#88

41 9 0
                                    

Kini, Draz dan Venka sedang berada di atas motor, dan sedang menuju suatu tempat. Ya, tadi Draz memang menjemput Venka di kampusnya, dan awalnya Venka pun merasa ragu, untuk pulang bersama dengan hantu itu, karena dengan begitu, mereka jadi semakin dekat saja, dan akan membuat Venka, jadi semakin sulit, untuk menghilangkan perasaannya pada Draz.


"Kenapa kau diam saja?" tanya Draz, sambil berfokus menyetir.

"Tidak apa-apa" jawab Venka, sambil memeluk pinggangnya Draz.

"Oh ya, sepertinya Edvard masih mencintaimu" ujar Draz.

"Iya, kurasa juga seperti itu" ucap Venka, yang terlihat tidak peduli.

"Lalu, apakah kau tidak mencintainya juga?" tanya Draz kembali.

"Tidak" jawab Venka.

"Kenapa? Apakah ada pria lain, yang kau cintai?" ujar Draz.

Deg!

Jantungnya Venka terasa seperti mendadak berhenti berdetak, setelah mendengar apa yang baru saja, hantu itu katakan.

"Kenapa kau diam saja? Apakah benar, ada pria lain yang kau cintai?" ucap Draz, sehingga membuat Venka, langsung tersadar dari lamunannya, "Atau jangan-jangan, kau malah jatuh cinta padaku?" sambungnya.

Venka pun langsung mengangkat kepalanya, dari punggungnya Draz, dan mencubit pinggangnya, "Kenapa semakin hari, kau jadi semakin pede saja, eum?" ucapnya, sehingga membuat gelak tawanya Draz, menjadi pecah.

"Hey hey, just calm girl. Aku hanya bercanda saja, tapi jika kau benar-benar jatuh cinta padaku, juga tidak apa-apa" ucap Draz, yang kemudian terkekeh.

Mendengar apa yang baru hantu itu katakan, membuat kedua matanya Venka langsung membulat, lalu ia kembali mencubit pinggangnya Draz dan berkata, "Dasar menyebalkan! Kenapa kau malah jadi semakin pede seperti ini?!".

Namun Draz hanya tertawa saja, sambil terus berfokus menyetir.

30 menit kemudian. . .

Tiba-tiba Draz menghentikan motornya, dan mematikan mesinnya, saat tiba di depan rumahnya Venka.

"Lho? Kenapa kita malah ke rumahku? Katanya, kita mau traveling" ujar Venka, yang terlihat bingung, sambil menatap hantu itu dari belakang.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Draz, lalu ia segera membuka helm yang dipakainya, dan berkata, "Nanti akan ku jelaskan, sekarang ayo turun".

Venka yang masih tak mengerti pun hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan segera turun, dari motornya Draz. Lalu ia membuka helm yang dipakainya, dan memberikannya pada Draz, "Kau begitu misterius, sehingga aku sulit, untuk menebak apa yang ada, di dalam pikiranmu" ucapnya.

Namun Draz hanya terkekeh saja, dan menerima helm yang diberikan oleh Venka.

"Ternyata ada kalian" ujar ibunya Venka, yang baru saja keluar dari rumahnya.

"Iya Tante, kami baru saja datang" ucap Draz, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Ya sudah, kalau begitu langsung masuk saja. Oh iya, ini kunci rumahnya, Venka" ujar wanita berumur lima puluh tahunan itu, sambil memberikan sebuah kunci, pada putrinya.

"Kunci rumah? Memangnya, ibu mau ke mana?" tanya Venka, sambil mengerutkan dahinya, dan menerima kunci tersebut.

"Ibu mau pergi ke rumah teman, karena ada acara ulang tahun teman. Dan kemungkinan akan lama, mungkin 2 atau 3 jam. Tidak apa-apa, kan?" ujar ibunya Venka.

The Ghost Friend [COMPLETED]Where stories live. Discover now