01. Titik Merah I

57 2 2
                                    


Kling

Lonceng di pintu masuk membuat suara, biasanya menandakan masuknya pembeli.

"Maaf, kami belum buka." Marc berbicara pada seorang pria tinggi dengan rambut abu-abu, pakaiannya dominasi hitam dengan turtleneck putih. Mata Marc menelisik, "Baik menu maupun layanan nya" ujarnya dingin.

Pria itu hanya berdiri dan terdiam, lalu dia membuka suara "..kami..membutuhkan bantuan para pembuat kontrak"

Para pembuat kontrak

Colline tertawa miris. "Perkataanmu membuat kami terdengar superior, tuan." tangannya mencomot satu roti isi daging dan selada yang disodorkan Marc. "Jadi, ada apa bangsa Vampire  yang katanya terhormat, datang ke tempat sederhana ini?"

"Namaku...Layne Scott" ujar seorang yang terlihat berumur sekitar 17 tahun itu. Tampaknya ragu untuk berbicara, kerap kali ia membuka dan kembali menutup mulutnya. "Apa kalian, telah membaca surat kabar hari ini..?"

"Sudah." Marc yang tengah menyeduh kopi itu menyahut pelan.

Sruk

[ Seorang pria menyerang pejalan kaki, menurut saksi mata pelaku berusaha menggigit bagian leher. Dilaporkan bahwa korban menderita luka parah akibat tancapan gigi taring pelaku dan tengah dirawat di rumah sakit pusat. Hingga kini pihak polisi yang dikabarkan telah menangkap pelaku menolak memberi informasi lebih lanjut.

Apakah Vampire benar adanya?? ]

Surat kabar pagi itu terlempar ke atas mebel panjang utama yang dekat dengan pintu masuk. "Aku terkejut kalian berani masuk dalam kerumunan." nada Colline terasa mengejek dengan ringan.

Layne menggerakkan tangannya dengan gelisah, "Kami memastikan ia telah meminum pasokan darah yang cukup untuk tidak bereaksi pada kerumunan manusia." ujarnya dengan yakin, "Namun entah kenapa..." 

"Entah kenapa, seolah ada sesuatu yang tidak biasa memicu nafsu haus darah kalian?"

Layne tak dapat mengelak.

Ruangan bawah kafe menjadi hening sesaat, hingga Colline membuka suara "Apa yang ingin kau bicarakan di sini?"

Vampire muda di hadapannya mengangguk, "..kami, mendapat informasi...adikku, bukan, vampire  yang pihak Hunters tangkap, akan dieksekusi."

"Mereka memancing." ujar Colline acuh tak acuh.

Hunters dan Polisi, adalah seperti kulit dan daging. Polisi meng-cover  para Hunters yang bertindak secara tersembunyi. Terdapat Hunters yang berprofesi sebagai Polisi diantaranya. 

"Ya...dan para tetua menanggapi hal ini dengan amarah..mereka berencana untuk melaksanakan serangan besar-besaran pada pihak Hunters" lanjut Layne Scott.

"Mereka sadar korbannya bisa melebar pada manusia biasa kan?" 

Layne mengangguk.

"...kapan eksekusinya?" Marc yang sedari tadi mendengarkan, menaruh pelan cangkir berisi kopi panas di hadapan tamu mereka.

"Besok."

"Hah?" Colline bereaksi tak percaya.

"..hal itu juga disebabkan reaksi masyarakat. Mereka beramai-ramai mendatangi kantor polisi. Meskipun petugas mengatakan hal itu di luar ranah otoritas mereka...terdapat bangsawan berpengaruh yang merupakan bagian keluarga korban...mengancam." 

"Eksekusi umum?"

"..ya"

"Penyerangannya?"

"..aku bergegas datang kemari, di tengah persiapan penyerangan hari ini."

"Hari ini..?"

"..hari ini."

Colline meraung kecil, "ah...kekacauan." 

"..ini merupakan permintaan pribadi.." lagi, tangan Layne terlihat gelisah. "Bisakah kalian mengeluarkan tahanan penjara Hunters?"

Marc terdiam di antara percakapan ini. Sementara partnernya menimang-nimang, pikirannya berkelana akan spekulasi bahwa pihak Hunters  berencana untuk memancing para Vampire keluar dari persembunyian mereka. Di sisi lain, kaum Vampire percaya diri dapat menghabisi pihak pemburu. Ini merepotkan, mereka yang tak mengenal penuh situasi luar akan meremehkan skala kemampuan Pemburu. 

Kemungkinan terburuk, para Hunters akan dapat mengendus dan pada akhirnya menghabisi tuntas mereka. 

Dasar tetua-tetua alot

"Apa imbalan kami?" balas Colline dengan matanya yang bertatapan dengan tamu mereka.

Berbeda dengan bangsa lain yang bersembunyi seperti Vampire dan Werewolves, pembuat kontrak adalah bagian masyarakat yang mahir berbaur dengan manusia biasa. Mereka sebenarnya berbahaya, namun jumlahnya memanglah tak banyak.

Selain itu, kami mengetahui hal-hal mengenai Pemburu dengan baik.

"Imbalan.." Layne terdiam sebentar. Lalu ia membuka mulutnya, "..kristal darah..apakah itu cukup?"






It's Not Too ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang