Wattpad Original
There are 3 more free parts

l i m a

20.1K 2.2K 61
                                    

Bangun dengan badan yang terasa kurang sehat tidak membuat Eugene rela melewatkan sarapan pagi dari hotel yang terkenal sangat enak. Dengan rambut acak-acakan dan pakaian tidur yang kusut, Eugene duduk di tepi kasur yang sangat empuk sambil mencari keberadaan Parcella yang tadi malam tidur dengannya. Tiba-tiba ia teringat samar pada pesan Parcella saat ia masih setengah sadar menahan kantuk. Parcella terlebih dulu bangun dan berpamitan karena pagi ini ia akan pergi menemui mamanya, Tante Lusi, untuk mengantar pasangan baru itu pergi bulan madu.

Enak sekali hidup seperti Tante Lusi. Di umurnya yang sudah lanjut, tantenya itu menjalani hidup sangat baik. Anak yang sudah dewasa dan perhatian, suami muda penuh semangat, serta makmur dan sejahtera. Apakah ketika tua nanti dirinya bisa memiliki hidup seceria dan seindah Tante Lusi?

Omong-omong soal Tante Lusi, Eugene teringat dengan Parcella. Semoga saja sepupunya itu tidak bertemu lagi dengan Pak Pexel ketika mengantar Tante Lusi ke bandara. Meskipun, Eugene sadar, kemungkinannya sangat kecil karena bagaimanapun Pak Pexel pasti menyempatkan diri untuk mengantar Utama, putranya, ke bandara sama seperti apa yang dilakukan oleh Parcella. Eugene hanya dapat memberi semangat dari jauh kepada sepupunya itu.

Beberapa detik kemudian, Eugene memutuskan untuk berjalan mendekati cermin dan menyisir rambutnya kasar. Diraihnya sembarang hoodie dari koper dan dipakainya di atas pakaian tidur dengan satu gerakan cepat. Tidak lupa topi hoodie ia kenakan untuk menutupi wajahnya yang masih terlihat jelas mengantuk. Biar saja, toh, tidak mungkin ada rekan kerjanya yang mendadak muncul di sini dan melihat penampilan kacaunya.

***

Setelah mengambil berbagai jenis makanan yang disukainya, Eugene memilih duduk paling ujung, tempat terjauh dari keramaian. Mengingat jika sekarang masih terhitung tahun baru, hotel yang ditempati Eugene sangatlah ramai, baik oleh turis lokal maupun asing. Eugene makan dengan pelan sambil mengamati sekitar. Kegiatan itu adalah kebiasaan kecil yang paling disukainya. Seperti saat ini, ia tengah mengamati sekumpulan anak gadis yang diperkirakan Eugene sepantaran anak sekolah menengah pertama.

Sekumpulan anak gadis itu terlihat tengah mengamati seorang remaja laki-laki berkaus cokelat muda kebesaran, celana jeans hitam ketat, dan sneakers putih yang tengah sibuk mengambil sarapan dari meja prasmanan. Mereka berdiri tidak begitu jauh dari remaja laki-laki itu sambil mengangkat ponsel mereka agak tinggi dan berbisik-bisik. Eugene tidak bisa melihat jelas ekspresi remaja laki-laki itu. Tapi, jika Eugene adalah remaja laki-laki itu, dirinya pasti akan merasa sangat terganggu.

Sekumpulan anak gadis itu bertindak semakin menjadi, terlihat dari ponsel mereka yang diangkat semakin tinggi. Gerakan mereka juga semakin jelas menunjukkan ketertarikan, karena ketika remaja laki-laki itu bergerak maju untuk mengambil menu makanan lain, mereka juga ikut berjalan maju.

Tidak bisa dimungkiri, remaja laki-laki itu dilihat dari belakang saja sudah cukup menarik. Tubuhnya tinggi besar dan tegap, didukung dengan gaya berpakaian yang modis, dan potongan rambut yang rapi. Tipikal anak gaul zaman sekarang.

Tiba-tiba remaja laki-laki itu menaruh piringnya dengan kasar di atas meja prasmanan, menimbulkan bunyi yang cukup nyaring untuk menarik perhatian pengunjung lainnya. Bahkan, kumpulan anak gadis itu menjengit kaget dan langsung menurunkan ponsel mereka. Remaja laki-laki itu merebut ponsel dari genggaman salah satu anak gadis yang langsung diikuti jeritan histeris. Jemari remaja laki-laki itu bergerak cepat di atas layar ponsel. Namun, di tengah-tengah kesibukannya, salah satu anak gadis dari kumpulan itu merebut ponselnya kembali hingga jatuh.

Anak gadis itu mengambil ponselnya yang terjatuh dan mengamati layarnya. Dari pemandangan itu, Eugene bisa sedikit mengerti, mungkin layar ponsel anak gadis itu retak sehingga ia mulai terlihat tidak senang. Dari tebakan Eugene, masalah tidak akan selesai dengan cepat, karena seorang wanita dengan dandanan khas sosialita berjalan cepat mendekati kumpulan itu. Bunyi sepatu hak tingginya terdengar jelas dengan tempo yang cukup cepat.

A Night Before You [END]Where stories live. Discover now