Malam menyambut hari yang paling tenang. Sekarang waktunya penyambutan untuk para murid baru Akademi.
Beberapa ketua organisasi akademi dan para petinggi akademi ikut hadir untuk menyambut ajaran baru untuk mereka.
Jangan lupakan sang pendiri Akademi yang sekarang sudah menyampaikan pidatonya. Lalu beberapa kata sambutan dari para petinggi.
Setelahnya dilanjutkan oleh perwakilan perwakilan organisasi yang ada di Akademi sihir ini.
Alexia menatap sinis kearah pria yang kini tengah berpidato. Itu Arlando, ah tak mungkin ia tak mengenali kakaknya sendiri karena hanya tak bertemu setelah dua tahun lamanya.
Setelah Arlando dilanjutkan oleh sang kakaknya yang satunya. Lucian! Ah kakaknya itu memegang organisasi keamanan akademi. Berbeda sekali dengan Arlando yang menjadi ketua organisasi kesehatan.
Lalu dilanjut oleh ketua dari seluruh organisasi. Bisa dibilang dia diatas dari segalanya.
Alexia mengenali pria itu, kalau tak salah pria itulah yang tadi siang yang tak sengaja ia tabrak.
Dia ketua organisasi? Duh manah tadi udah injek kakinya. Mampus kau Alexia, batin Alexia.
Rambut merah pria tersebut sangat indah, bahkan banyak para perempuan lainnya yang menatap kearahnya secara terang terangan. Tatapan kagum mengarah kearahnya.
Tapi mata hitamnya hanya tertuju pada gadis bermata heterochromia yang tengah menatapnya takut-takut. Ia tersenyum diakhir pidatonya sambil terus menatap gadis bermata heterochromia itu.
Alexia yang ditatap secara terang terangan tersebut hanya bisa mengerutkan dahinya tak mengerti. Apa yang di fikirkan pria itu?
Tapi berkat senyuman pria bersurai merah tersebut, beberapa gadis memekik tertahan. Karena ketampanan yang terpancar dari pria itu.
Alexia pun lebih dulu memutuskan kontak mata keduanya. Ia beralih untuk pergi menjauh sedikit dari aula yang sangat ramai ini.
Kira-kira nanti kalau ia bertemu dengan kak Iyan, dia harus berekpresi seperti apa ya? Masalahnya sejak siang tadi mereka tak bertemu sama sekali.
Bahkan ia juga tak melihat pangeran Dallas, bukan tak melihat sih. Hanya saja ia tak bisa mengenali wajah orang itu sekarang, karena sudah bertahun tahun tak terlihat.
Tak sadar karena terus melamun Alexia justru berhenti ketika kakinya malah mengajaknya mengarah ke halaman utama akademi yang gelap ini.
Ia jadi merasa bingung sendiri dengan instingnya yang mengajak dirinya kesini, lalu ia pun melangkah untuk kembali lagi ke aula, tapi baru beberapa langkah telinganya justru mendengar suara grasak grusuk.
Alexia pun menoleh, didalam kegelapan salah satu matanya bersinar sangat terang dengan warna birunya.
Dengan langkah ragu ia pun mendekati suara mencurigakan tersebut. Ternyata ini mengarah ke sebuah labirin yang memang ada dihalaman utama ini. Jadi kebayangkan sebarapa besarnya halaman utama?
Suara ringisan tertahan kini terdengar ditelinganya, tanpa ragu lagi ia pun berlari memasuki labirin. Ia terus mengikuti instingnya. Hingga ia berhenti ketika matanya menatap pria yang sudah terlentang dengan seekor serigala hitam yang berada tepat diatas badan pria tersebut.
Entah datang darimana keberaniannya, Alexia langsung menghampiri pria yang terlentang tersebut itu. Dan dengan bodohnya ia mendorong badan serigala hitam yang berada tepat diatas pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Princess [SUDAH TERBIT]
Fantasy[PART TIDAK LENGKAP/DIHAPUS SEBAGIAN] [] [Fantasi] --- Kembali diberikan kesempatan kedua? Hah Alexandra sangat senang akan hal itu tapi masalahnya kenapa harus ditubuh antagonis yang ia benci sih? Sialan. Entah harus merasa beruntung atau sial, tap...