21. River Flows In You

55 48 24
                                    

"Ketapel gila, cepat kesini! Renjun kecelakaan."

Sempat menerima telephone dari nomor tak dikenal dan setelah diterima ternyata suara dari seberang sana adalah suara milik Yoshi.

Akan bertanya lebih lanjut tetapi Rachel malah panik dan segera masuk kedalam bus dan menuju rumah Renjun.

Setelah turun dengan perasaan kalut dan gemetaran, akhirnya ia sampai di rumah bak Mansion tersebut dan mulai berlari dengan langkah tergesa.

Dalam hati ia merapal do'a agar laki-laki itu tidak meninggal lebih awal.

Benar-benar pikiran yang sangat buruk, jangan ditiru. Ada beberapa hal yang belum sempat ia bicarakan dan ia lakukan.

Pertama, belum sempat menyatakan perasaan pada si  Huang.

Kedua, kemarin 'kencan' tertunda akibat dirinya merelakan untuk calon mertua--lagi-lagi dia berhalusinasi.

Ketiga, ia bahkan belum merekam kenangan indah bersama Renjun. Yang ada hanya rentetan kejadian ia menangis diawal bertemu dan semuanya hampir terisi oleh tangisan.

Sebut saja dia gila! Bukannya mengkhawatirkan yang lain malah memikirkan hal yang aneh.

"HUANG RENJUN!" teriaknya amat keras sampai terdengar sampai lantai paling atas, mungkin. Ia menggebrak pintu rumah bercat putih itu dengan gerakan brutal dan langsung terdiam ketika bingung memasuki kamar sebelah mana.

Ia bercicit pada pelayan yang memandangnya aneh, "kamarnya dimana?"

Karena semua orang sudah diberitahu jika gadis gila dengan penampilan acak-acakan ini akan datang dan sudah diberitahu juga wajahnya. Satu pelayan membuka suara, "dari sini lurus jika sudah melihat sketsa wajah Tuan Renjun, anda bisa belok kearah kanan dan melihat pintu bercorak kuning."

Jung langsung mengangguk kemudian tas yang digendong langsung dijatuhkan kemudian berlari ke arah yang sudah ditunjukkan.

Brak!

Lagi-lagi pintu itu dibuka dengan ganas. Jika manusia seperti Rachel ini dibiarkan berkeliaran di rumah besar nan mewah begini dalam sehari sudah rugi besar sepertinya.

Ketiga laki-laki dan dua perempuan disana langsung menengok kearah Rachel. Si Jung sudah menubruk tubuh Huang yang tengah diinfus dan ada luka lecet dibeberapa bagian wajah.

Asal kalian tahu saja, ia sudah menerjunkan liquid dengan tangis meraung seperti kesetanan. Kedua tangannya mengguncang tubuh si Huang--seperti mengira Renjun sudah mati saja Rachel ini, dasar.

"Kenapa kau bisa kecelakaan? Kemarin 'kan kau baik-baik saja dan sudah menemui Papa-mu? Hei, bangunlah ..." ia berbicara dan duduk disamping kasur besar tersebut dengan nayanika Renjun yang masih menutup.

Salah satu perempuan tadi bangkit kemudian menepuk pundak Rachel guna memberikan ketenangan.

Dalam tangis sesegukan dan ingus yang keluar dimana-mana, ia menoleh pada Eric, Baejin dan Yoshi dan bertanya sesuatu. "Sudah berapa lama dia pingsan?"

Kali ini Eric yang menjawab, "Sudah 20 jam lebih dan tak kunjung terbuka." katanya.

Rachel semakin panik, tangisnya kian keras dengan kedua tangan yang mengelus surai mullet itu perlahan-lahan. "Jangan diambil dahulu, Tuhan ... Aku janji jika matanya terbuka aku akan mengatakan dengan jujur jika aku menyukainya ... Kumohonnn."

Shine School | 00LWhere stories live. Discover now