Catatan Penulis

2.4K 445 66
                                    

Saya berterimakasih sebesar-besarnya pada para pembaca yang membaca cerita saya tanpa melewatkan satu huruf pun, sampai akhirnya juga tiba dan membaca catatan penulis ini.

Cerita ini saya dedikasikan untuk orang-orang di luar sana, baik bagi yang sedang berbahagia maupun sedang bersedih; dan baik bagi yang tidak pernah berbahagia maupun bagi yang tidak pernah bersedih.

Manusia bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri, tetapi ketika sulit untuk melakukannya, sesama manusia lainnya harus membantunya menciptakan kebahagiaan itu. Kita tidak selamanya bisa hidup sendirian, tetapi kita juga harus tahu bahwa kita itu kuat. Manusia tidak lemah. Manusia bisa bahagia. Kesedihan juga bukan kelemahan. Kesedihan adalah pengingat bahwa hari-hari bahagia merupakan hari yang sangat indah dan patut disyukuri.

Untuk para 'pejuang' di luar sana, saya mendukung Anda. Di sisi lain, kita juga tidak perlu menghakimi orang-orang yang tidak memiliki masalah yang orang-orang katakan berat. Kita juga bisa menangis hanya karena sikut terpentok meja.

Mereka yang sedang berbahagia, suatu saat juga akan menghadapi kesedihan. Mereka yang sedang bersedih, suatu saat juga akan menghadapi kebahagiaan. Tetaplah bersabar, dan tetap kuat. Semoga kita sesama manusia bisa saling menguatkan. Mereka yang tidak sedang bersedih bukan berarti tidak mengerti perasaan orang-orang yang bersedih. Meskipun mereka tidak mengerti, seringkali mereka berusaha untuk mengerti.

Cerita ini juga dibuat berdasarkan perasaan yang pernah saya alami. Saya sempat merasa tertekan karena teman-teman saya memiliki masalah yang menurut saya lebih berat dibanding saya. Saya merasa, pantaskah saya berteman dengan mereka? Pantaskah saya merasa sedih jika masalah saya sepele? Pantaskah saya ikut sedih ketika mereka sedang bersedih, padahal yang mengalami masalahnya bukanlah saya?

Pada akhirnya, saya juga diajari oleh teman-teman saya ini, bahwa kesedihan bukanlah hal yang patut ditimbang-timbang. Tidak ada namanya kesedihan yang besar, atau kesedihan yang kecil.

Teman saya berkata, "Saya berteman dengan kamu karena saya ingin berteman dengan kamu. Jangan pernah sekali pun kamu merasa tidak pantas untuk berteman dengan saya."

Tolong, jangan pernah takut untuk berteman dengan siapa pun. Jangan merasa tidak pantas. Teman yang sejati berteman tanpa memikirkan latar belakangmu. Yang terpenting, kita ada untuknya. Walaupun sebagai manusia kita tidak bisa selalu ada, tetapi tetaplah berjuang semampu yang kita bisa.

Mungkin catatan penulis ini terlalu panjang dan membosankan, dan mungkin tidak akan ada yang membacanya (^^). Tapi tidak apa-apa, saya hanya membagi pemikiran saya saja terhadap cerita ini. Semoga para pembaca sekalian bisa menangkap esensi dari cerita yang saya kerjakan dengan mencurahkan seluruh tenaga dan perasaan saya.

Terima kasih sudah menemani Ayu menjalani perjalanan hidupnya menuju kedewasaan.

Sekarang, kalian sudah bisa kembali ke kegiatan kalian masing-masing (^^). Dengan berat hati cerita ini saya tutup.

Tapi, tentu saja saya tidak berhenti menulis (^^). Tolong tunggu karya saya yang selanjutnya dengan sabar, ya. Karena saya berusaha menamatkan ceritanya dulu sebelum di upload supaya ceritanya tidak menggantung (^^). Saya sempat disarankan untuk meng-upload beberapa cerita sekaligus, tetapi ternyata sulit juga karena saya punya kesibukan lain.

Sekali lagi, terima kasih! Semoga tetap sehat dan baik-baik saja ya, pembaca sekalian!

Blitheful BalloonsWhere stories live. Discover now