12. Uncertain Heart Rate

75 68 33
                                    

Dinginnya hari ini bagai dia yang tak kunjung menghangat. Jaket yang dikenakan pagi ini seperti pelukan yang telah lama ingin dirasa. Hembusan angin yang menerpa bak seseorang yang hadir lalu menghilang entah kemana.

Interogasi yang didapat semalam oleh lelaki berhidung runcing itu masih saja membuat dirinya sangat kesal. Saat pulang terlalu larut disuguhi pemandangan tak cantik juga tak diharapkan. Jawaban yang ia berikan hanya senyuman paksa dan melenggang pergi.

Sama halnya dengan pria berkepala kecil yang masih tersungut-sungut setelah kemarin dipanggil 'Paman' oleh bocah cilik. Tapi gelang berwarna merah yang saat itu sempat dipasang dipergelangan tangan masih ia pakai. Aneh memang.

Berjalan berdampingan seperti biasa dengan balutan baju terbilang sangat tebal. Dingin sekali.

Pria berkepala kecil itu menyenggol lengan pria di dekatnya sembari berkata, "Eonnie(Yera) datang ya?"

Yang ditanya melirik sebentar kemudian mengangguk sebagai jawaban.

Kelereng pemuda yang lain melihat cara berpakaian sahabatnya dan merasa ada yang terlihat sedikit aneh diantara mereka. Terlebih Eric dan Jinyoung. Seperti ada yang janggal. "Kalian hari ini aneh ya."

Renjun bertanya dengan alis yang bertaut maniknya sembari meneliti hal aneh apa yang kira-kira menganggu penglihatannya.

Eric dan Jinyoung saling tatap sebentar, kemudian menggeleng bersamaan. Eric memutar tubuh untuk meyakinkan, "apa yang aneh? Bukankah aku sangat tampan hari ini." diakhiri senyum lebar yang menguar.

Mendengar tuturan tersebut, Renjun merolling matanya malas. Jawaban itu sangat tidak menyatu dengan pertanyaan yang ia lontarkan. Beralih menatap pria Bae dengan tajam, "jawabanmu? Jangan seperti Sohn aneh Eric. Awas saja."

Jinyoung yang sedang menunduk itu langsung mendongak dan memberi senyum singkat. "Tidak ada yang berbeda dariku," balasnya santai.

Renjun mempercepat langkah agar bisa bertatapan dengan tiga orang yang selalu bersamanya itu. Pertama, maniknya terarah pada Eric sembari berujar, "kau memakai cardigan warna biru lalu ini apa?" bertanya sambil memegang tepat pada dada Eric yang terdapat simbol huruf C.

Mata Eric mengerjap sebentar. Kemudian teringat perkataan semalam yang sempat ditanyakan oleh seseorang mengenai hal yang sama. Cardigan dengan huruf C tepat di dada sebelah kanan. "Ini merk. Menurutmu ini apa?"

Renjun menggeleng beberapa kali. Menurutnya ini terasa sangat aneh. Cardigan biru pastel seperti itu bukan selera Eric sekali. Belum pernah lihat sekalipun sahabatnya memakai cardigan norak. Merk? Apanya yang merk bernama C itu. Jika benar, pasti sudah kenal lebih dahulu dan memakai di pemotretan. Ya, untuk promosi produk mahal tentu saja.

Setelah berdiam sambil menatap fokus manik Eric ia menjawab, "jika itu merk. Pasti Papa dan Mama menyuruhku memakai merk itu di pemotretan. Apalagi itu kau yang pakai, pasti mahal 'kan? Tidak kelihatan mahal, sih. Jangan berbohong!" Ucapnya tegas.

"Ck. Ini keren jadi aku memakainya dan tidak ada apapun selain itu."

Kemudian, Yoshi pun ikut melangkah maju dan menatap kelereng Eric juga Jinyoung bergantian. "Kalian itu kenapa? Aku setuju dengan Renjun. Tidak pernah aku lihat Eric memakai cardigan dan Jinyoung memakai gelang berwarna merah itu. Wajar saja Renjun bertanya."

Eric memejamkan matanya sejenak kemudian menghela napas singkat, "sebenarnya in--"

"Waw, masih menggunakan cardigan couple ku ternyata." Potong seseorang.

Jinyoung mengintip orang yang berbicara tadi dengan mata terbelalak kaget. Disamping temannya seperti ada seseorang yang mirip dengan Eric. "Maksudmu apa bicara seperti itu?"

Shine School | 00LWhere stories live. Discover now