26. Stupid Kick

25 9 12
                                    

Sudah seminggu lebih ia tidak berbincang dengan Cherry. Bukan tanpa alasan. Hanya saja foto yang tersebar beberapa hari yang lalu membuatnya tak habis pikir.

Perempuan itu memang mengelak dan menjelaskan sederet informasi. Tapi, apa yang perlu dijelaskan lagi jika semua itu sudah cukup jelas?

Foto si Byun dengan laki-laki paruh baya yang tidak pantas untuk dilihat.

Ruangan yang tampak ramai dengan anak remaja yang saling bercengkrama, alunan musik keras yang begitu memekakkan telinga, bau minuman alkohol yang sebetulnya membuat laki-laki ini mual.

Dua wanita disampingnya membelai wajahnya disana sini. Tak masalah, Eric tidak memperdulikan, memang hidupnya dari dulu sudah seperti ini 'kan?

Wine diatas meja masih ia biarkan penuh, pikirannya kosong sejak seminggu terakhir ini.

Saat perempuan dengan pakaian kurang bahan mendekat kearah wajahnya dan hendak mencium pipinya, tangan Eric reflek menepis dan membuat yang melihat disana terkejut.

"Beraninya kau menyentuhku!" teriak Sohn dengan tangan yang hendak menampar perempuan didepannya.

Dua detik kemudian beberapa laki-laki keluar dari arah pintu masuk. Menarik kerah baju Eric dengan wajah penuh amarah.

"Ck, kau sama saja dengan Sohn Donghae." komentar lelaki tersebut. Melirik gadis yang tengah menangis terjatuh diatas lantai bar, "Kau bahkan berani memukul perempuan. Dasar brengsek!"

Pukulan keras Eric terima, pasang mata yang melihat langsung memekik terkejut. Tampaknya si Sohn ini membiarkan orang lain memukul habis wajah nya dengan bogeman tinju bertubi-tubi.

Ia tak melawan, membiarkan satu orang yang tengah tersulut emosi itu menonjok seluruh tubuhnya hingga lebam kini terlihat.

Dan pada saat tangan kanannya hendak diinjak oleh sepatu yang pria itu kenakan, tubuhnya tak bisa melihat apapun, semuanya memburam, dan yang Eric ingat saat itu adalah saat ada tubuh seseorang yang menyingkirkan kaki itu disaat tangan nya akan terluka.

🔗⛓🔗

"Dasar Eric bodoh, kau 'kan bisa menonjoknya hingga babak belur. Kenapa kau diam saja?!" komentar Renjun kesal. Ia benar-benar tak habis pikir dengan satu temannya itu yang agaknya bodoh sekali.

Sohn mendesis samar, ia memutar bola mata malas ketika tatapan Renjun mendelik ke arahnya. "Berisik. Pergi sana," usirnya pada Huang.

"K-kau mengusirku?!"

Yoshi yang jengah pun menengahi, "sudahlah jangan bertengkar dulu."

"Cherry yang membawamu kemari."

Jawaban yang Jinyoung berikan membuat pemuda Sohn terdiam. Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi kemarin malam yang membuat ia terbaring di brankar rumah sakit.

Yang ia ingat hanyalah seseorang yang akan menginjak tangannya dengan keras. "Aku tidak peduli," jawab Eric kemudian.

Dengan hati dongkol Renjun menepuk beberapa kali pada tangan Eric. Dirinya mencoba memberi pencerahan pada anak itu. "Berterimakasihlah padanya, jika kemarin Cherry tidak ada, tanganmu yang berharga ini akan patah."

Saat Huang berucap demikian, Eric mengernyitkan dahi tidak setuju. "Kau menyumpahku agar tanganku patah?!"

"Heh bodoh! Pikirkan lebih jauh. Jika tanganmu patah maka kau akan sulit membuat keramik keramik bagus itu."

Shine School | 00LWhere stories live. Discover now