28

3.9K 570 17
                                    

Nenek tua mempersilahkan Al masuk, dia bertanya apakah Al orang yang akan berkorban, Al mengangguk mengiyakan pertanyaan nenek tua.

"Baik, kalau begitu berikan aku sedikit darah mu" nenek tua menyodorkan gelas juga pisau dapur pada Al.

Tanpa ragu Al mengambil pisau tadi lalu melukai telapak tangannya sendiri. Tetesan darah keluar dari luka yang Al buat.

"Baik cukup, tidak perlu terlalu banyak" nenek tua kembali menyodorkan kain untuk Al menutupi lukanya.

"Kapan aku bisa mengambil ramuan obatnya ?" Tanya Al.

"Kamu bisa mengambilnya besok sore sebelum bulan purnama, pastikan raja meminum ramuan yang ku buat nanti"

Al mengangguk singkat.
"Kalau begitu aku pergi dulu, besok aku kemari lagi"

"Oh ya.." nenek tua tadi menatap Al.
".. sebenarnya tidak harus kamu yang bersetubuh dengan raja, tapi kalau kamu mau menikmati hidup sebelum ajal datang hal itu boleh kamu lakukan"

"Iya, terima kasih sudah memberitahu ku"

"Tidak jadi masalah"

Al melangkah pergi dari rumah nenek tua tadi. Orang yang memata-matai Al tersenyum atau lebih tepatnya seringai di bibirnya.

Keesokan harinya, sesuai janji Al dia menemui nenek tua tapi saat dia tiba rumah nenek tua itu sudah berantakan.

Al bergegas masuk dan mendapati nenek tua sudah tidak bernyawa.
"Sial ! Siapa yang melakukan semua ini ?!"

Al mencari ramuan obat yang sudah nenek tua buat tapi yang ada hanya gelas bekas darah Al.

Sejujurnya Al ingin secepatnya kembali ke istana tapi dia harus menguburkan nenek tua ini karena dia tidak punya keluarga.

Al berdoa dan berterima kasih karena nenek tua sudah menolongnya dan malah berakhir kehilangan nyawa.

Setelah mengubur nenek tua, Al bergegas kembali ke istana. Dia tidak tau apa yang akan terjadi pada Roubi, siapa yang sudah nekad berbuat demikian.

Tiba di istana, Al mencoba memutar otak kemana dia harus pergi. Dia berlari pelan menyusuri istana, dia mencoba mencari tau kemana ramuan itu di bawa.

Saat sibuk mencari, Al melihat beberapa pelayan membawa nampan kearah ruang makan. Nampan berisi minuman juga makanan penutup.

Awalnya Al tidak menaruh curiga karena Roubi biasa makan bersama raja Hendry.

Tapi tiba-tiba Al berbalik lalu berlari kearah ruang makan.

Brak!
Al membuka kasar ruang makan dengan nafas berat.

"Al ?" Roubi terkejut melihat Al datang.

Al bisa melihat minuman di gelas Roubi sudah habis.

"Yang mulia!" Beberapa prajurit yang berjaga langsung menahan Al.

"Maaf aku lancang! Tapi ku mohon jangan biarkan orang lain memeluk mu malam ini, hanya aku yang boleh melakukan itu !"

Deg!
Seisi ruangan terkejut mendengar apa yang Al katakan.

Brak!
Raja Hendry mengebrak meja makan.

"Lancang sekali kamu berkata seperti itu pada raja mu!! Keluarkan dia dari sini!" Raja Hendry terlihat marah mendengar apa yang Al katakan.

"Yang mulia! Ku mohon!! Ku mohon Roubi !! Hanya malam ini ! Roubi !!"

Bam!
Pintu ruangan di tutup rapat.

"Roubi.. " Al terduduk lemas di depan pintu ruang makan, Al hanya menebak saja kalau minuman Roubi sudah di campur dengan ramuan itu walau pun dia tidak tau kebenarannya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Where stories live. Discover now