Suara gemuruh terdengar sangat jelas di kelas XI IPA 1 . Zelline sangat terusik dikala tidurnya terganggu karna suara gemuruh tersebut. Sontak Zelline menggebrak meja dengan sangat keras.
BRAKK
"Apaansi anjir berisik banget lo pada ada masalah apa sii?" pekik Zelline membuat teman-temannya melihat ke arah sumber suara.
"Ituu loo Zell, lu tau anak baru yang namanya Zidan kan, si Mira terang-terangan bilang suka ke Zidan tapi sama si Zidan ditolak," jelas teman Zelline yang kerap dipanggil Adrianne Nadzilla-- memiliki sifat yang banyak omong dan mungkin dia yang lebih dekat ke Zelline.
"Si Zidan anjir ganteng banget dia anak baru disekolah ini." Satu teman lainnya menyahut. Dia bernama Velysia Vierra Amora-- yang satu ini berbeda. Dia mungkin terkesan introvert. Tentunya memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Nadzilla. Malas bercakap-cakap. Namun, akan lebih banyak bicara jika melihat cogan. Hmm, perlu diingat si Vierra ini pencinta cowo ganteng garis keras loh kawan-kawan.
"Apaan kaga kenal gw tuh sama yg namanya Zidan." celetuk Zelline.
Bel berbunyi tanda guru akan masuk sebentar lagi, anak murid dalam kelas sudah tidak seberisik tadi disaat masih membicarakan kejadian dimana Mira dengan sangat enteng mengucapkan kata 'cinta' terhadap Zidan yang membuat satu sekolah dibuat tercengang oleh aksi Mira tersebut.
"Nadz temenin gw ke toilet yu gece" jengah Zelline setelah tiga puluh menit mendengarkan guru itu berceloteh.
"Mager ah lo sendiri aja ngantuk gue," tolak Nadzilla karena sedari tadi Nadzilla tidak mendengarkan melainkan tidur dengan buku diatasnya seakan-akan dia sedang membaca buku.
"Vierraa.." panggil Zelline setengah teriak agak tidak terdengar suaranya oleh Pak Mujidin orang yang sedari tadi berceloteh.
"Bodo bye mager gw."
Fikirannya berkata ingin menampol kedua wajah temannya. Kalau saja bunuh teman tidak dosa, sudah Zelline lakukan sedari tadi.
"Pak saya izin ke toilet." Tanpa menunggu jawaban sang guru, gadis itu langsung berjalan kedepan pintu kelas dengan menatap tajam kearah kedua temannya dan dibalas dengan cengiran kuda.
Ternyata Zelline tidak jadi ke toilet melainkan ke atas gedung sekolah atau yang dinamakan dengan rooftop tempat sepi favoritnya. Zelline menghirup udara bebas, melihat vibes yang sangat indah terlihat sangat jelas gedung-gedung tinggi.
Zelline memejamkan matanya sebentar. Merasa ada yang memperhatikannya, Zelline membuka matanya. Sontak Zelline kaget saat melihat ada laki-laki disebelahnya sedang menatapnya.
"Heh anj-astagfirrullahaladzim. Ngapain liat muka gw gituu, iya gw emang cakep tapi biasa aja kali natapnya." gugup Zelline karena merasa tak nyaman ditatap seperti itu
Bukannya menjawab cowo itu malah menghadap depan, sangat mengesalkan bukan..
Zelline kembali menatap wajah lelaki itu 'sempurna' itu kata yang pantas untuk mendeskripsikan wajah cowo itu. Sesudahnya dia menjadi gelagapan.
"Anjirr ganteng bett." gumam Zelline refleks.
"Lu kayanya anak baru ya, gw baru liat lu kayanya. Emm nama lu siapa?" tanya Zelline sembari mengulurkan tangannya.
"Zidan." Hanya menatap Zelline sekilas saja dan tidak membalas uluran tangannya.
"O-oh hemm, untung ganteng ya." Memundurkan tangannya sambil senyum terpaksa. "Gue Zelline anak XI IPA 1 hehe."
Zelline merasa bosan karena ia dikacangi mulu oleh Zidan. Kemudian Zelline mengambil sebatang rokok dari kantong roknya, dan menyalakan rokoknya setelah itu mengisapnya. Zidan yang melihat hal itu langsung mengambil rokoknya dan diinjak oleh Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zelline Aurora
Teen FictionSemua orang tau, jika menyangkut tentang cinta, kebodohan akan memanipulasinya. Satu perempuan gila yang bertekad keras dalam mengejar cintanya. Dan laki-laki yang terlalu naif, menjadi peran utamanya. *** Kisah ini tidak hanya berpusat terhadap p...