14

5.3K 718 51
                                    

"Ah!" Roubi memeluk Tymo erat saat Al menghantam holenya di belakang sana.

"Hah.. Mng! Ah! Hah-Di sana! Ahh! "
Feromon Roubi keluar mengusik penciuman kedua alpha ini.

"Yang mulia, bau mu sangat enak" Tymo memeluk Roubi, menghirup feromon di perpotongan leher Roubi.

"Raja ku.. anda sangat indah" Al memeluk Roubi, dia berniat memberi kissmark di leher Roubi.

"Ah.. tunggu !" Roubi menahan kepala Al.

"Jangan tinggalkan bekas di tubuh ku.. aku tidak mau orang lain melihatnya"

Al menyentuh tangan Roubi.
"Kenapa ? Apa anda tidak mau raja kerajaan Seadran melihat tanda merah di tubuh anda yang mulia ?" Al menatap Roubi tajam.

Roubi balik menatap Al.
"Kalau kamu tidak menuruti ku, silahkan kembali ke kerajaan Delduluna"

Al mengerutkan alisnya.
"Baik, tapi.."

Push!

"Akh!" Al mendorong miliknya masuk lebih dalam lagi. Tubuh Roubi langsung terdorong lebih dekat lagi kearah Tymo.

Tymo memeluk juga mengecup singkat dahi Roubi. Al merendahkan tubuhnya berbisik pelan di telinga Roubi.

"Biarkan aku dan Tymo memuaskan mu hingga pagi tiba raja ku"

"Hah.. hah.. " Roubi menyentuh tangan Al yang sekarang meremas pinggiran bathtub, Roubi bisa melihat urat-urat tangan Al timbul seolah dia menahan amarahnya.

"Hm, lakukan apapun yang kalian mau selama tidak meninggalkan bekas"

Grep!
Al semakin kuat meremas pinggiran bathtub.

"Baik, sesuai ijin anda yang mulia"

Al kembali mengerakkan tubuhnya dengan tempo cepat.
Desahan terdengar dari kamar mandi. Satu jam kemudian, ketiganya beralih dari bathtub ke atas kasur.

Kedua selir Roubi bergantian menghantam hole raja Delduluna berparas cantik ini.

Kepala Roubi terasa berputar karena mencium feromon Al dan Tymo.

05:20 pagi.

"Mm.." Roubi meremas seprei kasur yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia melirik jendela kamar dimana matahari sudah menampakkan sinarnya.

Tymo dan Al juga sudah tertidur di dekatnya dari beberapa jam lalu.

Roubi menyentuh wajah Al dan Tymo bergantian.
"Aku pergi sebentar, jangan khawatir"

Roubi memasang pakaiannya lalu berjalan keluar dari kamar.

Roubi melangkah menyusuri halaman istana Seadran.
Sudah sangat lama dia tidak menginjakan kaki di tempat ini, tak banyak yang berubah.. semua masih terlihat sama seperti dulu.

Saat Roubi menikmati pemandangan pagi, seseorang berjalan kearah Roubi.

"Selamat pagi yang mulia Roubi"

Roubi menoleh.
Dia tersenyum kecil.

"Selamat pagi yang mulia Alexsander.." Roubi berdiri sembari menunduk singkat begitu pula orang bernama Alexsander ini, keduanya tak lebih hanya mengangguk tanpa merendahkan punggung karena derajat keduanya sama.

".. senang bertemu dengan mu lagi" kata Roubi dengan senyum palsunya.

Raja kerajaan Seadran, Alexsander Aruanis.

Dia adalah mantan kekasih Roubi dulu, orang yang sudah menggores bongkahan cinta tulus Roubi dan menabur garam hingga Roubi tidak bisa mempercayai cinta lagi.

"Aku tidak menduga anda mau memenuhi undangan ku yang mulia, aku sangat tersanjung"

Masih dengan sikap tenangnya Roubi bicara.
"Tidak jadi masalah paduka, aku hanya ingin mengenang masa lalu.."

Deg.
Raja Seadran atau sering di sapa Alex ini terdiam sesaat lalu kembali tersenyum.

".. bagaimana keluarga anda ? Apakah putra anda sudah dewasa ?" Tanya Roubi.

Alex mendekat.
Dia menyentuh tangan Roubi.

"Paduka, apa maksudnya ini ?" Tanya Roubi yang merasa sedikit terkejut Alex tiba-tiba menyentuh tangannya.

"Maaf atas ketidak sopanan ku yang mulia Roubi.. tapi, mari berhenti bicara formal.." senyuman Alex berubah saat dia berkata seperti itu.

".. aku tau, aku salah sudah melukai hati mu.. mendengar kamu mau datang, aku sangat senang.."

Roubi diam menatap Alex.
".. aku merasa sangat bersalah, ku mohon maafkan aku"

"Apa maksudnya ini ? Kamu mengundang ku hanya untuk membicarakan ini semua ?"

"Iya.." Alex menggenggam erat tangan Roubi.
" .. aku masih mencintai mu, kembali lah padaku"

Roubi langsung menepis tangan Alex.
"Apa kau gila ?"

Tatapan Roubi penuh amarah.
"Kamu ingin aku kembali, bagaimana anak dan isteri mu ?! Kamu sangat tidak bijaksana Alex!"

"Aku ingin bercerai tapi dia tidak mau.. !"

"Apa ?"

"Beberapa tahun ini aku terus memikirkan mu, aku bertanya-tanya kemana kamu pergi.. aku menyesali semua perkataan ku pada mu dulu, aku menyesal sudah mengabaikan mu"

Roubi meremas lengan Alex.
"Kamu tidak mengabaikan ku! Kamu membuang ku hanya karena aku mandul !"

"Itulah alasan aku ingin menebus kesalahan ku.. aku ingin bersama mu lagi, Roubi maafkan aku.. ku mohon" Alex berniat menyentuh tangan Roubi tapi dia menolak.

Roubi mencoba menenangkan dirinya.
"Tolong.. beri aku waktu, aku tidak bisa berpikir dengan benar"

Alex mendekat lalu memeluk Roubi dari belakang.
"Pikirkan ini, mari kembali seperti dulu.. mari lalui semuanya bersama, aku tau kamu masih mencintai ku.. aku tau perasaan mu"

Roubi meremas tangan Alex.
Dia merasa sangat bimbang.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Where stories live. Discover now