#96

44 7 0
                                    

Draz dan Venka baru saja tiba di sebuah tempat.


"Sekarang, buka kedua matamu" ujar Draz, sambil menatap Venka, dari samping.

Perlahan, Venka pun membuka kedua matanya, dan mengedarkan pandangan ke sekitar. Namun dahinya langsung mengerut, saat ia mendapati dirinya yang berada di dalam sebuah gang kecil, yang tidak ia ketahui di mana letaknya, "Draz, sekarang kita ada di mana?" tanyanya.

"Kita sedang berada di dalam sebuah gang kecil, yang berada di dekat jalan Nikolskaya, Moskow" jawab Draz, dengan disertai senyuman yang terukir di wajahnya.

"Moskow?" tanya Venka, dan Draz langsung mengganggukkan kepalanya, "Dan itu artinya, sekarang kita sedang berada di Rusia?" sambungnya.

"Ya! Tepat sekali" jawab Draz, sambil mengganggukkan kepalanya, dan kembali menyunggingkan senyuman.

Namun Venka hanya diam saja, dan kembali memperhatikan ke sekitar.

"Kalau begitu, ayo kita segera keluar dari sini, dan menyelusuri jalan yang berada di depan sana" ujar Draz, sambil menunjuk ke depan.

Hanya dengan sebuah anggukkan Venka menjawabnya. Lalu mereka berdua pun segera keluar dari dalam gang tersebut, dan mulai berjalan di jalan itu, yang tidak terlalu ramai.

"Sebenarnya, jalanan ini akan terlihat lebih indah pada malam hari, apalagi saat menjelang Natal" ujar Draz, yang berjalan di sebelahnya Venka.

"Memangnya, kenapa seperti itu?" tanya Venka, sambil menoleh ke arah hantu itu, yang kini sedang menjelma menjadi manusia.

"Karena lampu-lampu yang indah, akan menghiasinya" jawab Draz, sambil terus berjalan, "Sayangnya, aku mengajakmu ke sini pada waktu yang tidak tepat, sehingga kau tidak bisa menyaksikan keindahan lampu-lampu tersebut, saat menghiasi jalan ini" sambungnya.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Venka, lalu ia menatap ke depan, dan berkata, "Tidak apa-apa, kita kan masih bisa datang ke sini, di lain waktu".

Mendengar apa yang baru saja gadis itu katakan, membuat Draz langsung menoleh ke arahnya, dan menatapnya dari samping, "Benar, kita memang masih bisa datang ke sini lagi di lain waktu. Dan aku berjanji, jika aku masih diberikan waktu untuk tinggal lebih lama di dunia ini, maka aku akan mengajakmu ke sini lagi, dan ke tempat-tempat indah lainnya" tuturnya.

"Kuharap, kau akan tinggal lebih lama lagi Draz" ucap Venka, sambil mengganggukkan kepalanya, dan terus berjalan.

Namun tiba-tiba, Draz menghentikan langkahnya di depan penjual bunga. Melihat hal tersebut, membuat Venka menjadi bingung, dan mengerutkan dahinya, "Draz, kenapa malah berhenti?" tanyanya.

"Aku ingin melihat-lihat bunga-bunga yang indah ini" jawab Draz, sambil memperhatikan berbagai macam jenis bunga, yang berada di depannya.

"Hanya melihat-lihat saja?" tanya Venka, sehingga membuat Draz langsung menoleh ke arahnya, "Tidak mau membelikan ku?" sambungnya.

Seketika, gelak tawanya Draz pun langsung pecah, setelah mendengar apa yang baru saja Venka katakan. Lalu ia refleks mengacak rambut gadis itu, dan berkata, "Venka Venka, aku berhenti di sini, memang ingin membelikan mu bunga".

"Benarkah? Kau sedang tidak bercanda, kan?" tanya Venka, yang terlihat sedikit terkejut, dan tidak percaya.

Segera Draz mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Tentu saja" jawabnya, sambil merapihkan rambutnya Venka, "Sekarang kau pilih, bunga mana yang ingin kau beli" sambungnya.

Venka pun langsung menggangguk semangat, dan beralih menatap berbagai macam bunga itu. Sebenarnya, Venka bukan tipe gadis, yang suka dibelikan bunga, tapi entah kenapa, saat melihat bunga-bunga itu, ia langsung ingin membelinya.

The Ghost Friend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang