25

4.3K 599 7
                                    

"Hal penting apa ?" Tanya Vier.

Al memijat pelan dahinya.
"Apa kamu percaya hal-hal aneh misalkan hantu ?"

"Kak, apa kau baru saja bertemu hantu ? Apa tempat ini sudah berhantu ?" Vier melihat sekeliling rumah mereka.

Al menepuk dahi Vier.
"Ugh!" Vier mengusap dahinya.

"Ku bilang 'misalkan' jadi bukan benar ada" Al berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan keluar dari rumah para selir.

Tymo yang tengah sibuk memanen buah blueberry melihat Al berjalan kearahnya.
"Ada apa ?" Tanya Tymo, dia bisa melihat raut gelisah dari wajah Al.

Al duduk di bangku dekat dengan Tymo, dia menatap langit pagi yang cerah.
"Hei.. apa kita benar-benar tidak bisa memberi yang mulia keturunan ?"

Tymo terdiam mendengar apa yang Al katakan, dia perlahan duduk di dekat Al.

"Ku pikir yang mulia sangat ingin punya anak, itu sebabnya dia punya empat selir" lanjut Al.

Tymo menatap keranjang buahnya.
"Aku tidak tau, mereka bilang yang mulia mandul.. beliau sudah punya sering berhubungan intim dengan para selirnya tapi tidak terjadi apa-apa"

Al menghela nafasnya berat.
"Ku rasa itu memang mustahil terjadi, baik lah.. aku harus ke kota,." Al berdiri dari posisi duduknya.

"Ke kota, untuk apa ?" Tanya Tymo.

".. aku mau meminjam buku untuk Vier, dia selalu membaca buku yang sama terus menerus.. dia harus banyak belajar karena usianya masih muda"

"Ah, kalau begitu aku ikut.. sudah lama aku tidak pergi ke kota, kalau bersama mu pasti para penjaga memperbolehkan aku pergi" Al mengangguk mengiyakan permintaan Tymo karena para selir kecuali Al sangat sulit keluar dari lingkungan istana.

Al pernah menjadi prajurit dalam istana, jadi pengaruh Al sangat besar terlebih sekarang dia menjadi salah satu selir Roubi, para penjaga pun sudah mengenal baik Al.

Keduanya pergi setelah mendapat ijin keluar dari istana tapi tidak boleh sampai matahari terbenam karena pada malam hari penjagaan istana akan sangat ketat.

Kedua alpha ini lebih dulu menyusuri jalanan kota lalu pergi ke perpustakaan kota, membeli makanan dan menghabiskan waktu mengobrol satu sama lain di kedai kopi hingga sore hari.

Sebelum kembali ke istana, Al dan Tymo mampir ke pasar malam dimana para pedagang terlihat bersiap-siap membuka lapak dagangan mereka.

"Aku mau melihat hiasan itu sebentar" Tymo melihat gantungan cantik di lapak salah satu pedagang.

"Iya, aku tunggu disini"

Tymo berjalan menjauh dari Al, Al melihat sekeliling pasar dan matanya tertuju pada wanita tua dengan banyak bunga yang dia jual.

Al melihat sisa uangnya.
"Beli satu saja" Al berjalan kearah wanita tadi.

"Berapa harga bunga-bunga ini ?" Tanya Al.

Wanita tua tadi melihat Al lalu tersenyum.
"Ini.. " dia menyodorkan pot bunga berisi tanaman liar yang waktu itu Al lihat di kebun istana.

".. kamu bisa membawanya gratis tapi saat kamu membawanya akan ada pertukaran juga" kata wanita tua tadi.

Al menaikkan alisnya bingung.
"Ini hanya tanaman liar, apa bunganya cantik ?" Tanya Al.

"Ya, sangat cantik.. ku berikan untuk mu, bawa lah"

Al mengambil pot bunga tadi.
"Terima kasih, berapa aku harus membayar tanaman ini ?" Tanya Al.

"Gratis, kamu tidak perlu membayar dengan uang"

Al mengusap pelan lehernya.
"Ah, ya sudah..terima kasih untuk tanaman ini" Al menunduk singkat lalu berjalan menjauh.

"Tunggu dulu.. setidaknya aku harus memberinya sedikit uang" saat Al berbalik wanita tua dan lapak dagangannya sudah menghilang.

Al terdiam seribu bahasa, saat dia melihat pot di tangannya tanaman itu juga tidak ada.

Tymo yang baru selesai membeli hiasan tadi menepuk pundak Al.
"Ayo pulang, sudah sore"

"Al ?" Tymo melihat wajah Al.

Tanpa bicara, Al langsung berlari kearah istana. Tymo terkejut melihat Al tiba-tiba berlari, dia langsung menyusul Al.

"Apa yang terjadi ?!" Tanya Tymo tapi Al tidak menjawab. Saat keduanya tiba di istana, Al langsung menuju kebun bunga tapi tanaman itu sudah tidak ada disana lebih tepatnya tukang kebun membersihkan pagar taman.

Al langsung mencari tukang kebun, dia bertanya dimana rumput dan tanaman menjalar itu di buang.

Tukang kebun memberitahu kalau semua rumput di tumpuk di tempat pembakaran dan akan di bakar kalau sudah kering.

Al dan Tymo bergegas ke tempat pembakaran, Tymo terus bertanya apa yang Al cari dan untuk apa ?

Al hanya memberitahu Tymo untuk mencari tanaman menjalar seperti ubi, nanti dia akan jelaskan kalau sudah dapat. Tymo menuruti kata-kata Al, dia membantu Al mencari tanaman tadi.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Where stories live. Discover now