#92

36 8 0
                                    

Draz dan Venka sudah berada di dalam sebuah tenda, yang sudah disiapkan oleh Draz. Dan kini, mereka berdua tengah berbincang-bincang bersama, sambil memandangi pemandangan danau, yang berada di luar sana.


"Aku benar-benar senang, karena bisa mengunjungi tempat, yang begitu indah ini. Ditambah, kita bisa beristirahat di dalam tenda seperti ini" ujar Venka, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Aku juga senang, karena kau menyukai tempatnya" ucap Draz, sambil menyunggingkan senyuman, dan tanpa menoleh ke arah gadis itu.

Namun Venka hanya menguntungkan senyuman saja, dan terus memandangi pemandangan danau di luar sana.

"Oh ya, kau tidak jadi berenang?" tanya Draz, sambil menoleh ke arah Venka, yang berbaring di sebelahnya.

Segera Venka menoleh ke arah Draz, dan menatapnya dari samping, "Jadi, tapi nanti saja, karena aku ingin istirahat dulu, sebab terasa sedikit lelah" jawabnya.

Mendengar jawabannya Venka, membuat Draz langsung tertawa, dan memalingkan pandangannya, "Kenapa lelah? Kau kan hanya duduk manis saja, dan seharusnya aku yang merasa lelah, karena aku yang mendayung perahunya" candanya.

Namun hal tersebut, membuat raut wajahnya Venka langsung berubah dalam seketika, lalu ia pun mendengus kesal, dan memukul-mukul dada bidangnya Draz, "Huh, dasar menyebalkan! Kau kira, aku--"

Ucapannya Venka pun langsung terhenti, saat Draz menaruh jari telunjuknya, tepat di depan bibirnya Venka, "Ssstt, aku hanya bercanda saja" katanya, yang kemudian terkekeh.

Dengan kasar, Venka menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya, dari hantu itu, yang kini tengah menjelma menjadi manusia, "Kau memang menyebalkan, Draz!" ucapnya.

"Tapi kau sayang, kan?" ucap Draz, dengan satu alisnya, yang terangkat.

Kedua matanya Venka pun langsung membulat, setelah mendengar apa yang baru saja Draz katakan. Lalu ia menoleh ke arah hantu itu, dan berkata, "S-Sayang?".

"Iya, sayang sebagai teman" jawab Draz, sambil mengganggukkan kepalanya, "Memangnya, kau tidak sayang padaku?" tanyanya, sambil menatap Venka dari samping.

Segera Venka mengganggukkan kepalanya, dan memalingkan pandangannya, dari Draz, "I-Iya, aku sayang padamu, dan sebagai teman" jawabnya. Namun di dalam hatinya, ia berkata, "Hampir saja, jantungku copot karena ucapannya. Dan kukira, ia mengetahui perasaanku terhadapnya".

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Draz, lalu ia kembali memandangi danau, tanpa mengatakan apa-apa lagi.


30 menit kemudian. . .


"Jadi, kau sangat jarang, mempunyai teman wanita?" tanya Draz, tanpa menoleh ke arah Venka.

Namun Venka hanya diam saja, dan tidak menjawab sedikitpun.

Karena tidak mendapat jawaban dari gadis itu, Draz pun menoleh ke arahnya, namun dahinya langsung mengerut, saat melihat Venka, yang sudah tertidur dengan begitu nyenyak, sambil memeluk pinggangnya.

Melihat hal tersebut, membuat Draz langsung terkekeh, dan mengusap-usap tangannya Venka, yang sedang memeluk pinggangnya, "Rupanya kau mengantuk, Venka. Beristirahat, kau pasti merasa lelah, dan semoga kau bermimpi indah" ucapnya, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya. Kemudian, ia pun mengecup puncak kepalanya Venka, dan memejamkan kedua matanya.

Beberapa saat kemudian, ia melepaskan kecupannya, dan sedikit menjauhkan wajahnya dari Venka, lalu ia menatap gadis itu, dan menyunggingkan senyuman, "Seharusnya, aku yang berterima kasih padamu Venka, karena kau sudah mau, menulis kisah hidupku, yang begitu memilukan. Dan, kau sudah membuatku merasa sangat bahagia, saat bersama denganmu. Namun sayang, kini alam kita sudah berbeda, dan kita tidak bisa terus bersama seperti ini, walaupun aku sangat menginginkan hal tersebut. Semoga, suatu saat kau bisa menemukan seseorang, yang bisa mencintaimu, dengan setulus hati, dan selalu membuatmu bahagia" tuturnya.




The Ghost Friend [COMPLETED]Where stories live. Discover now