ku"

Wajah keempatnya langsung bersemangat.
"Baik! Aku yang melempar lebih dulu!" Vier mengambil ancang-ancang untuk melempar tapi lemparannya terlalu kencang hingga melebihi batu Roubi.

"Haha.. kamu gagal, sekarang giliran ku" Lian menggeser tubuh Vier agar menyingkir dari posisi awal lemparan.

Lian kembali melempar tapi dia juga gagal.
"Haha...!" Vier tertawa puas melihat Lian gagal sama seperti dirinya.

"Hei!" Lian mengejar Vier, keduanya berlari mengelilingi lapangan permainan.

Al mengambil ancang-ancang untuk melempar tapi dia gagal juga begitu pula dengan Tymo.

'Hah.. aku gagal..' Tymo melirik Roubi.
'.. aku mau tidur di sisi yang mulia' batin Tymo.

Pelayan Roubi mengambil batu-batu milik Roubi juga keempat selirnya. Dia membawa batu tadi pada Roubi.

"Bagaimana kalau hanya menyentuh saja ?" Roubi melempar batunya tidak terlalu jauh dari mereka.

"Ini...coba lah" Roubi menyuruh keempat selirnya untuk melempar lagi.

Al mencoba untuk yang pertama tapi dia gagal begitu pula dengan Tymo, lemparan Tymo sangat pelan jadi dia gagal menyentuh batu Roubi.

Lian pun sama, dia gagal dan merasa kecewa.
Vier mencoba keberuntungannya, sebelum melempar dia menatap Roubi.

"Yang mulia, bukan hanya tidur.. tapi aku juga ingin mandi bersama kalau aku berhasil menyentuh batu anda"

Deg!
Ketiga selir Roubi terpaku mendengar permintaan Vier.

Raja tidak pernah mandi bersama orang lain, hal seperti itu sangat tidak sopan karena kamar mandi raja hanya boleh di masuki orang tertentu yang dia ijinkan begitu pula dengan kamar tidurnya.

"Vier, permintaan mu itu-" belum selesai Al bicara, Roubi menahan dada Al agar dia berhenti bicara.

"Baik, aku tidak keberatan.. anggap saja ini hadiah dari ku" mendengar apa yang Roubi katakan, Vier bersemangat untuk melempar batunya.

Dia fokus untuk melempar, Lian menghela nafasnya berat.
"Ayo lah.. jangan terlalu lama, kamu tidak akan bisa mengenai batu dari jarak seperti ini"

Tak!
Vier melempar batunya dan tepat mengenai batu milik Roubi hingga keduanya terlempar cukup jauh.

Deg!
Semua orang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Vier langsung tersenyum senang, dia berbalik melihat Roubi.
"Yang mulia! Aku berhasil!"

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Where stories live. Discover now